sumber :http://www.facebook.com/media/set/?set=a.216387411705469.63406.100000026364217&type=3#!/media/set/?set=a.216387411705469.63406.100000026364217&type=3
Hampir semua orang Tionghoa tahu apa itu Dupa/Hio karena setiap ritual persembahyangan yang dilakukan selalu menggunakan benda yang 1 ini. Bahkan pernah saya mengdengar seorang sesepuh berkata, "Kalau tidak mau memegang dan tidak tahan dengan bau Dupa/Hio janganlah jadi orang Tionghoa." Namun tahukah anda makna yang tersirat dari penggunaan Hio didalam ritual persembahyangan tersebut. Berikut sedikit penjelasan tentang makna dari Hio, jenis-jenisnya, dan cara penggunaannya.
Hio artinya harum. Yang dimaksud harum disini ialah Dupa, yaitu bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap berbau sedap/harum. Dupa yang dikenal pada jaman Nabi Khongcu (Kongzi) berwujud bubuk atau belahan kayu, misalnya : Tiem Hio (Cheng Xiang), Bok Hio (Mu Xiang)/Gaharu, Than Hio (Tan Siang)/Cendana dan lain-lain.
Makna dan Kegunaan
Membakar dupa/hio mangandung makna :
- Jalan Suci itu berasal dari kesatuan hatiku. (Dao You Xin He)
- Hatiku dibawa melalui keharuman dupa. (Xin Jia Xiang Chuan)
Selain itu dupa juga berfungsi untuk:
- Menenteramkan pikiran, memudahkan konsentrasi, meditasi. (seperti aroma therapy pada jaman sekarang)
- Mengusir hawa atau hal-hal yang bersifat jahat.
- Mengukur waktu : terutama pada jaman dahulu, sebelum ada lonceng atau jam. (seperti pada saat duel di film-film kungfu)
1. Dupa yang bergagang Hijau
Dupa bergagang hijau |
Gunanya khusus untuk bersembahyang di depan jenasah keluarga sendiri atau dalam masa perkabungan.
2. Dupa yang bergagang Merah
Gunanya untuk bersembahyang pada umumnya. (contoh : ke altar Tian/Tuhan, altar Nabi, Shen Ming (para suci), dan leluhur)
3. Dupa yang tidak bergagang, berbentuk piramida, bubukan dsb-nya
Gunanya untuk menenteramkan pikiran, mengheningkan cipta, mengusir hawa jahat; dinyalakan pada Swan Lo (Xuan Lu)/tempat dupa --> tidak sama dengan tempat menancapkan dupa.(gambar menyusul)
4. Dupa yang berbentuk spiral, seperti obat nyamuk.
Hanya untuk bau-bauan. Sering ditemui ketika upacara perkabungan.
5. Dupa besar bergagang panjang (Kong Hio/Gong Xiang)
Gunanya khusus untuk upacara sembahyang besar.
6. Tiang Siu Hio/Chang Shou Xiang
Dupa tanpa gagang, panjang lurus, dibakar pada kedua ujungnya. Gunanya untuk bersembahyang kepada Tuhan atau untuk dipasang pada Swan Lo (Xuan Lu)
Ketentuan Jumlah/Penggunaan Dupa
1. Dupa yang bergagang Hijau
2 batang : digunakan untuk menghormat jenasah keluarga sendiri atau kehadapan altarnya yang masih belum melampaui masa berkabung atau belum lewat sembahyang Tai Siang/Da Xiang (sembahyang 3 tahun). Boleh juga dipakai satu batang saja.
2. Dupa yang bergagang Merah
1 batang : dapat digunakan untuk segala upacara sembahyang; bermakna memusatkan pikiran untuk sungguh-sungguh bersujud.
2 batang : untuk menghormat kepada arwah orang tua/yang meninggalnya telah melampaui 2 x 360 hari/setelah sembahyang Tai Siang; atau ke hadapan altar jenasah bukan keluarga sendiri. Mengandung makna : ada hubungan Iem Yang atau Negatif dan Positif, ada hubungan duniawi.
3 batang : untuk bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Nabi/Para Suci.
4 batang : sama makna dengan 2 batang.
5 batang : untuk menghormat arwah umum, umpamanya pada sembahyang bulan VIII Imlek(Yin Li) : sembahyang King Hoo Ping (Jing He Ping). Mengandung makna melaksanakan Lima Kebajikan (Ngo Siang/Wu Chang)
8 batang : sama guna dengan 2 batang, khusus untuk upacara kehadapan jenasah oleh Pimpinan Upacara dari Majelis Agama (MAKIN). Mengandung makna Delapan Kebajikan.
9 batang : untuk bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Nabi/Para Suci.
1 pak : Boleh sebagai pengganti 9 batang atau 1 batang; ini kurang/tidak perlu.
Cara Menancapkan Dupa
1. Untuk 2 batang dupa
Langsung ditancapkan sekaligus, setelah dinaikkan 2 kali. Ini juga berlaku untuk 4 atau 8 batang.
2. Untuk 3 batang dupa
berlaku juga di Hio Lo berbentuk bulat |
Hio pertama ditancapkan di tengah-tengah, hio kedua ditancapkan disebelah kiri (ditinjau dari altar), hio ketiga ditancapkan disebelah kanan. (lihat gambar)
3. Untuk 5 batang dupa
a. Pada tempat menancapkan dupa (Hio Lo/Xiang Lu) yang berbentuk bulat, 5 batang dupa itu ditancapkan sbb (ditinjau dari altar):
- dupa pertama : tengah-tengah
- dupa kedua : kiri (dalam)
- dupa ketiga : kanan (dalam)
- dupa keempat : kiri (luar)
- dupa kelima : kanan (luar)
b. Pada tempat dupa yang bentuknya persegi panjang. 5 batang dupa itu ditancapkan seperti pada penancapan 3 batang, ditambah dengan dupa keempat disebelah kiri dupa kedua dan dupa kelima di samping kanan dupa ketiga.
4. Untuk 9 batang dupa
Cara menancapkan seperti pada penancapan 3 batang, dinaikkan 3 kali dan tiap kali ditancapkan 3 batang dupa.
Catatan : untuk setiap penancapan dupa selalu menggunakan tangan kiri
Penjelasan : Didalam prinsip-prinsip ajaran yang terdapat di Kitab Ya King (I-Ching) yang menguraikan tentang garis-garis Pat Kwa (Ba Gua), dinyatakan kiri ialah melambangkan unsur Yang atau Positif, dan kanan melambangkan unsur Yin atau Negatif. Maka untuk hal-hal yang bersifat seperti menancapkan dupa, wajib menggunakan tangan kiri. Ada keterangan lain yang peninjauannya secara anatomis (untuk diketahui saja):
Jantung atau Siem (Xin) kita ada disebelah kiri, menancapkan dupa adalah hal kesujudan hati/Siem (jantung), maka digunakanlah tangan kiri.
Fakta tambahan : coba lihat lintasan lari di stadion pasti mengarah kekiri atau lihat atraksi "roda gila" pasti pemainnya muter ke arak kiri.
sumber : SGSK XXVIII No 4-5 Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu, MATAKIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar