SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA


Senin, 07 Februari 2011

Dupa atau Hio dan maknanya








sumber :http://www.facebook.com/media/set/?set=a.216387411705469.63406.100000026364217&type=3#!/media/set/?set=a.216387411705469.63406.100000026364217&type=3

Hampir semua orang Tionghoa tahu apa itu Dupa/Hio karena setiap ritual persembahyangan yang dilakukan selalu menggunakan benda yang 1 ini. Bahkan pernah saya mengdengar seorang sesepuh berkata, "Kalau tidak mau memegang dan tidak tahan dengan bau Dupa/Hio janganlah jadi orang Tionghoa." Namun tahukah anda makna yang tersirat dari penggunaan Hio didalam ritual persembahyangan tersebut. Berikut sedikit penjelasan tentang makna dari Hio, jenis-jenisnya, dan cara penggunaannya.

Hio artinya harum. Yang dimaksud harum disini ialah Dupa, yaitu bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap berbau sedap/harum. Dupa yang dikenal pada jaman Nabi Khongcu (Kongzi) berwujud bubuk atau belahan kayu, misalnya : Tiem Hio (Cheng Xiang), Bok Hio (Mu Xiang)/Gaharu, Than Hio (Tan Siang)/Cendana dan lain-lain.





Makna dan Kegunaan

Membakar dupa/hio mangandung makna :
- Jalan Suci itu berasal dari kesatuan hatiku. (Dao You Xin He)
- Hatiku dibawa melalui keharuman dupa. (Xin Jia Xiang Chuan)

Selain itu dupa juga berfungsi untuk:
- Menenteramkan pikiran, memudahkan konsentrasi, meditasi. (seperti aroma therapy pada jaman sekarang)
- Mengusir hawa atau hal-hal yang bersifat jahat.
- Mengukur waktu : terutama pada jaman dahulu, sebelum ada lonceng atau jam. (seperti pada saat duel di film-film kungfu)

1. Dupa yang bergagang Hijau

Dupa bergagang hijau
Gunanya khusus untuk bersembahyang di depan jenasah keluarga sendiri atau dalam masa perkabungan.











2. Dupa yang bergagang Merah


Gunanya untuk bersembahyang pada umumnya. (contoh : ke altar Tian/Tuhan, altar Nabi, Shen Ming (para suci), dan leluhur)







3. Dupa yang tidak bergagang, berbentuk piramida, bubukan dsb-nya

Gunanya untuk menenteramkan pikiran, mengheningkan cipta, mengusir hawa jahat; dinyalakan pada Swan Lo (Xuan Lu)/tempat dupa --> tidak sama dengan tempat menancapkan dupa.(gambar menyusul)






4. Dupa yang berbentuk spiral, seperti obat nyamuk.

Hanya untuk bau-bauan. Sering ditemui ketika upacara perkabungan.







5. Dupa besar bergagang panjang (Kong Hio/Gong Xiang)


Gunanya khusus untuk upacara sembahyang besar.










6. Tiang Siu Hio/Chang Shou Xiang

Dupa tanpa gagang, panjang lurus, dibakar pada kedua ujungnya. Gunanya untuk bersembahyang kepada Tuhan atau untuk dipasang pada Swan Lo (Xuan Lu)







Ketentuan Jumlah/Penggunaan Dupa

1. Dupa yang bergagang Hijau

2 batang : digunakan untuk menghormat jenasah keluarga sendiri atau kehadapan altarnya yang masih belum melampaui masa berkabung atau belum lewat sembahyang Tai Siang/Da Xiang (sembahyang 3 tahun). Boleh juga dipakai satu batang saja.

2. Dupa yang bergagang Merah

1 batang : dapat digunakan untuk segala upacara sembahyang; bermakna memusatkan pikiran untuk sungguh-sungguh bersujud.

2 batang : untuk menghormat kepada arwah orang tua/yang meninggalnya telah melampaui 2 x 360 hari/setelah sembahyang Tai Siang; atau ke hadapan altar jenasah bukan keluarga sendiri. Mengandung makna : ada hubungan Iem Yang atau Negatif dan Positif, ada hubungan duniawi.

3 batang : untuk bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Nabi/Para Suci.

4 batang : sama makna dengan 2 batang.

5 batang : untuk menghormat arwah umum, umpamanya pada sembahyang bulan VIII Imlek(Yin Li) : sembahyang King Hoo Ping (Jing He Ping). Mengandung makna melaksanakan Lima Kebajikan (Ngo Siang/Wu Chang)

8 batang : sama guna dengan 2 batang, khusus untuk upacara kehadapan jenasah oleh Pimpinan Upacara dari Majelis Agama (MAKIN). Mengandung makna Delapan Kebajikan.

9 batang : untuk bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Nabi/Para Suci.

1 pak : Boleh sebagai pengganti 9 batang atau 1 batang; ini kurang/tidak perlu.


Cara Menancapkan Dupa

1. Untuk 2 batang dupa

Langsung ditancapkan sekaligus, setelah dinaikkan 2 kali. Ini juga berlaku untuk 4 atau 8 batang.

2. Untuk 3 batang dupa

berlaku juga di Hio Lo berbentuk
bulat
Hio pertama ditancapkan di tengah-tengah, hio kedua ditancapkan disebelah kiri (ditinjau dari altar), hio ketiga ditancapkan disebelah kanan. (lihat gambar)



3. Untuk 5 batang dupa

a. Pada tempat menancapkan dupa (Hio Lo/Xiang Lu) yang berbentuk bulat, 5 batang dupa itu ditancapkan sbb (ditinjau dari altar):

- dupa pertama : tengah-tengah
- dupa kedua : kiri (dalam)
- dupa ketiga : kanan (dalam)
- dupa keempat : kiri (luar)
- dupa kelima : kanan (luar)




b. Pada tempat dupa yang bentuknya persegi panjang. 5 batang dupa itu ditancapkan seperti pada penancapan 3 batang, ditambah dengan dupa keempat disebelah kiri dupa kedua dan dupa kelima di samping kanan dupa ketiga.



4. Untuk 9 batang dupa

Cara menancapkan seperti pada penancapan 3 batang, dinaikkan 3 kali dan tiap kali ditancapkan 3 batang dupa.


Catatan : untuk setiap penancapan dupa selalu menggunakan tangan kiri

Penjelasan : Didalam prinsip-prinsip ajaran yang terdapat di Kitab Ya King (I-Ching) yang menguraikan tentang garis-garis Pat Kwa (Ba Gua), dinyatakan kiri ialah melambangkan unsur Yang atau Positif, dan kanan melambangkan unsur Yin atau Negatif. Maka untuk hal-hal yang bersifat seperti menancapkan dupa, wajib menggunakan tangan kiri. Ada keterangan lain yang peninjauannya secara anatomis (untuk diketahui saja):
Jantung atau Siem (Xin) kita ada disebelah kiri, menancapkan dupa adalah hal kesujudan hati/Siem (jantung), maka digunakanlah tangan kiri.

Fakta tambahan : coba lihat lintasan lari di stadion pasti mengarah kekiri atau lihat atraksi "roda gila" pasti pemainnya muter ke arak kiri.


sumber : SGSK XXVIII No 4-5 Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu, MATAKIN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar