SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA


Jumat, 29 April 2011

[HOT] Mangkok Cina Kuno Patahkan Teori Darwin !!!!

Kepingan-kepingan tembikar yang baru-baru ini ditemukan oleh para pakar ilmu purbakala di Gua Yuchanyan di Cina telah sekali lagi merobohkan pemikiran evolusionis mengenai sejarah. Menurut sebuah laporan di BBC News, usia pecahan-pecahan tersebut yang telah ditentukan dengan menggunakan 40 macam teknik Karbon-14 yang berbeda berkisar antara 17.500 dan 18.300 tahun. Keberadaan periuk setua itu merupakan sebuah kekalahan penuh, dalam istilah evolusinis, karena mereka menyatakan bahwa manusia memulai kehidupan beradab dan menetap pada masa yang mereka sebut sebagai Zaman Batu.

Evolusonis menyatakan bahwa manusia pertama adalah makhluk setengah-kera yang bentuk tubuh dan kemampuan akalnya berkembang seiring dengan perjalanan waktu, bahwa mereka mendapatkan keterampilan baru, dan bahwa peradaban berevolusi disebabkan oleh hal tersebut.

Menurut pernyataan ini, yang didasarkan pada ketiadaan bukti ilmiah apa pun, nenek moyang purba kita yang diduga ada itu menjalani hidup sebagai binatang, lalu menjadi beradab hanya setelah mereka menjadi manusia, dan menunjukkan kemajuan budaya seiring dengan bertambah majunya kemampuan akal mereka.

Gambar-gambar khayalan dari apa yang disebut sebagai Manusia purba, dengan tubuh yang seluruhnya tertutupi bulu binatang, atau sedang membuat api sembari jongkok di bawah kulit binatang, tengah berjalan di sepanjang tepi wilayah perairan sembari memanggul hewan yang baru saja dibunuh, atau sedang berusaha berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan gerakan isyarat dan bersungut-sungut, adalah gambar rekayasa yang dilandaskan pada pernyataan tidak ilmiah ini.

Namun, temuan-temuan purbakala yang dihasilkan hingga kini dari Zaman Batu, di mana evolusionis menyatakan bahwa “manusia waktu itu baru saja belajar berbicara”, menunjukkan bahwa manusia di masa itu sudah menjalani hidup berkeluarga, melakukan bedah otak dan memahami seni lukis dan musik.

Oleh karena serpihan periuk berusia sekitar 18.000 tahun yang ditemukan di Gua Yuchanyan di Cina juga menampakkan tanda-tanda kehidupan yang berperadaban, maka ini pun membantah “urutan zaman-zaman sejarah” karangan evolusonis. Kepingan-kepingan mangkuk ini, yang usianya ditetapkan antara 17.500 dan 18.300 tahun, adalah sisa-sisa peninggalan tembikar tertua yang pernah ditemukan. Menurut pernyataan evolusionis, manusia semestinya belum menjalani hidup menetap di masa yang disebut sebagai Zaman Batu, dan mestinya hidup di gua-gua sebagai pemburu purba yang menggunakan perkakas yang terbuat dari batu.

Namun temuan-temuan purbakala secara ilmiah membuktikan justru sebaliknya. Pecahan-pecahan barang yang terbuat dari tanah liat yang ditemukan di Gua Yuchanyan itu secara telak menyingkap ketidakabsahan pernyataan evolusonis, yang sejatinya tidak lebih dari khayalan.

Biji-bijian padi juga ditemukan di gua yang sama di tahun 2005. Secara keseluruhan, temuan-temuan ini menunjukkan bahwa manusia yang hidup 18.000 tahun lalu telah bertani dan hidup berperadaban sebagaimana yang dilakukan manusia masa kini.

Kemajuan dan temuan seperti ini yang terjadi di cabang-cabang ilmu pengetahuan seperti arkeologi dan antropologi menyingkapkan bahwa “gagasan evolusi budaya dan masyarakat manusia” adalah sesuatu yang palsu. Temuan yang dihasilkan selama penggalian-penggalian purbakala dengan jelas menampakkan bahwa sejarah ditafsirkan oleh para ilmuwan Darwinis berdasarkan prasangka ideologi materialis. Dongeng “Zaman Batu” tidaklah lebih dari upaya kalangan materialis dalam rangka menampilkan manusia sebagai sebuah makhluk hidup yang berevolusi dari binatang yang tidak berakal dan memaksakan dongeng yang mereka yakini ini pada ilmu pengetahuan.

Kamis, 28 April 2011

MEDITASI UNTUK KESEHATAN JIWA DAN JESMANI

Ajaran meditasi "Kesadaran Sejati" berawal dari Dewi Yauw-Ce Cin Mu, dan selanjutnya diturunkan secara lisan dari Guru ke murid selama beratus-ratus tahun. Tetapi para pembina harus dapat memahami bahwa Ajaran meditasi ini hanya sebagai alat bantu yang hanya menunjukan arah jalan Pencapaian Agung.

Ajaran meditasi ini tidak dapat memberikan Pencapaian Agung kepada anda.
Anda sendiri yang harus mencapainya.

Ajaran meditasi ini, jika dipelajari tanpa dibina.
Hanya akan menjadi ilusi dan khayalan Pencapaian Agung yang semu.

Jangan melekat dan terikat pada Ajaran Meditasi ini,
tetapi pahami dan bina Ajaran Meditasi ini.

Bila intisari Ajaran Meditasi ini telah terungkap.
Lepaskan dan tinggalkan Ajaran Meditasi ini,
maka pencapaian yang sebenarnya akan terungkap.
Pada awalnya Kesadaran Adalah Tunggal.

Kemudian timbul tiga Pikiran.

Tiga Pikiran menutupi Kesadaran.

Dengan Membina Meditasi Kesadaran,

Tiga Pikiran melebur dengan Satu Kesadaran.

Inilah Pencapaian Tunggal para Mahluk Suci. 

Tiga Kemelekatan Pikiran yang ada di dalam diri manusia adalah:

Pikiran masa lampau,

Pikiran masa sekarang,

Pikiran yang akan datang.

Dengan membina meditasi Kesadaran, maka ketiga kemelekatan pikiran ini akan dapat kembali lagi kedalam satu kesatuan tunggal dengan Kesadaran.

Sehingga Kesadaran akan selalu terjernihkan, dan terbebaskan dari segala kemelekatan gambaran ketiga pikiran ini.

Dampak dari pembinaan meditasi yang salah, akan menyebabkan kendala pernafasan yang dapat berakibat terganggunya pemasukan oksigen ke dalam otak. Selain itu adapula gangguan alamiah dari unsur luar lain, sehingga para pembina akan seperti merasakan dan mengalami respon supernatural akan adanya energi dari alam lainnya yang tidak berwujud.

Bagi mereka yang baru menjalankan tahap awal pembinaan meditasi. Harus lebih waspada, karena walau diri telah merasakan akan respon supernatural dari energi alam lain. Timbulnya perasaan ini sebenarnya bukan disebabkan dari unsur luar, melainkan dari kurangnya oksigen ke dalam otak. Alamiah keadaan ini, sama persis akan di alami oleh para pendaki gunung tinggi. Sehingga harus dipahami, perasaan yang timbul akan keberadaan mahluk lain atau respon supernatural lainnya, sebenarya berasal dari gangguan otak yang kekurangan oksigen.

Bagi mereka yang benar-benar mulai merasakan dan mengalami respon supernatural, harus lebih berhati-hati. Walaupun keadaan ini merupakan suatu tanda akan kemajuan pembinaan meditasi anda, dengan semakin memahami alamiah dari keadaan supernatural. Tetapi para pembina harus selalu waspada terhadap timbulnya keterikatan akan hasil yang telah dicapai. Dimana keterikatan untuk selalu mendapatkan respon dari berbagai alam tak berwujud ini, justru akan menjadi halangan yang sangat besar.

Saya banyak menjumpai para pembina meditasi yang secara tidak sadar telah terperdaya oleh berbagai alamiah respon supernatural tersebut. Akhirnya mereka terjerat bermeditasi hanya untuk mencari berbagai macam kekuatan supernatural dan ilmu-ilmu gaib saja, dan mereka telah lupa dengan motivasi meditasi yang sebenarnya.

Janganlah kita meyimpang dari motivasi dan tujuan yang sebenarnya, hanya karena dibujuk dan diperdaya dengan adanya kekuatan supernatural yang mulai dirasakan. Pahamilah bahwa segala macam kekuatan supernatural tersebut juga tidak abadi, dan bukan pencapaian motivasi meditasi yang sesungguhnya.

Bilamana kita terus menyadari pentingnya melakukan meditasi untuk membina kesadaran sejati hingga mencapai Kesempurnaan Agung Sejati. Maka kesadaran sejati kita tidak akan dapat terikat atau terperdaya hanya karena adanya respon supernatural saja.

Pahamilah bahwa semua fenomena supernatual yang timbul, adalah bagian awal dari alamiah keadaan dalam pembinaan meditasi. Pahamilah bahwa pembinaan meditasi hanya sebagai alat untuk menghayati dan memahami alamiah kesadaran sejati yang sesungguhnya. Sehingga pembinaan meditasi bukan hanya sebatas untuk mendapatkan dan mencari-cari kekuatan supernatural dan ilmu-ilmu gaib saja.

Respon dan kekuatan supernatural yang ada dalam pembinaan meditasi hanya sebagai bunga-bunga penghibur dalam meditasi. Dimana timbulnya respon dan kekuatan supernatural dalam meditasi adalah hal yang wajar. Keadaan ini disebabkan karena secara tidak langsung pembinaan meditas juga akan mengarah pada pembinaan Roh Sejati.

Kadang dalam pembinaan meditasi selain membina kesadaran dari segala kemelekatan gambaran pikiran. Secara tidak langsung juga dapat membantu pembinaan roh sejati. Dimana pembinaan meditasi merupakan salah satu dasar pembinaan Roh Sejati yang bersifat PASIF (Im/tanpa gerak).

Para mahluk yang juga membina ajaran Pembinaan Roh Sejati dari Bunda Mulia, tentu akan lebih mudah untuk mengatasi kemelekatan dan keterikatan akan respon dan kekuatan supernatural yang timbul dari pembinaan Roh Sejati. Hanya dengan membina ajaran Roh Sejati, maka segala pengalaman dan kekuatan supernatural yang timbul dalam proses pembinaan kehidupan spiritual dapat di pahami kebenaran yang sesungguhnya.

Untuk mengatasi mata yang buram sehabis meditasi, maka kita harus berusaha membuat mata kita se-rileks mungkin. Walau bermeditasi dengan menutup atau membuka mata,

* Siapkan air bersih semangkok, dan handuk bersih.

Tahap I: Mengendurkan otot mata

Buka mata anda lebar-lebar, dan tahan selama 5-10 detik.

Tutup mata kencang-kencang, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke atas, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke bawah, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke kanan, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke kiri, dan tahan selama 5-10 detik.

Putar bola mata searah jarum jam sebanyak 3x.

Putar bola mata kebalikan arah jarum jam sebanyak 3x.

Lakukan Tahap I ini sedikitnya 3 kali. Kemudian lanjutkan dengan Tahap II:
Bagi yang membina meditasi dengan mata setengah terbuka, lanjut ke Tahap II-A.
Bagi yang membina meditasi dengan mata tertutup, lanjut ke Tahap II-B.

Tahap II-A: Bagi pembina meditasi dengan mata setengah terbuka.

Rentangkan tangan kedepan, dengan jari menunjuk ke atas.

Mata lihat ke-jari-jari tangan sekitar 15 detik.

Turunkan kelopak mata bagian atas perlahan-lahan sekali, dan biji mata ikut turun dengan perlahan-lahan sekali mengikuti kelopak mata yang mulai mengecil. Bila telah merasakan kelopak mata menjadi ringan dan tanpa tekanan tenaga. Lalu biarkan posisi kelopak mata di posisi ini, se-rileksnya.

(Sebagai pedoman bagi pemula, biasanya anda akan merasakannya diposisi ketika tidak dapat lagi melihat jari-jari tangan didepan, tetapi masih bisa melihat bayangan siku dan lengan tangan.)

Rasakan mata dan kelopak mata se-rileks mungkin, kemudian turunkan tangan, sesuai dengan posisi meditasi anda. Pertahankan keadaan ini, dimana mata antara tutup dan buka, dan atur nafas perlahan-lahan.



Tahap II-B: Bagi pembina meditasi dengan mata tertutup.

Rentangkan tangan kedepan, dengan jari menunjuk ke atas.

Mata lihat ke-jari-jari tangan selama 10 detik.

Turunkan kelopak mata bagian atas perlahan-lahan sekali, dan biji mata ikut turun dengan perlahan sekali mengikuti kelopak mata yang mulai mengecil. Ketika kelopak mata atas mulai terasa menyentuh kelompak mata bawah, rasakan penyentuhan ini seperti kita sedang menaruh kelopak mata atas di bagian atas kelopak mata bawah.

(Sebagai pedoman bagi pemula, kita tidak merasakan kedua kelopak mata kita yang menyatu. Tetapi kita hanya merasakan bulu mata kita yang menyatu atau lebih baik lagi bila kita tidak merasakan tekanan apapun.)

Rasakan keadaan mata dan kelopak mata se-rileks mungkin, kemudian turunkan tangan, sesuai dengan posisi meditasi anda. Pertahankan keadaan ini, dimana mata antara tutup dan buka, dan atur nafas perlahan-lahan.



Tahap III: Meditasi dan penyelesaian.

Lakukan cara meditasi yang di jalankan.

Setelah selesai meditasi, lakukan Tahap I sekali lagi.

Kemudian basahkan handuk dengan air, dan usapkan pada wajah dan kedua mata.

Walau pengalaman saya yang masih singkat ini, saya ingin membantu para pembina meditasi semaksimal mungkin. Dimana saya melihat cukup banyak manusia yang benar-benar menjalankan pembinaan meditasi, semoga pengalaman saya dapat bermanfaat.

Saya juga mengingatkan kepada para pembina meditasi yang belajar sendiri, sebaiknya dibantu oleh seorang pembimbing meditasi. Sehingga hal-hal efek dan kekurang sempurnaan dapat diatasi dan diperkecil akibatnya, dan pencapaiannya dapat lebih pesat lagi

Kadang bilamana kita sedang bermeditasi, timbul suatu gairah sex. Janganlah hal ini dianggap sebagai gangguan mahluk lain yang sedang mencoba kita. Hal ini juga merupakan keadaan yang normal dalam tahap awal pembinaanmeditasi.

Gariah Sex ini pada umumnya lebih timbul, bagi mereka yang bermeditasi dengan memfokus atau menggunakan bagian tubuhnya, contohnya fokus pada pernafasan, keluar-masuk nafas, ujung hidung, denyut nadi, denyut jantung, denyut mata, suara, dengungan di telinga, cakra di perut, cakra lainnya, dsb.

Pada pembinaan meditasi yang menggunakan bagian tubuhnya, secara alamiah akan merasakan dan membangkitkan getaran yang ada pada cakra-cakra di tubuhnya. Sehingga dampaknya, dapat lebih membangkitkan sumber panas dan getaran tubuh yang berada sejengkal dibawah puser (Cakra perut - Tan Tien).

Panas dan getaran yang timbul di daerah cakra puser, secara alamiah akan lebih membangkitkan gairah sex yang berlebihan. Sehingga mereka yang telah dapat mengaktifkan cakra pusernya, akan merasakan adanya gariah sex yang lebih kuat lagi. Kadang dalam bermeditasi, gairah sex ini timbul secara mendadak. Tetapi bagi mereka yang dapat mengendalikan gairah sex yang timbul ini dengan baik, maka gairah sex yang timbul akan tenggelam dengan sendirinya. Inipun terjadi secara alamiah, dimana getaran dan panas yang pada awalnya terpusat di cakra puser, akhirnya telah dapat dikendalikan keatas untuk membangkitkan cakra-cakra lainnya.

Saya menyarankan kiranya mereka yang melatih meditasi demikian untuk berhati-hati mengatasi gairah sex yang timbul. Pahamilah bahwa gairah sex yang timbul secara berlebihan, adalah alamiah. Dan kendala ini harus dapat diatasi, agar tidak terjerat atau melekat padanya.

Mereka yang sulit menguasai gairah sex yang timbul ini, kiranya dapat mencari alternatif lain seperti menggunakan fokus rupang Budha maupun gambar Bodhisatva. Sehingga fokus meditasi dapat dialihkan pada faktor luar, seperti pada faktor cinta-kasih bodhisatva.


Banyak para guru dan master yang pada awalnya menekankan pada meditasi yang memperhatikan keluar masuknya udara, dan ada pula yang mengajarkan cara mengatur irama nafas yang masuk maupun yang keluar. Berbagai macam teknik dan cara meditasi dengan menfokus pada pernafasan telah banyak diajarkan oleh para guru meditasi.

Saya juga mengakui kebenarannya bahwa mereka yang dapat menguasai pernafasannya tentu dapat lebih mudah menguasai emosinya dan pikirannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan nyata didalam kehidupan sehari-hari. Dimana mereka yang emosi amarahnya sedang meluap-luap, tanpa disadari nafas mereka akan semakin kuat dan cepat dari normalnya dan denyut jantungnya semakin cepat. Lihatlah mereka yang sehabis marah besar, pasti akan merasa capai sekali.

Banyak pula yang menjalankan pembinaan meditasi dengan menggunakan pernafasan. Baik dengan cara memperhatikan keluar-masuknya udara, memperlambat pernafasan, memperhalus pernafasan, mengucapan sylabel atau mantra dengan nada panjang, dsb. Begitu banyak macam meditasi yang menggunakan teknik pernafasan, tetapi masih banyak pembina yang merasakan kesulitan dalam pembinaan meditasi pernafasan.

Salah satu masalah terbesar bagi mereka yang menjalankan meditasi dengan teknik pernafasan, mereka merasa kesulitan untuk mengikuti irama nafas secara alamiah. Bagi mereka yang masih mengalami hambatan ini, walaupun telah lama membina meditasi. Saya sarankan untuk meminta petunjuk langsung pada guru meditasi masing-masing.

Bila kendala pernafasan ini berkelanjutan terlalu lama, akhirnya akan berdampak kurang baik bagi kesehatan. Dimana perubahan nafas yang tidak teratur akan dapat mengacaukan arus energi chi didalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit terutama sakit kepala, sesak nafas, hingga dampak yang lebih parah lagi seperti penyakit jantung dan darah tinggi.

Mereka yang mulai merasakan sakit kepada setelah bermeditasi sebaiknya juga berkonsultasi ke dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari perubahan nafas yang salah. Jangan sampai irama pernafasan kita terganggu terlalu lama, sehingga oksigen tidak lagi mencukupi hingga ke otak.
Pada tahap awal meditasi, banyak yang mulai merasakan adanya perasaan dan penglihatan yang tidak diketahui penyebabnya dan juga tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat. Ada yang mulai merasakan kehadiran mahluk lain walau tidak terlihat. Ada yang merasa seperti melihat berbagai kilatan cahaya. Ada yang merasa melihat sesuatu, dan kadang merasa melihat mahluk alam lain.

Sebagian besar sumber penyebab timbulnya perasaan dan penglihatan yang demikian adalah keadaan alamiah tubuh kita yang belum terbiasa, atau karena adanya ganguan pernafasan dan peredaran darah. Dimana berbagai gambaran penglihatan dan perasaan yang timbul sebenarnya berasal dari perubahan arus hawa Chi (arus Im-Yang) di dalam tubuh kita sendiri.

Pada pembinaan meditasi, kadang kita secara sadar atau tidak telah merubah irama pernafasan, sehingga hal ini akan mempengaruhi jumlah oksigen yang terserap dan mempengaruhi arus peredaran enegi Chi di dalam tubuh. Bila pernafasan tidak lagi teratur secara alamiah, maka jumlah oksigen didalam darah akan berkurang. Hal ini dapat menimbulkan penglihatan dan perasaan tersebut.

Bagaikan seseorang yang menaiki puncak gunung yang tinggi. Ketika oksigen di puncak gunung jauh berkurang, biasanya mereka mulai merasakan seperti ada mahluk lain disekitarnya walau tidak tampak. Bahkan bila oksigen semakin sedikit, mereka mulai merasakan penglihatan-penglihatan yang lebih aneh lagi. Bagi mereka yang tidak memahaminya, akan tetap mengatakan bahwa apa yang mereka rasakan dan lihat adalah nyata. Saya dapat katakan bahwa hal ini ada benarnya juga, karena memang otak mereka benar-benar menterjemahkan secara nyata.

Kejadian ini adalah kejadian alamiah, dan hal ini yang dapat menjelaskan keadaan seseorang disaat menjelang kematiannya. Jangan heran bila mereka yang hampir meninggal akan merasakan adanya saudara atau teman mereka yang telah almarhum datang mengunjungi mereka. dapat melihat adanya mahluk lain disekitarnya. Semua ini disebabkan oleh otak mereka yang telah berkurang mendapatkan oksigen dan akhirnya menterjemahkan keadaan yang demikian.

Timbulnya perubahan hawa dan nafas yang drastis disaat bermeditasi, dapat mempengaruhi gelombang otak dan syaraf mata kita. Penglihatan seperti ini akan banyak dialami pada tahap awal meditasi. Saya juga mengingatkan bahwa segala cara untuk menghilangkan timbulnya gambaran dalam tahap awal meditasi akan sia-sia, gambaran ini akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan semakin seringnya membina meditasi.

Yang terpenting, jangan kita terbawa dengan perasaan dan penglihatan yang bersumber dari keadaan otak kita. Semakin kita terbawa dengan keadaan ini, maka semakin kuat kemelekatan kita akan hal-hal yang demikian. Sehingga semakin sulit untuk mencapai pembinaan meditasi yang baik dan benar.

Bila kendala ini terus berlangsung, carilah seorang guru meditasi yang telah berpengalaman. Dengan bimbingan guru secara langsung, anda dapat memperbaiki pembinaan meditasi dengan lebih baik dan sempurna. Setelah dapat bermeditasi dengan baik, maka anda akan dapat kembali bernafas secara alamiah tanpa merasa adanya paksaan irama nafas atau gangguan lainnya.

Para umat yang melakukan latihan meditasi,
diharuskan untuk selalu menjaga kesadarannya jernih.

Para umat yang menjalankan meditasi tanpa menjaga kejernihan kesadaran,
bagaikan menuang air didalam gelas yang telah penuh.
Akhirnya berkah dan pencapaian yang ada akan tumpah kembali. 

Meditasi Dharma Mulia merupakan pembinaan spiritual yang bermanfaat bagi seluruh mahluk. Dimana tujuan dari pembinaan meditasi Dharma Mulia ini adalah membina para mahluk spiritual untuk menyadari jati diri kesadaran yang sebenarnya, dari segala gambaran pikiran yang selalu memperdaya.

Dasar pembinaan meditasi Dharma Mulia ini untuk menyadari bahwa manusia bukan hanya sebatas daging dan kulit saja, dan manusia juga bukan hanya sebatas ucapan, perbuatan, dan pikiran saja. Dimana pada umumnya para mahluk menganggap dirinya hanya sebatas tubuh, perasaan, emosi, keinginan, pikiran, dan gambaran-gambaran pikirannya.

Setiap tahap pembinaan meditai Dharma Mulia akan menuntun para pembina untuk kembali pada kesadaran awal yang sebenarnya. Di tahap awal dasar pembinaan meditasi Dharma Mulia, para umat mulai menyadari timbul dan lenyap segala emosi dan gambaran pikiran. Sehingga secara perlahan-lahan Kesadaran akan mulai terlepas dari segala ikatan dan kemelekatan gambaran pikiran. Selanjutnya, Kesadaran akan terjernihkan karena tidak lagi diperdaya oleh gambaran pikiran yang sebelumnya selalu timbul dan memperdayanya.

Pencapaian kejernihan Kesadaran ini merupakan pencapaian jati diri yang murni, dan para pembina akan lebih memahami KEBENARAN yang sesungguhnya. Pencapaian ini yang dinamakan KEBIJAKSANAAN TINGGI, dimana mereka telah dapat membedakan segala dualisme dan ketidak tahuan yang selama ini mempedayanya.

Mereka tidak lagi dapat diperdaya dan diperbudak oleh segala keinginan dan emosi yang bersumber awal dari gambaran pikiran yang selalu timbul. Dengan pencapain Kesadaran jernih ini, mereka akan menjadi lebih sabar, tenang, bahagia, bijaksana dan welas asih. Inilah proses awal lenyapnya penderitaan (Dukha) yang sebenarnya, dan jalan menuju Pencapaian Agung (Tao & Kebudhaan).


Meditasi menurut para spiritualisme adalah cara untuk membebaskan diri dari angan-angan dan bertemu dengan hati nurani yang berakhir dengan kedamaian batin. Walaupun meditasi pada masa kini berkembang menjadi salah satu seni untuk meningkatkan kesehatan jiwa dan tubuh, namun pada dasarnya meditas dalam kacamata spiritulisme bersifat religius. Yakni untuk bertemu dengan Tuhan melalui kedalam diri manusia.

Pada prinsipnya meditasi adalah kegiatan untuk memasuki alam bawah sadar kita. Pada saat kita menyelami pikiran bawah sadar kita mengalami proses peningkatan kesadaran. Semakin dalam menyelam melalui alpha, tetha, delta, dan seterusnya, kita akan bisa mencapai puncak kehidupan spiritual. Di situ kita bisa menemukan tujuan hidup kita yang sebenarnya.

Hasil penelitian membuktikan bahwa meditas dapat membantu seseorang untuk melepaskan diri dari tekanan stress. Serta meningkatkan daya tahan seseorang terhadap serangan penyakit bahkan juga kanker. Penganut agama Buddhisme Tibet percaya bahwa meditasi mampu menempatkan manusia selaras dengan energi-energi alam yang menguntungkan. Ketika melakukan meditasi untuk penyembuhan mereka yakin bahwa mereka menyentuh ke dalam energi-energi yang menyembuhkan tersebut. Orang Mesir kuno menyebutkan tenaga-tenaga yang kuat ini Ka, orang Cina tradisional menyebutkannya Chi dan orang India menyubutkam kekuatan ini prana.

Selain memberikan kesembuhan, menurut kaum spiritualisme, meditas mampu membawa manusia pada pencerahan batin. Membuat manusia lebih bijaksana karena ia bisa membebaskan diri dari hawa nafsu dan membawanya pada hati nurani. Dengan terbebasnya manusia dari hawa nafsu maka iapun kemudian merasakan kedamaian.

Adapun esensi meditasi adalah berakhirnya pikiran sadar (conscious mind) kemudian memasuki dimensi lain yang berada di alam bawah sadar (subconscious mind) dan supra kesadaran (supraconscious mind). Meditasi berarti keheningan (silence) – diam (stillness) – kesendirian (solitude).

Keheningan muncul apabila pikiran sadar kita telah berhenti sepenuhnya. Diam berarti berhentinya aktivitas fisik atau setidaknya irama aktivitas fisiologis yang lambat, sedangkan kesendirian berarti Anda harus melakukannya sendiri tanpa bantuan, tuntunan, atau kehadiran orang lain.

Berikut adalah tips untuk melakukan meditasi secara sederhana dan mudah:
1.Lakukan senam ringan (stretching) selama + 10 menit kemudian lakukan aktivitas pernapasan seperti yang telah dijelaskan pada edisi minggu lalu. Ini perlu dilakukan agar badan kita segar dan frekuensi gelombang kita mulai memasuki alpha.

2.Pindah ke dalam ruang khusus yang teduh dan sunyi, di mana kita tidak akan terganggu dengan suara televisi, telepon atau apa saja yang mengganggu kekhusyukan kita. Kita bisa menggunakan kaset atau CD lagu khusus untuk meditasi atau musik klasik barok untuk membangun suasana hening. Jika anda suka, dapat digunakan aroma wewangian (aroma therapy).

3.Posisi bisa duduk dengan telapak kaki sejajar lantai atau bersila tanpa menyilangkan kaki (untuk menghindari kesemutan). Pejamkan mata dan mulai melakukan visualisasi anda berada di sebuah tempat yang damai dan nyaman.

4.Lakukan meditasi sekitar 15-30 menit.

Meditasi juga dapat dilakukan sambil membacakan doa-doa yang berisikan ungkapan kebesaran Tuhan atau doa hapalan yang sering diucapkan.

a.Langkah awal adalah dengan Sikap duduk: bebas, yang penting punggung tegak untuk menciptakan rileks tapi sadar penuh. Pernapasan diusahakan tetap teratur.

b.Tutuplah mata Anda, kemudian tarik nafas dan kemudian buang secara perlahan-lahan. Dan kemudian perhatikan pernafaan Anda. Sambil Anda mengindahkan segala pikiran yang menganggu dalam pikiran Anda.

c.Lemaskan otot Anda. Bermula dengan kaki Anda dan meningkat sampai betis, paha, dan perut, lemaskan berbagai kelompok otot dalam tubuh Anda. Kendorkan kepala, leher, dan kedua bahu Anda dengan memutar secara perlahan-lahan kepala Anda dan angkat kedua bahu sedikit. Untuk lengan dan tangan Anda, rentangkan kemudian lemaskan, kemudian jatuhkan secara alami ke dalam pangkuan Anda

d.Kemudian bacalah doa yang telah Anda pilih dan ucapkan secara perlahan mengikuti irama pernafasan. Atau frasa yang sesuai keyakinan Anda seperti “ Tuhan adalah kekuatanku”, “ Aku percaya Tuhan yang Esa”, “ Kebahagiaan ada di dalam batin”, dsb.

e.Ulangi doa-doa tersebut hingga beberapa kali. Untuk waktu melakukan meditas tentu hal ini tergantu daya tahan Anda. Bahkan Anda tahan hingga lebih dari 2 jam. Hal ini bagi mereka yang telah terbiasa, meditasi bisa mendatangkan ketenangan mendalam sehingga banyak orang yang menjalankannya tidak menyadari sudah berapa waktu yang ia habiskan bermeditasi.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6168955&page=119

Empat Macam teman palsu:

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Empat Macam teman palsu:

Mereka yang mengajak berkawan untuk tujuan menipu (1), mereka yang hanya manis di mulut saja (2), mereka yang memuji-muji dan membujuk (3), mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran (4).

Empat macam orang-orang ini, bukanlah teman-teman sejati; mereka adalah teman-teman palsu, dan seorang janganlah bergaul dengan mereka.
(Digha Nikaya (Pali) jilid 3, hal 186)



Mereka yang mengajak kawan untuk tujuan menipu mempunyai empat ciri:

Mereka hanya memikirkan tentang apa yang akan mereka peroleh dalam persahabatan dengan kita.

Mereka memberi sedikit dan berpikir bagaimana untuk memperoleh banyak.

Apabila mereka berada di dalam bahaya, mereka akan melakukan hal-hal bagi kita (sehingga memperkokoh persahabatan dan saling melindungi).

Mereka bergaul dengan kita hanya karena mereka tahu bahwa pergaulan itu memberikan keuntungan kepada mereka.



Mereka yang hanya manis dimulut saja mempunyai empat ciri:

Mereka selalu membicarakan hal-hal yang telah lampau dan tidak berguna.

Mereka cenderung membicarakan hal-hal yang belum terjadi.

Mereka membantu mengerjakan hal-hal yang tidak berguna.

Apabila diminta untuk membantu, mereka selalu mengatakan tidak dapat membantu (dengan bermacam-macam alasan untuk menghindari).

Mereka yang memuji-muji dan membujuk, mempunyai empat ciri:

Jika kita berbuat jahat, mereka akan setuju dan membenarkannya.

Jika kita tidak berbuat baik, mereka akan setuju dan membenarkannya.

Di hadapan kita, mereka akan memuji-muji kita.

Di belakang kita, mereka akan mencel kita.



Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran, mempunyai empat ciri:

Mereka mengajak kita untuk minum-minuman yang memabukkan.

Mereka mengajak kita berkeliaran di malam hari.

Mereka membuat kita melekat untuk mengejar kesenangan-kesenangan.

Mereka membuat kita untuk menjadi seorang penjudi.



Empat macam teman sejati:

Seorang teman yang mampu membantu di dalam berbagai cara (1), seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik di dalam sukha maupun dukkha (2), seorang teman yang memperkenalkan kita pada hal-hal yang berguna (3), seorang teman yang memiliki perasaan persahabatan (4).

Empat macam orang-orang ini adalah teman-teman sejati, dan seorang seharusnya bergaul dengan mereka:
Digha Nikaya (Pali) jilid 3, hal. 187

Seorang teman yang mampu membantu di dalam berbagai cara, mempunyai empat ciri:

Ia melindungi seorang kawannya yang lengah.

Ia melindungin harta kekayaaan seorang kawan yang lengah.

Apabila ada bahaya ia dapat memberikan perlindungan.

Apabila ada suatu pekerjaan yang akan dilakukan, ia membantu dengan menawarkan lebih banyak bantuan daripada yang diminta.

Seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik di dalam sukha maupun dukkha, mempunyai empat ciri:

Ia membuka hal-hal rahasia mengenai dirinya kepada kawannya.

Ia menjaga rahasia kawannya, tidak membiarkan mereka bocor.

Ia tidak meninggalkan kawannya pada saat mengalami banyak kesukaran.

Ia mungkin bahkan mengorbankan hidupnya demi kawannya.



Seorang teman yang memperkenalkan kita pada hal-hal yang berguna, mempunyai empat ciri:

Ia mencegah kita untuk berbuat jahat.

Ia menganjurkan kita untuk berbuat hal-hal yang baik.

Ia memberitahukan kita kepada hal-hal yang belum pernah kita dengar sebelumnya.

Ia memberitahukan kepada kita metoda untuk mencapai alam-alam kebahagiaan.

Seorang teman yang memiliki perasaan persahabatan, mempunyai empat ciri:

Ia ikut merasakan dukkha, apabila kawannya menderita.

Ia ikut merasakan sukha, apabila kawannya berbahagia.

Ia menghadapi mereka yang mencela kawannya.

Ia membenarkan mereka yang memuji kawannya.



Dalam Mangala Sutta, Buddha bersabda:

Tak bergaul dengan orang jahat, bergaul dengan orang baik; menghormati yang patut dihormati; itulah Berkah Utama.
 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6168955&page=115  

makna melepas alas kaki

Di dalam pembinaan Spiritual, para umat diwajibkan untuk melepaskan alas kakinya sebelum memasuki tempat ibadah, altar suci, atau bertemu para Master. Kebiasaan melepas alas kaki, sebenarnya mengandung makna perlambangan spiritual yang sangat tinggi, tetapi sangat disayangkan makna spiritual ini tidak lagi banyak diketahui oleh para Master dan umat pembina spiritual di zaman sekarang.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengenakan alas kaki untuk melindungi kakinya dan menghindari kekotoran yang akan melekat. Sehingga alas kaki merupakan barang yang penuh dengan kekotoran, karena menjaga kaki kita untuk selalu bersih. Ketika para umat akan memasuki vihara, para umat di haruskan untuk melepaskan alas kakinya, juga untuk menjaga kebersihan tempat ibadah, dari kotoran yang melekat di alas kaki. Sehingga dengan memiliki tempat ibadah yang bersih, para umat dapat beribadah dan membina kehidupan spiritual lebih baik lagi.

Selain manfaat umum yang sangat baik ini, melepas alas kaki mempunyai makna spiritual yang lebih dalam lagi. Menanggalkan alas kaki di luar ruangan ibadah, merupakan perlambangan agar para umat dapat meninggalkan segala kekotoran dalam diri dari perbuatan, ucapan dan pikiran. Sehingga para umat harus mempunyai perbuatan, ucapan, dan pikiran yang bersih dan benar, sebelum memasuki tempat ibadah, yang memiliki sakralitas untuk beribadah atau bersujud kepada Yang Maha Suci dan para mahluk suci.

Dengan memahami pentingnya menanggalkan segala kekotoran yang ada baik di tubuh, perbuatan, ucapan, dan pikiran. Para umat harus dapat menjaga sakralitas tempat ibadah dengan sebenarnya. Janganlah kita hanya menanggalkan alas kaki yang terkotorkan oleh unsur dari luar seperti debu dan tanah saja; tetapi perbuatan, ucapan, dan pikiran kita masih diliputi oleh kekotoran oleh unsur dari dalam diri sendiri. Untuk itu, ketika menanggalkan alas kaki sebelum memasuki ruangan ibadah, kita harus memahami dan menyadari pentingnya untuk turut menanggalkan segala kekotoran tubuh, perbuatan, ucapan, dan pikiran yang masih melekat di dalam diri.

Jika para umat telah melepaskan segala kekotoran di luar ruang ibadah, maka para umat yang berada di dalam ruang ibadah tidak akan lagi berbuat, berkata, dan berpikir yang tidak baik. Sehingga berkelahi, mencuri, memburukan orang lain, menggosip, berkata kotor atau kasar, benci, iri-hati, marah, emosi, dsb; tidak lagi dapat melekat di dalam diri. Tetapi sangat disayangkan, dalam kenyataannya. Saya melihat sendiri para pengurus vihara yang melepas alas kakinya sebelum memasuki altar suci, tetapi lupa untuk melepaskan segala kekotoran lainnya. Mereka tidak lagi perduli, sehingga tetap mengotori perbuatan, ucapan, dan pikirannya, walau berada di dalam tempat ibadah atau di depan altar suci.

Saya banyak menyaksikan sendiri, para pengurus vihara yang justru di dalam vihara lebih banyak bergosip, lebih banyak memaki, lebih banyak memiliki rasa iri, lebih banyak ribut, dan lebih emosi dan terperdaya oleh pikiran-pikirannya. Para pengurus vihara ini tidak lagi memahami pentingnya menjaga sakralitas vihara, mereka tidak lagi menyadari telah mengakibatkan sakralitas vihara tersebut semakin berkurang. Semua dapat terjadi, karena para pengurus vihara tersebut, tidak lagi memahami makna spiritual dari melepas alas kaki yang sesungguhnya.

Walaupun sebenarnya, saya sangat berat untuk membuka rahasia ajaran yang sangat sederhana dari kebiasaan melepas alas kaki sebelum memasuki tempat ibadah. Maksud saya mengungkapkan ajaran ini, bukan untuk mencela para pengurus vihara yang demikian. Tetapi saya berusaha mengingatkan para pengurus vihara untuk dapat lebih memahami ajaran yang sangat sederhana dari tradisi yang sangat sederhana ini.

Saya mengatakan yang sebenarnya, karena didasarkan rasa ke-Mulia-an yang tanpa batas terhadap para mahluk, dan demi kebaikan seluruh mahluk. Dimana Bodhisattva Danau Biru banyak memberikan petunjuk kepada saya secara langsung, untuk selalu tabah dalam membina diri dan membimbing para mahluk. Dan juga atas pesan dari Wanita Berjubah Biru bahwa salah satu tugas saya dalam kehidupan ini, saya harus mengungkapkan dan meluruskan tradisi dan kebiasaan pembinaan spiritual sehari-hari yang telah kehilangan makna dan sakralitas spiritualnya.

Dengan mengungkap kembali tradisi dan kebiasaan sehari-hari spiritual para Master di masa lampau, yang telah kehilangan makna dan sakralitasnya. Saya siap untuk menerima segala ketidak senangan para pengurus dan umat yang merasa tersinggung atas kelancangan saya. Walaupun kuping mereka sekarang panas mendengar ajaran Dharma ini, tetapi saya tetap percaya bahwa setiap mahluk pada dasarnya memiliki kesadaran yang jernih dan hati nurani yang mulia. Saya sangat yakin, walau hari ini mereka tidak dapat menerima ajaran Dharma ini, tetapi dikemudian hari mereka pasti akan terbuka hati nuraninya.

Sebagai pelengkap, saya akan mengungkap satu ajaran rahasia dari melepas alas kaki sebelum memasuki altar suci. Ajaran ini saya dapatkan langsung dari Bodhisattva Danau Biru di Vihara Yauw Ce Cin Mu, di Hua-Lian pada tahun 1998.

Ketika bersujud, manusia berarti bersatu dengan Yang Maha Suci di Langit.
Disini terjadi hubungan spiritual antara Manusia dan Langit. (Jen-Thien).
Dengan melepas alas kaki, manusia dapat kontak langsung dengan unsur tanah.
Inilah yang dinamakan hubungan Manusia dan Bumi (Jen-Ti).

Maka melepas alas kaki ketika bersujud, akan membentuk satu kesatuan hubungan alamiah antara Langit-Manusia-Bumi (Thien-Jen-Ti) yang tidak terpisahkan.

Masih banyak makna-makna rahasia lainnya dari melepas alas kaki dan bersujud, yang tidak dapat saya sampaikan disaat secara umum. Hanya dengan izin dan kuasa dari Yang Maha Suci, saya akan memberitahukan kepada mereka yang berjodoh dilain kesempatan.

Semoga para umat dapat kembali memahami makna spiritual yang sebenarnya dari para Master di masa lampau, sehingga sakralitas spiritual akan dapat tetap terjaga dengan sebaik-baiknya. Pentingnya menjaga sakralitas di dalam tempat ibadah, sangat baik bagi pembinaan kehidupan spiritual seluruh mahluk.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6168955&page=110

" Om Muni Muni Maha Muni Sakyamuni Svaha "

" Om Muni Muni Maha Muni Sakyamuni Svaha "
atau:

" Tadyatha Om Muni Muni Maha Muniye Svaha "
keterangan:
Buddha Shakyamuni dikenal sebagai Budha yang terlahir di alam manusia dalam masa ini. Terlahir sebagai seorang pangeran dari suku Sakya, dengan nama Sidharta Gautama.

Terlahir sebagai pangeran Sidharta, yang dilahirkan oleh Permaisuri Mayadevi di tahun 623 sebelum masehi. Ayahnya bernama Raja Suddhodana dari kerajaan India kuno Kapilavastu.

Pada usia 29 tahun, pangeran Sidharta meninggalkan kerajaan dan keluarganya untuk mencari Kebenaran. Kemudian beliau mencapai penerangan (ke-Buddha-an) pada usia 35 tahun. Sejak itu beliau dinamakan Sang Buddha Gautama, dan mengajarkan ajaran Dharma selama 45 tahun.

Manfaat :
- Mantra penghancur Karma yang melekat dalam kehidupan sekarang dan masa lampau.
- Melepaskan segala keterikatan dan keperdayaan dari hukum sebab-akibat.
- Meningkatkan pintu kebijaksaan, agar dapat membina ajaran Dharma Sang Buddha dengan baik dan benar.
- Menghaturkan rasa terima kasih atas berputarnya Roda Dharma.

Pembayangan:
Tahap I: Bayangkan Sang Buddha di angkasa, tubuh Sang Buddha memancar sinar putih kemilau laksana matahari. Sinar ini menyinari seluruh penjuru alam dan tubuh kita. Seketika itu, seluruh penjuru alam dan tubuh kita menjadi bersih tanpa noda.

Tahap II: Kemudian tubuh Sang Buddha memancarkan 32 cahaya emas (seperti bentuk swastika) keseluruh penjuru alam dan tubuh kita. Seketika itu, seluruh penjuru alam dan tubuh kita menjadi emas.

Lalu baca mantra Sang Buddha, sebanyak 1x / 3x / 7x / 21x / 32x putaran mala.
kacangasinpusak is offline  

Senin, 25 April 2011

KARMA SUTRA ( HUKUM SEBAB AKIBAT)

SEBAB AKIBAT
*Berdana minyak lampu Dikaruniai mata indah dan terang
*Memuja Sang Budha dengan Bunga Memiliki wajah yang cantik.
*Tekun membaca doa Membuat cerdas dan Bijaksana
*Menyebarkan Dharma Memiliki istri cantik berbudi
*Menghias altar Sang Budha Sukses dalam perkawinan
*Membangun Vihara Mendapat jabatan tinggi
*Membangun jalan jalan dan jembatan Memiliki kendaraan Mewah
*Membangun sekolah Membuat sukses dan bahagia
*Memberi jubah pakaian Berpakaian Mewah
*Memberi makan orang miskin Membuat dia kaya
*Memberi beras Memiliki rumah mewah
*Menolong orang sebatang kara Memiliki orang tua yang baik
*Melepaskan burung dan kura kura Memiliki anak yang sukses
*Melepaskan Ikan Panjang Umur dan Bahagia
*Menolong orang sakit Sehat terus
*Meniup lilin altar Mulut menjdai cacat
*Mencaci orang tua Menjadi bisu dan tuli
*Memukul orang tua Membuat tangannya cacat
*Kurang perhatian dengan Dharma Menjadi tuli
*Memuja Sang Budha dengan daging Menderita penyakit kulit
*Berdagang dengan tidak jujur Menderita penyakit korengan
*Berburu dengan tali dan jala Mati tergantung
*Bermusuhan, benci dan dendam Mati di gigit binatang
*Abortus Tidak dapat melahirkan
*Menyiksa binatang Badanya korengan dan bisulan.
*Iri hati Kesepian, korengan dan bau busuk
* Sumpah palsu Mati di sambar petir/api
*Kikir Menjadi miskin
*Membunuh mahkluk hidup Berumur pendek
*Mencuri Kehilangan barang barangnya
*Berzinah Di musuhi lingkungannya
*Berdusta Mendapat tuduhan palsu
*Menipu dan mencelakakan orang Menjadi anjing/babi
*Tidak bayar hutang Menjadi kuda/kerbau
*Bergosip Ditinggalkan kawan kawannya
*Berkata kasar Menerima kata2 tidak menyenangkan
*Mengobrol kosong Tidak dapat berbicara jelas
*Berburu binatang Menjadi Yatim Piatu
*Merusak hutan/tanaman Tidak memiliki keturunan
*Memperkosa Hidup sensara dan kesepian
*Menghina suami Menjadi Janda
*Lupa Budi Menjadi budak/kuli
*Menyeleweng Hidupnya kesepian
*Menyesalkan Orang Membuat mata menjadi buta
*Menertawakan siswa Sang Budha Membuat punggungnya bengkok
*Menodong dan Merampas Berkaki cacat
*Berbuat kejam dan sadis Hidup lama di penjara
*Meracuni mahkluk hidup Mati keracunan
*Menfitnah dan mengadu domba Muntah darah
*Tidak setia dan Berkhianat Hidup sengsara dan menyedihkan
*Membuat orang mati kelaparan Dia mati kelaparan
*Menghina orang miskin Badannya cebol dan pendek


Yang tidak percaya kepada Karma akan terlahir di alam rendah.
Yang mengamalkanajaran Dharma ini, akan terlahir dalam sorga.
Yang mencetak sutta ini,Kehidupannya akan sukses dan di hormati.
Yang menyimpan sutta ini, akan terlindung dari malapetaka.
Yang mengkotbahkan ajaran Dharmma ini akan sukses dan cerdas.
Yang memperluas Sutta ini, akan menjadi maju dan kaya.
Yang membaca Sutta ini, akan di hormati dan di cintai banyak orang.
Jika karma tidak berakibat, mengapa Bikkhu Monggallana bertekad menolong ibunya dari penderitaan alam neraka?

DHAMMAPADA

SABDA-SABDA BUDHA GOTAMA

Di ketik ulang dari *Edisi Perdana Pustaka Karaniya, Oktober 1989*
Judul Asli : THE DHAMMAPADA
By Ven. Narada Mahathera
Penerjemah : Tirtasanti
Hak cipta terjemahan ini pada Penerbit Karaniya di lindungi Undang-Undang.
( Boleh di perbanyak tampa merubah isi)
Sabbâdanaṁ̇ Dhammaddnâaṁ Jinâti...”
(Dana kebenaran mengatasi segala pemberian)
-Dhammapada : 354
KATA PENGANTAR
Dhammapada adalah buku kumpulan sabda Buddha Gotama (563-483 SM). Sabda-sabda tersebut di duga di kumpulkan pada sekitar abad ketiga sebelum Masehi di India bagian utara, dan di tulis-ulang untuk pertama kalinya satu abad sebelum Masehi, di Srilanka. ‘Dhamma’ berarti aturan, hukum, keadilan, disiplin, dan kebenaran ; sedangkan ‘pada’ mempunyai arti jalan, langkah, jejak dan dasar.
Mengenai kitab suci yang satu ini almarhum Bhikkhu Kassapa Thera dari Srilanka pernah menyatakan sbb:
“ Jika saya harus memilih salah satu dari kitab-kitab Tipitaka, yang sangat bermanfaat bagiku, maka itu adalah Dhammapada.
Bagi saya, Dhammapada adalah sebuah buku tentang kebijaksanaan yang terbaik di dunia. Selama empat puluh tahun lebih, Dhammapada telah menjadi sahabat setiaku dalam menghadapi pelbagai cobaan dan penderitaan.”
Kitab suci ini telah di terjemahkan dari bahasa Pali ke dalam banyak bahasa di dunia dan yang sekarang ada di hadapan Anda adalah terjemahan dari sebuah edisi bahasa Inggris : The Dhammapada, hasil karya Bhikkhu Narada Maha Thera, dalam sebuah bunga rampai The Path of BUDDHISM terbitan Lanka Bauddha Mandalaya, Srilanka.
Seperti halnya tiap karya terjemahan, salinan-salinan Dhammapada yang terbesar di seluruh duniapun di warnai oleh perbedaan-perbedaan yang di sebabkan oleh tidak samanya perbendaharaan dan makna kosa kata tiap-tiap bahasa.
Sebagai contoh, sabda dari Buddha Gotama, “ Manopubbangama dhamma manosettha manomaya....” (Dhammapada :1) Di dalam edisi bahasa Inggrisnya, Bhikkhu Narada Maha Thera menerjemahkan ayat ini menjadi, “Mind is the fore-runner of (all evil) conditions. Mind is chief; and they are mind-made.” Di situ kata ‘dhamma’ di artikan sebagai ‘conditions’, yang oleh penerjemah-penerjemah Indonesia diambil begitu saja menjadi keadaan-keadaan’.
Padahal dalam buku yang sama, terdapat catatan kaki yang menerangkan bahwa, istilah ‘dhamma’ pada ayat itu mengandung makna ‘perbuatan’ (Kamma).
Selain itu, banyak di jumpai kata-kata Pali yang sukar di cari padanannya, baik dalam bahasa Inggeris maupun Indonesia. Misalnya kata ‘Moha’ dan ‘avijja’ yang kedua-duannya di terjemahkan sebagai ‘ignorance’ (inggeris) atau ‘kebodohan’
Harus di catat pula bahwa, sabda-sabda Buddha Gotama yang terangkum dalam kitab suci ini, sebagian besar di tujukan untuk para Bhikkhu dalam kondisi masa itu. Hal ini patut di perhatikan, baik oleh penerjemah maupun para pembaca, sehingga Dhammapada dapat benar-benar berfungsi sebagai sahabat setia dalam menghadapi hidup ini.
Akhirnya kami persembahkan Dhammapada kehadapan Anda, dengan mengutip pesan Ram Dass di dalam kata pengantar The Dhammapada – The Saying of The Buddha terjemahan Thomas Byrom (Vintage Books, New York, 1976):
Inilah sabda-sabda Buddha Gotama. Jika Anda mendengarnya bukan semata-mata melalui telinga, maka kata-kata agung ini akan menyadarkanmu dan Anda dapat merealisasikan benih-benih kebuddhaan yang ada dalam hatimu. Kata-kata Agung ini begitu suci, sehingga harus di terima dengan hati yang suci. Kata-kata agung ini begitu sederhana, sehingga harus di terima dengan hati yang sederhana.
Kata-kata agung ini mengalir dari hati yang agung, berisikan kebijaksanaan, bukan ilmu pengetahuan, sehingga harus di terima langsung oleh hati (yang haus akan Kebenaran dan Pembebasan), dan bukan oleh intelek.”
ISI
I. YAMAKA VAGGA (Syair-syair kembar) 1
II. APPAMADA VAGGA (Kesadaran) 9
III. CITTA VAGGA ( Pikiran) 15
IV. PUPHA VAGGA (Bunga-bunga) 21
V. BALA VAGGA (Orang-orang Dungu) 29
VI. PANDITA VAGGA (Orang Bijaksana) 35
VII. ARAHANTA VAGGA (Arahat) 41
VIII. SAHASSA VAGGA (Beribu-ribu) 47
IX. PAPA VAGGA (Kejahatan) 55
X. DANDA VAGGA (Hukuman) 61
XI. JARA VAGGA (Usia Tua) 67
XII. ATTA VAGGA (Diri Sendiri) 71
XIII. LOKA VAGGA (Dunia) 75
XIV. BUDDHA VAGGA (Buddha) 81
XV. SUKHA VAGGA ( Kebahagiaan) 87
XVI. PIYA VAGGA (Cinta-kasih) 93
XVII. KODHA VAGGA (Kemarahan) 97
XVIII.MALA VAGGA (Noda-noda) 103
XIX. DHAMMATTHA VAGGA (Orang Adil) 111
XX. MAGGA VAGGA ( Sang Jalan) 117
XXI. PAKINNAKA VAGGA (Bunga Rampai) 125
XXII. NIRAYA VAGGA (Neraka) 131
XXIII. NAGA VAGGA (Syair-syair Gajah) 137
XXIV. TANHA VAGGA ( Nafsu Keinginan) 143
XXV. BHIKKHU VAGGA ( Bhikkhu atau Pertapa)153
XXVI. BRAHMANA VAGGA ( Brahmana) 163


Senin, 18 April 2011

FENOMENA ANEH PATUNG BUDDHA BERGERAK SENDIRI (VIDEO)

Beberapa patung Budha di Pu Xian, Kuala Lumpur, Malaysia, belum lama ini terlihat bibir, dada dan tangannya bergerak, berkedip serta memancarkan cahaya. Fenomena aneh ini terjadi sekitar satu jam.

27 Februari, sekitar pukul 5-6 sore waktu setempat, setelah suatu acara pada pusa...t biara tersebut, lebih dari 100 anggota antri untuk bertemu kepala Biara Tong Chew. Pada saat itulah terlihat patung Budha yang berada dalam ruangan itu mulai bergerak, menurut laporan salah satu koran Mandarin, Guang Ming Daily.

Para saksi mengatakan kepada harian tersebut bahwa mereka untuk pertaman kalinya melihat bibir dan dada salah satu patung Budha itu bergerak, terlihat seolah bernapas. Beberapa saat kemudian patung-patung lainnya juga terlihat menggerakkan bibir, berkedip dan bahkan ada yang menggerakkan jari-jari mereka.

Banyak saksi merekam fenomena aneh ini dengan ponsel dan kamera mereka untuk diupload ke YouTube dan Facebook. Salah satu video menunjukkan adanya cahaya yang keluar dari simbol swastika di dada patung Budha itu beberapa kali. Ada pula video lain yang memperlihatkan munculnya cahaya biru di belakang patung Budha tersebut.

“Sebelum patung-patung itu menggerakkan bibinya, beberapa umat mengatakan bahwa mereka melihat seberkas sinar memasuki patung-patung tersebut hingga patung-patung itu bergerak seolah-olah hidup kembali,” ujar Yang Ping, salah satu umat Budha di Biara itu kepada Guang Ming Daily.

Chew, kepala pada biara tersebut mengklaim bahwa fenomena seperti ini telah terjadi beberapa kali, menurut Guang Ming Daily. Pada awalnya patung-patung ini hanya memancarkan cahaya, hingga kemudian mengeluarkan suara, ujarnya.

“Suara yang dikeluarkan dari patung-patung itu sangat keras dan harmonis, seolah berasal dari dimensi lain,” imbuhnya.

Chew juga mengatakan bahwa salah satu patung yang terletak di luar ruangan tersebut juga pernah terlihat melayang di atas tanah, namun karena patung itu memancarkan cahaya terang, maka tidak ada yang dapat dilihat pada rekaman video.

Bahkan yang lebih mankhjubkan lagi, beberapa orang yang hadir di pusat biara itu pada 27 Februari mengatakan bahwa mereka tidak melihat langsung patung-patung yang bergerak, namun dalam tayangan video yang mereka ambil, mereka dapat melihat patung-patung itu menggerakkan bibirnya. Ada pula yang mengatakan sebaliknya bahwa mereka dapat melihat patung itu bergerak secara langsung, namun dalam video mereka tidak terlihat apapun.

Beberapa orang mencoba menjelaskan bahwa patung itu bergerak akibat ilusi kolektif. Namun hingga kini belum ada yang mampu menjelaskan video yang menunjukkan patung-patung Budha itu bergerak. [Chen Mei Ing]

 
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19953.0

Jumat, 08 April 2011

10 Pahala Pelepasan Hewan (FANGSEN)

10 Pahala Pelepasan Satwa

Oleh : Mahabiksu Yinguang (Yin Guang Da Shi – 印光大師)
(Mahabiksu Yinguang adalah salah satu sesepuh Mahayana yang sangat terkenal akan ajaran Nya , Mahaguru Liansheng sering juga menulis tentang Beliau – profil akan dibahas di thread berbeda)
diterjemahkan Lianhua Shian
(一)Tiada petaka akibat senjata tajam dan peperangan.
(二)Berbagai kemujuran akan berkumpul.
(三)Panjang usia dan sehat。
Sutra Buddha mengatakan : seorang yang menjalankan sila tidak membunuh dan melakukan pelepasan satwa akan memperoleh dua macam pahala : 1. Panjang usia ; 2. Banyak rejeki dan tiada penyakit.
(四)Banyak anak dan harapan akan anak laki laki.
(五)Para Buddha bersuka cita.
(六)Para hewan akan mengenang jasa. (bibit jodoh baik masa mendatang.)
(七)Tiada petaka.
(八)Terlahir di surga, bagi yang menekuni metode Tanah Suci akan terlahir di Tanah Suci.
(九)Dewasa ini adalah masa masa petaka dalam dunia manusia, rokok, arak, mara kemelekatan cinta, semua mengikat para insan. Bila para insan mengerti saling membalas budi, berbagai kejahatan akan sirna, setiap saat akan tenteram.
(十)Dunia hewan ada kondisi kemajuan perlahan dari kehidupan rendah menuju tinggi, seperti halnya umat manusia yang semula liar berubah semakin berbudaya. Seperti yang dikatakan oleh para ahli, bahwa setiap makhluk hidup mengalami perubahan karena kondisi luar.
Bila tiap orang dapat menjaga sila dan melepas satwa, maka batin penuh kebajikan akan saling bertaut, turun temurun pada anak cucu, selamanya tenteram dan makmur.

Lima Rhupang Buddha tertinggi di dunia

1. Spring Temple Buddha

It is the tallest statue in the world and is located in the Zhaocun township of Lushan County, Henan, China. The statue depicts Vairocana Buddha and is 128 meters high with a weight of over 1000 tonnes. It is made out of bronze and gets its name from the nearby Tianrui hot springs.

 

2. Laykyun Setkyar

It is the second tallest statue in the world and is situated in Khatakan Taung village in Monywa, Sagaing Division, Myanmar. Monywa lies in the heart of the Chindwin Valley and 136 km northwest of Mandalay.


3. Ushiku Daibutsu
It is the third tallest statue in the world and is located in Ushiku, Ibaraki Prefecture, Japan. Ushiku Daibutsu is also called Ushiku Arcadia.
 The statue was completed in 1995 and it stands a total of 120 meters tall, including the 10m high base and 10m high lotus platform. The statue has a elevator inside it which takes the visitors up to 85m off the ground, where an observation floor is located. It depicts Amitabha



4. Guanyin Statue

It is also known by the name Guan Yin of the South Sea of Sanya and is the fourth highest statue in the world. The statue is located in the Nanshan Culture Tourism Zone on the south coast of China’s island province of Hainan. The Guanyin Statue of Hainan has a height of 108 meters.
The statue has three sides, one facing the island and the other two face the South China Sea. It took six years to build the statue and was enshrined on 24th April 2005 and the ceremony was attended by 108 eminent monks from various Buddhist groups in Taiwan, Hong Kong, Macao and Mainland China.
Also present in the ceremony were over tens of thousands of pilgrims and monk delegations from the Theravada and Vajrayana traditions.



5. Grand Buddha at Ling Shan
It is located at the south of the Longshan Mountain near Mashan town of Wuxi in Jiangsu Province of China. It is a famous tourist attraction along with the nearby historic Xiangfu Temple, a thousand-year old Buddhism temple.
The bronze statue was commissioned in 1996 and has a height of 88 meters.

http://padmakumara.wordpress.com

Selasa, 05 April 2011

Macam-Macam DOA dan Sembahyang dalam MAHAYANA

DOA (THIAM HIO) DI RUMAH

Tahap-tahap berdoa (thiam hio) di vihara, di rumah dan lain-lain, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong), kepada para Buddha/ Bodhisattva atau para Dewa:

1. Membersihkan diri, minimal mencuci tangan dan berkumur.
2. Menghadap altar yang di puja: wensin,
3. Nyalakan hio/ dupa.
4. Dengan tangan memegang hio/ dupa, berlutut/ berdiri di atas lutut,

Namaskara/ pai kui (3x):

♦ Namaskara/pai kui pertama:
Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlindung kepada Buddha/ Namo Buddhaya”.
♦ Namaskara/ pai kui kedua:
Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlindung kepada Dharma/ Namo Dharmaya”.

♦ Namaskara/ pai kui ketiga:
Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlndung kepada Sangha/ Namo Sanghaya”.

♦ Ditutup dengan mengucapkan:
“aku berlindung kepada Amitabha Buddha/
Namo Amitabha Buddhaya/ Namo Oh Mee Toh Fo”.

5. Mengundang kehadiran-Nya: dengan sujud kami mengundang kehadiran… (nama yang dimuliakan) untuk hadir disini (3x).

6. Memuliakan nama yang dipuja/ vandana
7. Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,
8. Doa pribadi,
9. Membangkitkan tekad
10. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.
11.Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai kui (3x)

Catatan :

1. Bila keadaan memungkinkan lebih baik sembahyang dengan menggunakan hio/ dupa (hio dipegang di tangan) dengan sikap berdiri di atas lutut. Jika tidak memungkinkan/ cukup hanya dengan berdiri di atas lutut tanpa memegang hio.

2. Dalam melaksanakan doa keinginan pribadi, lebih baik kita mempersembahkan lilin/ pelita, saat menyalakannya berdoa:

Kami persembahkan penerangan ini kepada Kwan She Im Po Sat dan para Dewa Pelindung Dharma yang penuh welas asih, terangilah perjalanan hidupku atau semoga………..(doa pribadi), di tutup dengan membaca “Om Vajra Aloke Ah Hum” (3x)
1 Doa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Setelah bernamaskara/ Pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

~1. Mengundang kehadiran-Nya: dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran……… (nama yang dimuliakan) untuk hadir di sini (3x).

~2. Memuliakan nama yang dipuja/ vandana: Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She ta Kung Te Thian(3x),

~3. Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,
a. Mantra ke sepuluh dari sepuluh Mantra Pendek 3x (SRIDEVI(SUDEVI) DHARANI/ SAN NI THIEN COU)

b. Mantra Tujuh Buddha Penghapus dosa untuk menghapus kesalahan yang tidak disengaja 7x/ 12x/ 49x. (SAPTA ATITABUDDHA KARASANIYA DHARANI/ CHI FO MIE CUI CEN YEN)

c.Trisarana:

Dalam Bahasa Sansekerta:
Namo Buddhaya,
Namo Dharmaya,
Namo Sanghaya,
Namo Amitabha Buddhaya. (3x) Svaha.
Dalam Bahasa Mandarin:

NA MO FU TO YEH,
NA MO TA MO YEH,
NA MO SENG CHIEH YEH,
NA MO OH MI TO FO (3X),sa po ho.

d.Bila perlu dapat ditambah dengan mantra:
· Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou 5x
· Prajnaparamita Hrdaya Sutra 1x (Po je po lo mi to hsin ching)
. Mantra Bodhisattva Tangan Seribu 12x/ 27x/ 49x/ 108x (mantra ke-4 dari Sepuluh Mantra Pendek: Mahacundi Dharani/ Cuen Thi Sen Cou) 
~4. Doa pribadi/ doa cinta kasih/ membangkitkan tekad, contoh:
Kupersembahkan dupa ini ke hadapan Hyang Tathagata/ Tuhan Yang Maha Esa (Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She ta Kung Te Thian),

Para Dewa Naga, Dewa Pelindung Dharma, Lindungilah perjalanan hidupku.
Makhluk-makhluk manapun juga yang hadir di sini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat: semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagiaan; semoga semuanya terbangkit sifat-sifat yang baik; dijauhi dari perasaan iri hati , benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, kejam, sombong dan malas; semoga semuanya hidup dalam cinta kasih dan kasih sayang, semoga semuanya hidup tentram dan damai. Semoga orang-orang yang berniat jahat dijauhi dari diriku.

Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya, aku bertekad menjadi manusia berguna, aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal, aku bertekad dengan segenap jiwa dan raga untuk terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

Aku memohon…………………….(doa pribadi).

~5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.




2 Doa Kepada Para Bodhisattva Mahasattva

Setelah bernamaskara / pai kui 3x, sambil memegang dupa/hio:

1.Dengan berdiri di atas tumpuan lutut, mengundang kehadiran-Nya: kami mengundang kehadiran………(Bodhisattva/ Mahasattva) untuk hadir di sini (3x).

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana (3x),
3. Baca mantra dan sutra atau berBuddha Smrti/Nian Fo.
4. Doa pribadi kepada para Bodhisattva mahasattva, contoh:

Saya memohon di hadapan –Mu, semoga………….(diulang 3x,5x,7x,10x). Atau: Para Bodhisattva Mahasattva tolonglah saya, agar dapat segera keluar dari kesusahan……

Untuk itu aku bertekad melakukan seribu kali kebaikan. Semoga tercapai hendaknya.

5. Setelah berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.
6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/Pai kui(3x)


3 Doa Kepada Panglima Langit Pelindung Dharma
@3.1. Pagi Hari: Doa kepada Wei To Phu Sa

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/hio:

1. Mengundang Wei To P’u Sa:
Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Pelindung Dharma dari Langit (Wei To P’u Sa ) 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:
Yang dimuliakan Dewa Pelindung Dharma dari Langit (Bodhisaatva Wei To / Namo Wei To Tien Chiang P’u Sa) 3x

3. Baca mantra dan sutra :
SRIDEVI (SUDEVI) DHARANI (Mantra ke-10 dari Sepuluh Mantra Pendek: SAN NI THIEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21x/ 49x/ 88x/ 108x.

4. Doa pribadi

5. Memuja /Gatha Pujian:
Panglima Langit Wei To, manifestasi dari Buddha (Wei To Tien Chiang, P’u Sa Hua Shen)
Janji setianya melindungi pelaksana Buddha Dharma (yung hu Fo Fa shih hung shen)
Memegang senjata menaklukan panglima iblis (Pao ch’u chen mo chun)
Jasa dan pahala-Nya luar biasa, dapat menjadi teladan bagi banyak orang (kung te nan lun, ch’i tao ch’un hsin)
Pelaksana Dharma Bodhisattva Mahasattva Mahaprajnaparamita (Na mo p’u yen p’u sa mo ho sa, mo ho po je po lo mi).

6. Membangkitkan 5 tekad:
Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Aku bertekad menjadi manusia berguna,
Aku bertekad tidak berbuat jahat dan tidak bodoh lagi,
Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,
Aku tertekad dengan segenap jiwa raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.


8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai kui (3x).
@3.2. Malam hari: Doa kepada Para Kalama Bodhisattva
(Delapan Belas Pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa)

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang Para Kalama Bodhisattva (Delapan Belas pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa)
Sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Para Kalama Bodhisattva( Delapan Belas Pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa) 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:
Yang dimuliakan Para Kalama Bodhisattva (Delapan Belas Pelindung Dharma/ Na mo Chie Lan Sen Cung Phu Sa) 3x

3. Baca mantra dan sutra:
♦ Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou)
♦ Prajnaparamita Hrdaya Sutra (Po je po lo mi to hsin ching)
♦ Mantra ke-9 dari sepuluh Mantra Pendek (SUKHAVATIVYUHA DHARANI/ WANG SEN CING THU SEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21x/ 49x/ 88x/ 108x.

4. Doa pribadi
5. Gatha Pujian:
Para Kalama Bodhisattva, Pelindung Dharma, Penjaga Vihara (Ch’ieh Lan chu che ho szu wei ling)
Berikrar mendukung pelaksana Buddha Dharma, mellindungi kerajaan Dharma (Ch’in ch’eng Fo ch’ih kung shu ch’eng, yung hu Fa wang ch’eng)
Menghancurkan penghalang yang ada, menciptakan tempat menjadi tentram dan damai (wei han wei p’ing, fan ch’a yung an ning).
Yang dimuliakan kumpulan para pelndung Dharma Bodhisattva Mahasattva Maha Prajnaparamita.( namo Hu Fa Tsang P’u Sa Mo Ho Sa, Mo ho po je po po mi).

6. Membangkitkan 5 tekad:
Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Aku bertekad menjadi manusia berguna,
Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi,
Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,
Aku bertekad dengan segenap hati dan jiwa dan raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa,berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah kehendaknya.
8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara / Pai Kui (3x). 
4 Doa kepada Dewa Empat Muka/ Si Mian Fo

SEJARAH
Jauh 5000 tahun yang lalu di India berkembang keyakinan/ kepercayaan bahwa di dunia ini ada Tiga Maha Raja Dewa yang menguasai dunia, yaitu:

♦ Dewa Brahma disebut juga Dewa Pencipta semua benda-benda langit dan bumi;
♦ Dewa Wisnu disebut juga Dewa Pemelihara semua benda-benda langit dan bumi;
♦ Dewa Syiwa di sebut juga Dewa Penghancur semua benda-benda langit dan bumi.

Agama Buddha berasal dari India, Hyang Buddha bersabda di dalam ayat kitab suci, bahwa ada Maha Raja Dewa yang disebut Brahmasaham Dipati (Da Fan Thian Wang/ Si Da Thian Wang), yang dapat melindungi, membantu, mendukung para pelaksana Dharma di semua penjuru dunia ini, yang disebut juga Dewa Pelindung Dharma.

Oleh karena itu, di India dibentuklah rupang Maha Raja Dewa Empat Muka (pakai kumis) dengan delapan tangan saktiNya, yang saat sekarang sedang popular, disebut Si Mian Foo. Si Mian Foo bukan berarti Buddha bermuka empat, melainkan berarti Raja Dewa Empat Muka, Orang suku Hakka/ Ke Ren menyebut dengan istilah Thian Shen.

URAIAN

Rupang Si Mian Foo dibuat bermuka empat, dengan pengertian Raja Dewa ini dapat :
♦ membantu umat yang sujud yang datang dari empat penjuru dunia, baik dari timur, selatan, barat, utara, agar tercapai keinginannya,
♦ menegakkkan keadilan,
♦ penuh cinta kasih, belas kasihan, empati dan ketenangan batin (metta, karuna, mudita, upeksha).


DELAPAN TANGANNYA MEMEGANG PUSAKA SAKTI
1. Kitab sakti, melambangkan kebijaksanaan yang sesungguhnya
2. Kulit keong Sakti, melambangkan pemberi keberuntungan
3. Aksamala/ Tasbeh Sakti/ Nian Cu, melambangkan tumimbal lahir ( perjalanan hidup manusia di dunia ini selalu berputar).
4. Pot Bunga Sakti, melambangkan air berkah
5. Tangan Mudra Sakti, melambangkan pemberi berkah
6. Tongkat Sakti, melambangkan keberhasilan/ kepemimpinan
7. Roda Terbang sakti, melambangkan dapat menghancurkan segala gangguan, baik rasa kesal, jengkel, gangguan orang jahat, gangguan iblis dan gangguan lingkungan dan lain-lain
8. Mustika Sakti, Melambangkan daya kemampuan dan kekuasaan.

MANFAAT BERDOA, MEMBERIKAN PERSEMBAHAN DAN BERSEMBAHYANG

Pada umumnya orang berdoa/ bersembahyang mempunyai tujuan untuk menambah keberuntungan dan kebijaksanaan. Hal ini tidak salah, bahkan sesuai dengan ayat kitab suci sembahyang, yaitu “PENUH KEYAKINAN DAN BERLINDUNG DI ALTAR MENAMBAH KEBERUNTUNGAN DAN KEBIJAKSANAAN YANG SESUNGGUHNYA (TAN XIN GUI YI ZHEN FU HUI)”.

Keyakinan tersebut tentu harus dilandasi dengan ajaran Buddha, yaitu semua yang terjadi dalam hidup ini bersumber dari perbuatan sendiri yang lalu maupun yang baru. Perbuatan baik menghasilkan keberuntungan, perbuatan jelek dan bodoh menghasilkan penderitaan.

Perbuatan baru (sebab) dapat menciptakan kondisi atau jodoh yang baru. Hasil/ buah karmanya akan diterima oleh kita sendiri. Oleh karena itu, wahai Anda yang bersembahyang kepada Si Mian FOO, bangkitkan tekad untuk tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, perbanyaklah perbuatan baik dan bajik, sucikan hati dan pikiran, maka Anda akan terbebas dari penderitaan, mendapat kesuksesan hidup dan keberuntungan hingga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

MANTRA

Mantra yang di baca dapat dipilih salah satu dari mantra di bawah ini:

1. MANTRA BODHISATTVA TANGAN DAN MATA SERIBU

♦ Dengan segenap hati kubersujud kepada Yang Maha Sempurna. Kepala kuletakkan di bawah kaki-Mu. Saat sekarang aku memulaikan kebesaran-Mu.
♦ - Semoga dengan penuh cinta kasih Engkau memberkatiku.
♦ - [Semoga dengan penuh cinta kasih Enggau memberkati……..
(nama yang dimohonkan berkat-Nya)].

Namo saptanam samyak-sambuddha kotinam. Tadyatha Om, Cale cule cundi.Svaha. (12x, 27x, 49x, 108x, atau sebanyak-banyaknya).

2. MANTRA DEWA SHI MIAN FOO

Om karabindunatam uppannam brohmasahapatinama atikappe su, a, kate pancapatunam tisva namobuddhaya vandanam. Siddhi kiccam Siddhi kammam siddhi kariya tadakato siddhi teco jayoniccam siddhi labho nirantaram sabbakammam prasiddhime sabbasiddhi bhavantu.

CARA BERDOA

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio memuliakan-Nya dan berdoa:

(dimulai dari yang menghadap ke luar dan seterusnya, berputar sesuai dengan arah jarum jam)
♦ Dewa Empat Muka yang penuh cinta kasih/ maitri; atau
♦ Dewa Empat Muka yang penuh karunia/ karuna; atau
♦ Dewa Empat Muka yang penuh perhatian dan simpati/ mudita; atau
♦ Dewa Empat Muka yang penuh keseimbangan dan ketentraman/ upeksha)

Berkatilah kami…………(doa pribadi).

♦ Dilanjutkan dengan membaca mantra ke-1 atau ke-2 tersebut di atas.
♦ Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x)

5 Doa Kepada Dewa Bumi

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x,sambil memegang dupa/ hio:


5.Mengundang Dewa Amurvabhumi

Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Amurvabhumi 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan (Vandana/ Shen Hao):
Dewa Amurvabhumi 3x yang dimuliakan 3x

3. Baca mantra dan sutra:
- Na mo san man tou, mu thuo nan, an to lu to lu ti bwe sa pho he. (3x, 12x, 27x, 49x)
- Baca mantra ke-3 dari sepuluh mantra pendek 3x, 12x, 27x, 49x

(GUNARATNASILA DHARANI/ KUNG TE PAU SAN SEN COU)
Semoga aku bisa menjadi manusia yang berguna.
Semoga aku menjadi penyebab orang lain memperoleh keberuntungan
Semoga semuanya menyadari keberuntungan berasal dari perbuatan sendiri yang baik.
Semoga semua makhluk bisa bersama-sama berjuang menuju pantai bahagia
Semoga semua makhluk bergembira, hidup tentram dan damai

4. Doa Pribadi:
Dewa Amurvabhumi yang dimuliakan, penguasa tanah dan pelindung di bumi ini, mari bersama-sama membina diri di jalan ke-Buddhaan dan berkatilah kami…..,

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.


6. Doa Kepada Satyabudi Dharmapala Bodhisattva/KwanTi Kong

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x,sambil memegang dupa/hio:
1. Mengundang kwan Ti Kong: dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Kwan Ti kong 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana: Namo Satyabudi Dharmapala Bodhisattvaya/ Na mo Cie Lan Shen Cung Kwan Ti Kong Pu Sa (3x)

3. Baca mantra dan sutra:

♦Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou
♦Prajnaparamita Hrdaya Sutra/ Xin Cing
♦Jvala Mahaugra Dharani/ Siau Cai Ci Siang Sen Cou 3x, 12x, 27x, 49x (mantra kedua dari Sepuluh Mantra Pendek)

4. Doa Pribadi: Kwan Ti Kong yang penuh kesetiaan dan berbudi bangkitkanlah kekuatan
Kami, agar kami bisa hidup penuh kesetiaan dan ingat budi, berkatilah kami……..

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah Hendaknya.

6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk bersama-sama memasuki pintu
Kesucian Dharma, 8 penderitaan dan 3 kondisi keadaan lenyap sudah dalam lautan janji

Oh Mee To Fo (1x), kemudian namaskara (3x).

7 Doa Kepada Dewa Rezeki/ Chai Shen Ye

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang Dewa Rejeki/ Chai shen Shen Cung Pu Sa
Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Rejeki/ Chai shen shen
Cung Pu Sa 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:
Dewa Rejeki yang dimuliakan/ Namo Chai Shen Shen Cung Pu Sa 3x.

3. Baca Mantra dan sutra:
♦ Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou
♦ Prajnaparamita Hrdaya Sutra ( Po Je Po Lo Mi To Hsin ching )
♦ Mahacundi Dharani 12x/ 27x/ 49x/ 108x (mantra Bodhisattva Tangan Seribu/ mantra
ke-4 dari sepuluh mantra pendek/ Chuen Thi Sen Cou).

4. Doa pribadi:
Dewa Rezeki/ Chai Shen Shen Cung Pu Sa yang membawa kemakmuran dan keberuntungan yang dimuliakan oleh para Dewa, dengan keyakinan ini keberuntungan dan kemakmuran beserta diriku. Semoga keberuntungan, kemakmuran datang dari semua penjuru, terbukalah pintu rejeki dalam perjalanan hidupku. Semoga……..

5. Membangkitkan tekad:
♦ Aku bertekad menjalankan kewajibanku dengan baik dan dengan senang hati, walaupun belum tentu menyenangkan. Kutahu ini merupakan bagian dari perjalanan nasibku.
♦ Aku bertekad menjadi manusia berguna, sekecil apapun kebaikan yang kulakukan, dapat menambah keberuntungan hidupku.
♦ Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, sekecil apapun kejahatan yang kulakukan, dapat menambah penderitaanku yang baru.
♦ Aku bertekad membahagiakan keluargaku, demi kebahagiannya.
♦ Aku bertekad dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati.

6.Doa cinta kasih (lihat lampiran)
7.Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.
8.Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x). 


3 Sepuluh Prasetya Besar dari Kwan She Im Po Sat

1. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat memahami semua Dharma

2. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya memperoleh mata kebijaksanaan

3. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat menyeberangkan semua makhluk

4. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya memperoleh Vailpulya (cara yang mudah) nan bijaksana

5. Namo Maha karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya berlayar dengan perahu prajna

6. Namo Maha karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya terlepas dari lautan samsara

7. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya dapat sila, Samadhi dan jalan Dharma

8. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya mendaki Gunung Nirvana

9. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat melakukan perbuatan tanpa pamrih

10. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat dapat menyatu dengan Buddha Dharma
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) Gunung Golok, maka Gunung Golok itu akan segera hancur dan patah.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) cairan api, maka cairan api itu akan segera padam, layu dan kering.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) setan kelaparan, maka setan kelaparan akan segera memperoleh kepuasan.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) asura, maka sifat jahatnya segera akan luluh.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) binatang, maka sifat binatang akan segera dapat diatasi dan segera memperoleh kebijaksanaan maha besar

4 Arti Persembahan

4.1. ALOKE/ PENERANGAN:
Lampu penerangan yang dipersembahkan ke hadapan Buddha/ Bodhisattva/ Dewa Pelindung Dharma dan dibacakan ayat kitab suci/ mantra (terlebih lagi dibacakan oleh Arya Sangha, contohnya: lampu penerangan/ kwang ming ten yang dipasang di vihara pada upacara tertentu) bermanfaat utnuk memperoleh karma baik.

Api merupakan lambang dari semangat. Api dalam pengertian sakral dari getaran mantra/ dharani Hyang Buddha atau Bodhisattva dapat mengurangi/ membakar kekotoran batin dan dapat menerangi perjalanan hidup ini (menghapus keadaan suram menjadi terang), disebut juga Api Penerangan Hidup (Buddha, Dharma, Sangha sebagai pedoman hidup).

4.2. PUSPE/ BUNGA:

Bunga melambangkan ketidak-kekalan kehidupan di Svahaloka (dunia) ini, yaitu: tumbuh/ lahir, mekar/ tua, layu/ sakit dan lenyap/ meniggal dunia. Demikianlah sama halnya dengan bunga-bunga yang pasti akan layu, tubuh jasmani pun sebenarnya menuju kelapukan. Oleh karena itu, dikala masih sehat, orang harus selalu melakukan kebajikan untuk menumpuk karma yang baik, bagaikan bunga yang indah dipersembahkan kepada yang layak dipersembahkan. Bunga yang segar dan indah dipersembahkan di altar yang telah di nyalakan dupa, akan lebih banyak mengundang Dewa Pelindung Dharma untuk datang, terlebih lagi bila di bacakan ayat kitab suci.

4.3. ARGHAM/ AIR:air atau hasil bumi seperti biji-bijian merupakan lambang kehidupan dan kekuatan berkah dari pensucian kebodhian.

4.4. DUPA/ HIO/ KAYU GARU: mempersembahkan Dupa merupakan ungkapan pernyataan sikap yang tulus, sujud, dan memuliakan kebesaran Hyang Buddha dan Bodhisattva yang dapat membimbing umat ke arah kemajuan, ketentraman, kebijaksanaan dan sekaligus dapat mengundang datangnya para Dewa, Naga, Asura, Yaksa, Gandharva dan makhluk lainnya, yang mempunyai ikatan jodoh dengan Agama Buddha dan dengan diri kita serta tempat kita berada, sekaligus pula dapat menciptakan suasana khidmad/ sakral dan mistik.

Dupa melambangkan jasa dan kebajikan dari perbuatan baik tanpa pamrih/ paramita akan berbuah pahala yang berlimpah-limpah, bagaikan asap dupa yang dapat menyebar-luas.

4.5. NAIVIDYE: persembahan berupa:

MAKANAN BERGIZI ATAU OBAT-OBATAN
Dipersembahkan di altar Hyang Buddha/ Bodhisattva/ Dewa pelindung Dharma atau makhluk lainnya yang mempunyai ikatan jodoh dengan Agama Buddha, dengan diri kita serta tempat kita berada (ada sejenis dewata perlu sekali dengan obat-obatan/ makanan bergizi ini).

Merupakan wujud dari tekad yang kuat untuk menolong dan mengobati makhluk lainnya dengan mempersembahkan miliknya yang paling berharga. Terlebih lagi, bila dibacakan mantra maupun sutra akan menimbulkan getaran-getaran yang sulit di jelaskan dengan pikiran manusia biasa, Dewa penolong akan dekat padanya, sehingga dapat membawa kemajuan dalam pencapaian kebodhian.

4.5. BUAH-BUAH SEGAR/ MAKANAN: buah segar yang dipersembahkan di altar Hyang Buddha/ Bodhisattva/ Dewa Pelindung Dharma merupakan sikap pengorbanan yang tulus terhadap yang dipuja dan tekad mengabdikan diri kepada semua makhluk serta membagi hasil pahala kita kepada orang lain. Ada beberapa dari para makhluk suci (para dewa-dewi) hidup dari persembahan buah-buah segar dan makanan yang di persembahkan di meja altar. Mereka menerima persembahan tersebut dan akan melindungi kita dari gangguan-gangguan yang jahat serta dapat menimbulkan nilai-nilai kesakralan/ getaran suci.

4.6. RATNA/ MUSTIKA: merupakan ungkapan pengakuan umat, bahwa ajaran Buddha demikian berharga dan di dunia ini tiada yang dapat melebihinya. Dalam aliran Tantra, perihal ratna/ batu mustika sangat diutamakan. Contoh: batu akik, dan lain-lain.

4.7. Mustika: berasal dari lautan, melambangkan penerangan yang abadi, artinya Buddha Dharma tiada terbatas, dapat digunakan sebagai pedoman utnuk keluar dari roda samsara/ laut penderitaan.

4.8. PAKAIAN/ PERLINDUNGAN: dapat berupa pakaian yang di persembahkan maupun pakaian yang dipakaikan di rupang Buddha/ Bodhisattva; mengandung perngertian ajaran Buddha dapat melindungi umat yang penuh keyakinan dan saleh, sehingga terhindar dari gangguan makhluk-makhluk yang jahat; juga sebagai pernyataan perngharapan diri sendiri, agar selalu dilindungi, oleh para Buddha/ Bodhisattva.



1 SEMBAHYANG

Ajaran Hyang Buddha berpedoman dengan hukum karma.Oleh karena itu, melaksanakan Ajaran Hyang Buddha dalam kehidupan sehari-hari wajib adanya, apalagi Hyang Buddha bersabda bahwa : “ Semua perbuatan manusia semunya dimulai dari cetana/ kemauan dan diwujudkan dalam perbuatan yang nyata……(Vairocana Sutra Bab I) Buddha bersabda:” Jika ada manusia yang menerima, memegang dan melafal nama ‘ Kwan Se Im Po Sat’ didalam waktu waktu tertentu, menghormat, bernamaskara dan memberikan puja; dua perbuatan ini dapat menambah keberuntungan didalam kehidupan manusia. Dengan kesujudan yang dilakukannya ini, akan mendapat ratusan tahun, berkali-kali tumimbal lahir dapat menghasilkan pahala yang tiada batasnya………….(Sad Dharma Pundarika Sutra, Bab Kwan Im Po Sat Ayat ke 6).

Oleh karena itu, penghayatan Ajaran Hyang Buddha untuk umat yang saleh harus dimulai dari menghormat dan sembahyang, memuji kemuliaan Buddha, bertekad memperoleh kegembiraan hidup diSurga Sukhavati, intropeksi / Samadhi didalam melaksanakan ajaran Buddha, dan membagi keberuntungan kepada semua makhluk. (Berbuat baik membagi kebahagiaan kita kepada makhluk lainnya).

Sebagai umat Buddha Mahayana yang saleh, setiap hari kita wajib menjalankan:
1. Bersembahyang sebelum dan setelah bangun tidur
2. Bersembahyang sebelum dan sesudah makan; dengan memberikan puja kepada Buddha, Dharma dan Sangha
3. Sekurang-kurangnya ke Vihara setiap hari Uposatha ( Ce It dan Cap Go) untuk bersembahyang secara pribadi, berdoa bersama, kebaktian membaca Sutra, Mantra, memuliakan nama Buddha. Berusaha selama 24 jam untuk melatih diri dijalan kesucian yaitu tidak berbuat jahat, selalu berbuat kebajikan, sucikan hati dan pikiran.

4. Sekurang-kurangnya setiap Ce It dan cap Go melakukan puasa Agama Buddha Mahayana.(Cia Cai/ Vegetarian) dan puasa Buddha yaitu 8 pantangan/ 8 sila.

5. Membiasakan diri melakukan Sad paramita, Membalas 4 budi besar ( catur Bhakti) dan menolong mereka ditiga alam samsara.

Sembahyang/ Puja Bhakti adalah mutlak bagi setiap umat. Buddha yang saleh dan mempunyai 2 (dua) pengertian yang mendasar sebagai berikut:

1.Sembahyang sebagai sarana membina diri :
a. Meningkatkan rasa taqwa kepada Hyang Tathagata/Tuhan yang Maha Esa, para Buddha, Bodhisattva dan Mahasattva.
b. Meningkatkan penghayatan Ajaran Hyang Buddha, dengan membacakan mantra, Sutra, Vinaya dan memasuki 5 pintu lautan surga Sukhavati.
c. Meningkatkan renungan akan arti hakekat hidup dan kehidupan/Samadhi (konsentrasi, bhavana, hasilnya Samantha/ kekuatan iman dan Vipassyana/Kebijaksanaan/Pandangan terang)
d. Memperkuat akar kebajikan/ kebijaksanaan dan memupuk dasar keberuntungan.
e. Meningkatkan tekad keBodhian.
f. Bila dilakukan dengan rutin berarti melatih, memperkuat dan mengembangkan daya kemampuan otak kiri dan kanan kita, sekaligus memperkuat rasa kepercayaan diri dan meletakkan dasar untuk memperoleh hidup yang lebih beruntung dan bahagia, serta menyimpan jasa dan pahala agar tumimbal lahir ke alam yang lebih baik, bahkan ke surga Sukhavati.

2.Sembahyang sebagai pengamalan dari Ajaran Hyang Buddha
Pengertian ini merupakan perwujudan kesadaran yang penuh kesucian/ paramita, setiap ucapan, perbuatan, pikiran/jiwa selalu di landasi kesucian dan ihklas. Makhluk yang melaksanakan kehidupan sehari-hari dengan cara ini, berarti ia sudah bersembahyang dalam kehidupan sehari-harinya. Demikian para Arya suci mulia yang telah mencapai salah satu dari 10 tingkat kesucian para Bodhisattva (memasuki Jhana/ Arus kesucian).

Tata cara sembahyang 1. Anjali
2. Vairocana Mudra/ Wensin
3. Namaskara
4. berdiri diatas lutut, sikap melakukan doa yang sujud
5. Mudra ketenangan Bathin/ Fang Cang
6. Pradaksina
Sembahyang atau Puja Bhakti adalah ungkapan rasa Sradha/ keyakinan kepada Agama yang kita anut, oleh karena itu sikap dan tata cara sembahyang harus kita lakukan dengan sempurna.

1. Anjali:
Berarti sebagai lambang dari bunga teratai yang masih kuncup ( setiap manusia mempunyai benih keBuddhaan). Sikap memberi hormat dan sujud dengan cara merangkapkan kedua telapak tangan didepan dada.

2. Vairocana Mudra/ Wensin:
Ibu jari kanan dan kiri dirapatkan, begitu juga dengan jari telunjuk kanan dan kiri dirapatkan, sisa dari ketiga jari kanan ditekuk kedalam dan sisa dari ketiga jari kiri membungkus ketiga jari kanan yang telah ditekuk lalu diangkat hingga kedua ibu jari menyentuh ditengah tengah antara kedua alis mata yang mengandung arti encerapan kekuatan Sutra dan Mantra yang kita baca.

3. Namaskara
Penghormatan yang dilandasi dengan sikap pasrah dan sikap melaksanakan Ajaran-Nya;

1. Anjali
2. Vairocana Mudra/ Wensin (1 x)
3. Lima anggota badan menyentuh bumi (3 x)
4. Anjali
5. Vairocana Mudra/ Wensin ( 1 x)

Uraian Nameskara:

Dimulai dengan sikap berdiri dan anjali, didalam hati kita mengucapkan:
“Ku menghadap kepada Yang ku muliakan, ku memberi salam dan penghormatan serta mengingat suri tauladan dan Ajaran-Nya, yang dapat memuliakan dan mensucikan diriku.”

Badan dibungkukkan hingga 90 derajat, kedua telapak tangan diturunkan sampai posisi 3 jari dibawah pusar, kemudian badan ditegakkan kembali dan melakukan Vairocana Mudra/ Wensin (1 x)

Sewaktu berlutut, tangan diturunkan ke lantai yang dimulai dari telapak tangan kanan sambil mengucapkan :
“Namo Buddhaya”

Kemudian telapak tangan kiri diturunkan ke lantai dengan posisi didepan telapak tangan kanan sambil mengucapkan :
“Namo Dharmaya”

Kemudian telapak tangan kanan dipindahkan sejajar dengan telapak tangan kiri sambil mengucapkan :
“Namo Sanghaya, Svaha”

Yang berarti “Kepada yang aku hormati ku menyerahkan jiwa dan ragaku”

Setelah itu, kepala ditundukkan hingga menyentuh lantai sambil diiringi dengan membuka kedua telapak tangan, mengepal lalu meletakkannya kembali.

Artinya:
Aku buka telapak tangan tanganku utnuk memohon berkah, bimibingan dan Ajaran-Nya.
Aku kepal telapak tanganku tanda aku menerima Ajaran dan berkah-Nya.
Aku meletakkan kembali kedua telapak tanganku ke lantai menyatakan aku siap memegang ajaran dan berkahNya sebagai pedoman dalam pelaksanaan hidupku.

4.Berdiri diatas tumpuan lutut, sikap melakukan doa yang sujud.
Sebagai ungkapan rasa menyesal, bertobat, memohon ampun dan memohon berkah.

5.Mudra ketenangan batin/Fang Cang.
Disaat-saat tertentu pembacaan Mantra atau Dharani dilakukan sikap demikian, untuk lebih mendapatkan ketenangan dan mencerap getaran-getaran bathin dengan memakai tasbih searah jarum jam.

6.Pradaksina
Sikap sujud, hormat mengagungkan jasa-jasa Hyang Buddha sekaligus merupakan Samadhi dengan berjalan, pada umumnya dilakukan dengan mengikuti arah jarum jam/ ke kanan.

Arti Namaskara

Namaskara adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Buddha karena mengandung arti;mendekatkan diri dan menyerahkan jiwa raga kita kepada Tri Ratna untuk memperoleh perlindungan dan berkahNya.

Manfaat Namaskara

Setiap umat Buddha wajib setip hari bernamaskara kepada Buddha,Dharma dan Sangha dengan tulus, hikmat dan ikhlas.Bila cara ini dilakukan terus menerus akan dapat mengikat jodoh lebih lanjut dalam lindungan Triratna, serta akar kebajikan di dalam jiwa semakin berkembang. Dapat di harapkan kelahiran yang akan datang dilahirkan di surga Buddha atau dilahirkan dalam lingkungan yang saleh yang beragama Buddha. Oleh karna itu Namaskara dengan sujud dan hikmat kepada Triratna dalam keyakinan yang teguh sangat baik adanya. 
ANEKA RAGAM DOA DAN SEMBAHYANG

Hal hal yang wajib di lakukan untuk membaca mantra sebelum melakukan sembahyang (Thiam Hio, Kebaktian, Upacara,dan lain-lain).

Mantra mensucikan mulut; Mempersiapkan diri atau mencuci tangan sambil kumur-kumur dengan membaca mantra dalam hati:

-Om, Siu Li Siu Li, Mo Ho Siu Li, Siu Siu Li, Sa Po Ho (3x)

Manttra mensucikan badan dan memakai pakaian yang bersih, rapih atau memakai jubah sembahyang.

-Om, Siu Tuo Li, Siu Tuo Li, Siu Mo Li , Sa Po Ho (3x)

Mantra mensucikan lahir dan bathin (Perbuatan, ucapan dan pikiran)

-Om, Sa Wa Pho Wa Mo Thou, Sa Wa Ta Mo, Sa Wa Pho Wa, Mo Tu Han (3 x)


1. Sembahyang kepada Hyang Tathagata / Tuhan Yang Maha Esa / Na Mo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She Ta Kung Te Thian dengan cara Agama Buddha;

1.Persiapan diri melakukan hal-hal yang wajib sebelum sembahyang
2.Persembahan:
Dapat dilakukan dengan cara:
Sederhana:
Menyalakan hio/dupa dipegang ditangan dengan sikap berdiri di atas lutut atau berdiri, pai kui 3 x dan berdoa :
“Saya persembahkan dupa ini kehadapan kepada Hyang Tathagata/Tuhan Yang Maha Esa/ Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She Ta Kung Te Thian, Para Dewa Naga Pelindung Dharma, Lindungilah perjalanan hidup saya.

Makhluk-makhluk manapun yang hadir disini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagaiaan, semuanya terbangkit sifat-sifatnya yang baik, dijauhi dari perasaan iri hati, benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, kejam, dan malas, semoga semuanya hidup dalam cinta kasih, dan kasih sayang serta cinta kasih dipancarkan kepada semua makhluk, dan cinta kasih semua makhluk dipancarkan kepada diriku.

Semoga orang-orang yang berniat jahat dijauhi dari diriku, orang-orang yang dekat denganku ikut membantu diriku. Semoga saya……lahir di ……tgl……bulan……tahun……memohon……”(Sesuai keinginan-pribadi).

Tancapkan hio ditempat yang disediakan, dan membaca mantra;

NA MO FO T’O, NA MO TA MO, NA MO SENG CH’IEH,
NA MO SE LI, MO HO T’I PI YEH,TA NI YEH T’A,
PO LI FU LOU NA. CHE LI SAN MAN T’O,TA SHE NI,
MO HO P’I HO LO CH’IAH TI, SAN MAN T’O,PI NI
CH’IEH TI, MO HO CHIA LI YEH, PO MI, PO LA, PO MI
SA LI WA LI T’A, SAN MAN T’O, HSIU PO LI TI,
FU LI NA, O LI NA, TA MO TI, MO HO P’I KU PI TI,
MO HO MI LE TI, LOU PO SENG CH’I TI, HSI TI HSI,
SENG CH’I HIS TI, SAN MAN T’O, O T’A O LIAU P’O
LO NI. (3X, 7X, 12X, 27X,49X,).

Mantra & Buddha untuk pengampunan dosa/penghapusan kesalahan yang tidak disengaja

- Reva Revate Guha Guhate, Dharanite Niharate Vrnite Mahagate Chelingante Svaha. (4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Atau dalam lafal mandarin;
- Li P’o Li P’o Ti, Ch’iu Ho Ch’iu Ho Ti, T’o Lo Ni Ti, Ni Ho Lo
Ti, P’i Li Ni Ti, Mo Ho Ch’ieh Ti, Chen Ling Chien Ti, Sa Po Ho. ( 4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Semua orang ingin dijauhi dari penderitaan,
Penderitaan menjauhi diriku,
Dengan kekuatan mantra ini,
Semua mara bencana hancur menjadi debu adanya.

Membaca Tisarana;
Namo Buddhaya
Namo Dharmaya
Namo Sanghaya
Namo Amitabha Buddhaya (3x) .SVAHA.

Atau dengan lafal Mandarin;
NA MO FU TO YEH
NA MO TA MO YEH
NA MO SENG CH’IEU YEH
NA MO OH MI TO FOO (3x).
SA PO HO

Bila perlu dapat di tambah dengan mantra MAHA KARUNA - HARANI (Ta Pei Cou)

MAHA KARUNA DHARANI
Namo ratnatrayaya *
Namo aryavalokitesvaraya mahakarunikaya
Bodhisattvaya mahasattvaya mahakarunikaya
Om sarva abhayah sunadhasya
Namo sukrtvermama aryavalokitesvaragarbha
Namo nilakantha mahabhadrasrame
Sarvarthasubham ajeyam sarvasattvanamavarga mahadhatu
Tadyatha: Om * avaloke lakite karate
Hari mahabodhisattva sarva sarva mala mala
Mahahrdayam kuru kuru karman
Kuruvijayati mahavijayati
Dharadhara dharin suraya
Chala chala mama bhramara muktir
Ehi ehi chinda chinda harsam prachali
Basa basam presaya hulu hulu mala
Hulu hulu hile sara sara sid siri suru suru
Bodhiya bodhiya bodhaya bodhaya
Maitreya nilakantha dharsinina
Payamana svaha. Siddhaya svaha. Maha siddhaya svaha
Siddha yogesvaraya svaha.Nilakantha svaha
Varahananaya svaha. Simhasiramukhaya svaha
Sarvamahasiddhaya svaha. Cakrasiddhaya svaha
Padmahastaya svaha. Nilakanthavikaraya svaha
Maharsisankaraya svaha
Namo ratnatrayaya
Namo aryavalokitesvaraya svaha
Om * siddhyantu mantra padaya svaha

Yang Lengkap:

Menyediakan meja yang bersih (bisa satu atau tiga susun) di lapiskan dengan kain merah dan mempersembahkan:
1. Lilin sepasang
2. Air teh 9 cangkir kecil
3. Bunga yang wangi (sedap malam) (8 batang dibuat 2 pot,atau satu pot 9 batang).
4. Makanan kering 8 macam(kacang,obat-obatan, kimcam, mumei, tanghun, kembang kol, dll).
5. Enam macam manisan
6. Lima macam buah
7. Hio 9 batang.

Lalu melakukan seperti halnya dalam bentuk sederhana, seperti menyalakan hio, membaca doa/ mantra dll.
Disini kami ajarkan sembahyang pagi & malam yang praktis, untuk para umat yang masih berstatus pemula dan mau sembahyang yaitu :
Sembahyang pagi setelah thiam hio.
1. Namaskara/Pai kui (3x)
2. Sikap berdiri yang sempurna atau sikap duduk yang baik,tangan beranjali dan senam pernafasan dalam pujian”Namo Oh Mee Toh Fo” (3x,10x,20x,30x,atau sebanyak banyaknya dengan kelipatan 10x/meditasi)

3. Doa Cinta Kasih.
4. Doa keinginan pribadi.
5. Sepuluh Maha Ikrar Bodhisattva Samanthabadra yaitu:
-.Menghormati dan memuliakan semua Budha
-.Memuji dan mengagungkan para Tathagata
-.Selalu membina diri dengan memberi puja
-.Menyesal dan bertaubat atas karma/perbuatan buruk
-.Selalu senang dan gembira berbuat pahala dan bernormal
-.Mengundang dan mengharap roda Dharma selalu berputar
-.Mengundang dan mengharap Buddha berada di dunia
-.Selalu mengikut dan melaksanakan Ajaran Buddha
-.Mengabdi dan mengikuti para makhluk
-.Membagi kegembiraan dan keberuntungan kepada semua makhluk

6. Menyerahkan diri dalam perlindungan Buddha.
7 .Namaskara.(3x).

Sembahyang malam, setelah thiam hio.

1. Namaskara/pai kui (3x)
2. Sikap berdiri yang sempurna atau sikap duduk yang baik,tangan beranjali dan senam penafasan dalam pujian “Namo Oh Mee Toh Fo”(3x,10x,20x,30x,atau sebanyak banyaknya dengan kelipatan 10x/ Meditasi)
3. .Doa Cinta Kasih
4. Doa keinginan pribadi
5. . Tekad ke Surga Sukhavati.
“Dengan sepenuh hati, aku memasuki surga Sukhavati. Oh Mee Toh Fo, semoga menyinari dan memberkahi aku”.
6. Menyerahkan diri dalam perlindungan Buddha
7. Namaskara (3x)

Sembahyang sesaat setelah bangun tidur :

Saat terbangun dari tidur , aku bangkitkan kesadaran , aku tidak boleh berleha-leha lagi yang mana dapat menambah benih kemalasaanku, yang dapat menjadi dasar hambatan kemajuan dalam kehidupan ini.

Saat aku bangun tidur , aku duduk Samadhi, memutuskan semua khayalan-khayalan dan kegelisahan yang ada. Aku bertekad meninggalkan Neraka penderitaan kehidupan ini. Aku bertekad menjadi Buddha. Untuk itu, aku harus berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya, yang mana dapat menjadi modal dasar kebahagiaanku.

Dengan sikap anjali membacakan :
Aku berlindung kepada Buddha,
Aku berlindung kepada Dharma,
Aku berlindung kepada Sangha,
Aku berlindung kepada Amitabha Buddha,
Sampai terciptanya pantai bahagia
Dengan jasa dan pahala ini,
Tercapailah ketentraman dan kebahagiaan.(1x, 3x).
Namo Buddhaya
Narno Dharmaya
Namo Sanghaya
Namo Amitabha Buddhaya

(3x, 7x, 12x, 2 1x, 27x, 49x, 108x, dan dapat ditambah dengan membaca Mantra dan Sutra).

Doa cinta kasih diwaktu pagi hari/ matahari masih terlihat:
Makhluk manapun juga yang berada disii maupun di alam lain,
Yang terbentuk maupun yang tidak kelihatan,
Yang terbentuk maupun yang tidak terwujud,
Yang kuat maupun yang lemah,
Semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagiaan.
Semoga semuanya hidup dalam kegembiraan maupun kedamaian.
Semoga semuanya hidup memancarkan cinta kasih kepada sesamanya.
Semoga semuanya dijauhkan dari rasa iri hati, benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, sombong, kejam dan malas, (1x, 3x).
Semoga semua makhluk semuanya masuk kedalam pintu kesucian dan kedamaian, melenyapkan 8 penderitaan dan 3 kondisi kehidupan, bersama-sama memasuki lautan kebahagiaan Surga Sukhavati.

Dan dilanjutkan dengan membaca dan merenung tekad, dapat memilih salah satu tekad dibawah ini:

Tekad I:
Aku bertekad menghentikan perbuatan jahatku
Aku bertekad memperbanyak perbuatan bajikku
Aku bertekad melakukan perbuatan yang berguna untuk makhluk lainnya.
Aku bertekad dilahirkan di Surga Sukhavati (Namaskara 1x)

Tekad II:
Semoga semuanya makhluk hidup memperoleh kebahagiaan, inilah Maitri tanpa batas,
Semoga semua makhluk hidup memperoleh ketentraman, inilah Karunia tanpa batas,
Semoga makhluk hidup dijauhi dari penderitaan, inilah Mudita tanpa batas,
Semoga semua makhluk hidup memperoleh keseimbangan batin, inilah Upeksa tanpa batas,

(Namaskara 1 x).

Tekad III:
Aku bertekad melenyapkan 3 kumpulan karma buruk,
Aku bertekad memperoleh api prajna,
Untuk melenyapkan semua penderitaan yang ada,
Senantiasa melaksanakan Bodhisattvayana.(Namaskara 1x)

Tekad IV:
Hanya perbuatanku sendiri yang dapat menolong diriku,
Hanya perbuatanku sendiri yang dapat melenyapkan penderitaanku,
Hanya dengan kemauanku sendiri aku dapat menghayati Ajaran Buddha,
Dengan melaksanakan hal tersebut, tercapailah jalan ke-Buddhaan

(Namaskara 1x)

Renungan pengampunan dosa:
Selama tumimbal lahir dalam lingkaran samsara yang tiada hentinya; Aku telah melakukan kejahatan yang tiada batasnya; aku telah merasa gembira mengetahui kesalahanku; semua ini dikarenakan kebodohanku.
Dengan sungguh sungguh hati dan sujud aku bertobat; aku menyerahkan diriku dikakiMu; Oh,…….Buddha; Wahai orang-orang yang suci, dengan penuh perasaan penyesalan dihatiku aku bertekad dan menyatakan;
Aku berlindung pada Buddha,
Aku berlindung pada Dharma,
Aku berlindung pada Sangha,
Sampai tercapainya pantai bahagia,
Dengan jasa dan pahala ini,
Lenyaplah penderitaan dan tercapailah ketentraman dan kebahagiaan.

-Aku bertekad menolong semua makhluk,demi kebahagiaanya.
-Aku bertekad membahagiakan keluargaku demi kebahagiaanya.
-Aku bertekad mengikis habis akar-akar kejahatanku.
-Aku bertekad meringankan, menolong penderitaan semua makhluk demi kebahagiaanya

Mantra 7 Buddha untuk pengampunan dosa/penghapusan kesalahahan yang tidak disengaja
- Reva Revate Guha Guhate, Dharanite Niharate Vrnite Mahagate
Chelingante Svaha.(4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Atau dalam lafal mandarin;
- Li P’o Li P’o Ti, Ch’iu Ho Ch’iu Ho Ti, T’o Lo Ni Ti, Ni Ho Lo Ti, P’i Li Ni Ti, Mo Ho Ch’ieh Ti, Chen Ling Chien Ti, Sa Po Ho.(4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Mantra Bodhisattva tangan dan mata 1000 :
Om Ram,
Om Svar Namo Sattanam Samyak-Sambuddha Kotinam Jitta,
Om jarah Vajra Kundhi Shava,
Om Bhur,
Om Mani Padme Hum.

Ditutup dengan namaskara 3x dengan membaca :
Namo Buddhaya (Namaskara)
Namo Dharmaya (Namaskara)
Namo Sanghaya (Namaskara)
Namo Amitabha Buddhaya (10x). SHAVA.

3. Sembahyang menjelang tidur :

Dengan sikap tangan beranjali dan berdiri di atas tumpuan lutut, namaskara 3 x dan berdoa sebagai berikut :

“Hari telah berlalu, berkuranglah sehari kehdupan ku.Bagaikan ikan kekurangan air. di manakah letak kebahagian? Semua makhluk,mari kita hentikan sikap bermalas malasan, giat membina diri menuju kemajuan,dengan mengingat dengan kehidupan yang tidak kekal ini, dan tidak mengsia-siakan kesempatan yang ada, demi mencapai hidup yang lebih bahagia.

Aku berlindung kepada Buddha
Aku berlindung kepada Dharma
Aku berlindung kepada Sangha
Aku berlindung kepada Amitabha Buddha

Sampai tercapainya pantai bahagia

Dengan jasad dan pahala ini, lenyaplah penderitaan, tercapailah ketentraman dan kebahagiaan.
* Dilanjutkan dengan bertekad :
Aku bertekad menghentikan perbuatan jahatku
Aku bertekad memperbanyak perbuatan bagiku
Aku bertekad melakukan perbuatan yang berguna untuk makhluk lainnya
Aku bertekad dilahirkan disurga Sukhavati (Namaskara 1 x)

*Kemudian dengan sikap duduk di atas tumpuan lutut atau duduk bersamadhi, membaca :
“Namo Amitabha Buddha “ 10x atau sebanyak-banyaknya.

Dapat ditambahkan dengan membaca Mantra Sukhavati Vyuha Dharani (3x)

NAMO AMITABHAYA TATHAGATAYA. TADYATHA : AMITE AMITOBHABE. AMITA SAMBHABE. AMITA BIKRANA TAMKARE. AMITA BIKRANATA. AMITA GAGANA KRITIKARE. SVAHA.

* Ditutup dengan Namaskara 3 x atau ditambah dengan membaca Sutra Prajna Paramita Hrdaya Sutra, Sukhavati Sutra atau Sutra-Sutra yang lain.

4. Saat buang air besar maupun buang air kecil.
Pertama membaca dan membayangkan sebagai berikut :

“Saat buang air besar / kecil ini keluarlah semua kekotoran dan penderitaanku yang ada/ bayangkan semua penderitaan dan kekotoran jiwa dan raga keluar” melalui kotoran ini.

“Om Ce Lo Tie Yeh Sa Po Ho (3x).
(Kekotoran jasmani yang terdiri dari penyakit-penyakit yang ada.
Kekotoran rohani yang terdiri dari Dosa, Moha, LObha, Irsia,dan Tanha). 

5. Perenungan untuk makan.

5 Perenungan Untuk makan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Perenungan Pertama :
Sudah berapa banyak pahala yang aku lakukan dan makanan ini datangnya dari mana……………….???

2. Perenungan Kedua :
Bila sudah menanam benih kebajikan, pasti dapat pahala.

3. Perenungan Ketiga :
Menjauhkan sifat Lobha /Serakah, yang mana sifat-sifat tersebut dapat membawa kita menderita dan makan secukupnya.

4. Perenungan Keempat :
Makan untuk sehat, perbuatan benar sebagai obat.

5. Perenungan kelima :
Demi bebas dari penderitaan dan dapat kebahagiaan, semua perbuatanku harus selesai dengan Buddha Dharma.

Doa sebelum makan tangan beranjali dan membaca :
“Aku Puja kepada Buddha”
“Aku Puja kepada Dharma”
“Aku Puja kepada Sangha”
“Aku Puja kepada semua makhluk”
“Namo Amitabha Buddha / Na Mo Oh Mee Toh Fo”. (1x)

Saat makan :
Harus membangkitkan tekad sebagai berikut :
Suap pertama :Aku bertekad memutuskan semua akar kejahatanku/keburukanku ini.
Suap kedua :Aku bertekad membina diri dan melakukan kebajikan sebanyak- banyaknya.
Suap ketiga :Aku bertekad menolong semua makhluk.
Selesai makan, dengan sikap tangan beranjali, membaca mantra ini :
“NAMO SATTANAM SAMYAK SAMBUDDHA KOTINAM JITTA OM JARAH
VAJRA KUNDHI SVAHA,
OM BHUR,
OM MANI PADME HUM”.

Atau dengan lafal mandarin;
Sathanam Samyak Sambuddha,
Kotinam Tadyatha,
Om Cale Cule Cundhi, Sa Po Ho.

*Jika ada yang berdana makanan, berdoa sebagai berikut :
Sathanam Samyak Sambuddha,
Kotinam Tadyatha,
Om Cale Cule Cundhi, Sa Po Ho.

Semua yang diamalkan pasti berguna, berdana dengan penuh sukacita dan rela, kemudian hari pasti memperoleh kebahagiaan, keselamatan dan ketentraman, setelah makan, saya bertekad memperhatikan dan menolong semua makhluk. Semua perbuatan saya dalam sehari-hari harus sesuai dengan Buddha Dharma.

6. Perenungan dimalam hari.
Hari telah berlalu, berkuranglah sehari kehidupanku, Bagaikan ikan kekurangan air. Dimana ada kegembiraan yang abadi dalam kehidupan ini?. Oleh karena itu aku harus bertekad maju dan giat membina diri, bagaikan orang memadamkan kebakaran. Aku harus merenungi ketidak-kekalan dalam hidup ini yang tidak bisa dihindari oleh siapapun juga.

Doa Cinta Kasih diwaktu malam hari.
“Makhluk manapun juga yang berada disini maupun di alam lain, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan,
Yang terbentuk maupun yang tidak terwujud,
Yang kuat maupun yang lemah,
Semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dalam kebahagiaan.
Semoga semuanya hidup dalam kegembiraan maupun kedamaian”.
“Semoga semuanya hidup memancarkan Cinta Kasih kepada sesamanya”.
“Semoga semuanya dijauhkan dari rasa iri hati, benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, sombong, kejam dan malas”. (1x, 3x).
“Semoga semua makhluk semuanya masuk dalam pintu kesucian dan berdamai,
Melenyapkan 8 penderitaan dan 3 kondisi kehidupan, bersama-sama memasuki
Lautan kebahagiaan surga sukhavati”.
Alternatif perenungan/ pengembangan diri;
-Sehari demi sehari, waktu cepat berlalu
-Bila kita tidak bisa mengisi kehidupan ini dengan nilai-nilai yang berarti
-Bagaikan ikan yang kekurangan air
-Dimana ada kebahagiaan untuk masa depan !!!
-Wahai umat manusia…..
-Rajin dan pandai-pandailah mengisi kehidupan
-Renungkanlah ketidak-kekalan dalam kehidupan ini
-Bagaikan orang memadamkan api kebakaran
-Hari esok yang cerah ‘kan tercapai adanya.

Dilanjutkan dengan membaca;
“Namo Buddhaya”
“Namo Dharmaya”
“Namo Sanghaya”
“Namo Amitabha Buddhaya / Na Mo Oh Mee Toh fo”. “Svaha” (3x, 7x, 12x)
Bisa diteruskan dengan Nien Fo sampai tidur pulas atau baca mantra”Om Mani Padme Hum”sebanyak –banyaknya.
Bila kita susah tidur,jangan takut dan kesal.Kitya atasi dengan cara bersamadhi dan berdoa seperti “Doa Bangun Tidur”.Bila lelah bisa kita terus kan dengan “Doa Untuk Tidur” dan “Nien Fo”,atau baca “Namo Amitabha Buddhaya / Na Mo Oh Mee Toh Fo”sebanyak-banyaknya sampai kita tertidur.Ini merupakan kebiasan hidup yang baik.Ingat jasmani setiap manusia yang sehat pada hakekatnya ada proses secara alamiah.Oleh karena itu bila kita tidak bisa tidur harus bisa pecahkan masalah nya,yaitu masa lalu.Lalu kita tidak boleh menjadi susah dan gelisah karena tidak bisa tidur.Karena makin kita gelisah dan merasa susah,maka jiwa/ roh kita sakit adanya.Oleh karena itu meditasi dan berdoa atau sembahyang saat susah tidur adalah jalan yang terbaik !!! Bila ternyata kita tidak bisa tidur akan tetap stamina tubuh kita tetap fit maka berarti tubuh kita tidak perlu tidur.oleh karna itu jangan takut dan gelisah lebih baik diisi dengan sembahyang atau melakukan hal-hal yang positif (baca buku rohani,kejiwaan,agama)jangan diisi kerjaan yang bikin kita marah/stress. 
.7. Doa untuk melayat orang meninggal

7.a. Yang sesama umat Buddha.
Di depan jenazah yang meninggal dunia,kita beranjali dan berdoa (pegang hio atau tidak sama saja)
“Almarhum/ah xxx kehidupan manusia ini tidak kekal, ada kehidupan pasti ada kematian, ada saatnya berkumpul tentu ada saatnya berpisah, hanya membaca Oh Mee Toh Fo yang aku bisa persembahkan.Semoga engkau ikut Oh Mee Toh Fo ke surga Sukhavati”
Baca : “Na Mo Oh Mee Toh Fo”(10x)
Memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.

7.b. Bila yang meninggal beragama lain.
“Almarhum/ah xxx kehidupan manusia tidak kekal.Semoga engkau pergi ke tempat yang sesuai dengan agama dan keyakinanmu.Hanya membaca Oh Mee Toh Fo yang aku bisa persembahkan”.

Baca :”Na Mo Oh Mee Toh Fo”.(10x)
Memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.

8. Doa Keinginan pribadi

1. Menyalakan lilin dengan doa
Dengan cahaya memancar terang,menerangi Altar ini,kami persembahkan kepada Hyang Buddha,Bodhisattva atau Dewa perlindungan Dharma,yang maha welas asih,semoga terangilah perjalanan hidupku.
Atau semoga ……………
Dan ditutup dengan : “Om Vajra Aloke Ah Hum”.(3x)

2. Menyalakan dupa
Dengan sikap berdiri di atas lutut,dupa di pegang di tangan dan jari diringkapkan sambil mengucapkan:
“Namo Avalokitesvara Bodhisattva” (10x)
“Namo Maha Maitri, Maha Karuna, Maha gaib Avalokitesvara Bodhisattva”. (10x)
Saya, nama……………………… Umur…………………(jika tahu tanggal/ jam lahir dapat diucapkan), memohon di hadapan-Mu,semoga………….(diulang 3x,5x,7x,10x)
Selesai berdoa,berdiri dan membaca :
“Dengan memuja di hadapan –Mu,semoga tercapai adanya”.
Dengan sikap berdiri di atas lutut dupa dipegang tangan dan jari dirangkapkan:
“Namo Avalokitesvara Bodhisattva “.(10x)
“Namo Maha Maitri, Maha Karuna, Maha Gaib Avaloketisvara Bodhisattva”.(10x)

Namaskara (1x, 3x, 5x, 7x, 10x)
-Berdiri dan membaca :
“Dengan sikap wangi-wangian yang semerbak harum ini, kami memuja di hadapan- mu, semoga tercapai hendaknya”.

Kemudian baca :
‘Om Vajra Dupe Ah Hum”(3x)
Dupa di tancapkan di tempatnya.
Dapat di lanjutkan dengan melakukan dan berdoa :
-Berdiri di atas lutut, tangan beranjali

-Baca : ‘Namo Avalokitesvara Bodhisattva” (10x)
-Namaskara, tangan dibuka dan berdoa :
“Saya ,nama ………Umur………memohon Karunia-Mu semoga……….(diulangi 3x, 5x, 7x, 10x)


9. Saran untuk doa kita agar cepat terkabul.
Bila doa kita ingin cepat terkabul, ada baiknya kita melaksanakan puasa Buddha pada hari Uposatha dan hari besar agama Buddha serta hari ulang tahun sendiri yaitu :

1.Cia Cai/Vegetarian (Pantang memakan makanan hasil penbunuhan makhluk lain/ hanya makan sayur-sayuran).
2.Athasila (Pantang memakan makanan yang dikunyah setelah jam 12.00 siang,hingga besok pagi jam 06.00.Boleh minum juice atau susu, dan bubur).

Bila kita masih gemar memakan daging,kita harus makan daging yang halal,yaitu daging yang mempunyai 3 kategori :
1.Saat dibunuh kita tidak melihat
2.Saat dibunuh kita tidak dengar.
3.Binatang itu dibunuh bukan karena kita.


di susun oleh saudara Prajna Paramita
 http://www.dhammacakka.org/forum/showthread.php?t=4118&page=3