SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA


Selasa, 05 April 2011

Macam-Macam DOA dan Sembahyang dalam MAHAYANA

DOA (THIAM HIO) DI RUMAH

Tahap-tahap berdoa (thiam hio) di vihara, di rumah dan lain-lain, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong), kepada para Buddha/ Bodhisattva atau para Dewa:

1. Membersihkan diri, minimal mencuci tangan dan berkumur.
2. Menghadap altar yang di puja: wensin,
3. Nyalakan hio/ dupa.
4. Dengan tangan memegang hio/ dupa, berlutut/ berdiri di atas lutut,

Namaskara/ pai kui (3x):

♦ Namaskara/pai kui pertama:
Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlindung kepada Buddha/ Namo Buddhaya”.
♦ Namaskara/ pai kui kedua:
Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlindung kepada Dharma/ Namo Dharmaya”.

♦ Namaskara/ pai kui ketiga:
Saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlndung kepada Sangha/ Namo Sanghaya”.

♦ Ditutup dengan mengucapkan:
“aku berlindung kepada Amitabha Buddha/
Namo Amitabha Buddhaya/ Namo Oh Mee Toh Fo”.

5. Mengundang kehadiran-Nya: dengan sujud kami mengundang kehadiran… (nama yang dimuliakan) untuk hadir disini (3x).

6. Memuliakan nama yang dipuja/ vandana
7. Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,
8. Doa pribadi,
9. Membangkitkan tekad
10. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.
11.Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai kui (3x)

Catatan :

1. Bila keadaan memungkinkan lebih baik sembahyang dengan menggunakan hio/ dupa (hio dipegang di tangan) dengan sikap berdiri di atas lutut. Jika tidak memungkinkan/ cukup hanya dengan berdiri di atas lutut tanpa memegang hio.

2. Dalam melaksanakan doa keinginan pribadi, lebih baik kita mempersembahkan lilin/ pelita, saat menyalakannya berdoa:

Kami persembahkan penerangan ini kepada Kwan She Im Po Sat dan para Dewa Pelindung Dharma yang penuh welas asih, terangilah perjalanan hidupku atau semoga………..(doa pribadi), di tutup dengan membaca “Om Vajra Aloke Ah Hum” (3x)
1 Doa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Setelah bernamaskara/ Pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

~1. Mengundang kehadiran-Nya: dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran……… (nama yang dimuliakan) untuk hadir di sini (3x).

~2. Memuliakan nama yang dipuja/ vandana: Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She ta Kung Te Thian(3x),

~3. Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,
a. Mantra ke sepuluh dari sepuluh Mantra Pendek 3x (SRIDEVI(SUDEVI) DHARANI/ SAN NI THIEN COU)

b. Mantra Tujuh Buddha Penghapus dosa untuk menghapus kesalahan yang tidak disengaja 7x/ 12x/ 49x. (SAPTA ATITABUDDHA KARASANIYA DHARANI/ CHI FO MIE CUI CEN YEN)

c.Trisarana:

Dalam Bahasa Sansekerta:
Namo Buddhaya,
Namo Dharmaya,
Namo Sanghaya,
Namo Amitabha Buddhaya. (3x) Svaha.
Dalam Bahasa Mandarin:

NA MO FU TO YEH,
NA MO TA MO YEH,
NA MO SENG CHIEH YEH,
NA MO OH MI TO FO (3X),sa po ho.

d.Bila perlu dapat ditambah dengan mantra:
· Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou 5x
· Prajnaparamita Hrdaya Sutra 1x (Po je po lo mi to hsin ching)
. Mantra Bodhisattva Tangan Seribu 12x/ 27x/ 49x/ 108x (mantra ke-4 dari Sepuluh Mantra Pendek: Mahacundi Dharani/ Cuen Thi Sen Cou) 
~4. Doa pribadi/ doa cinta kasih/ membangkitkan tekad, contoh:
Kupersembahkan dupa ini ke hadapan Hyang Tathagata/ Tuhan Yang Maha Esa (Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She ta Kung Te Thian),

Para Dewa Naga, Dewa Pelindung Dharma, Lindungilah perjalanan hidupku.
Makhluk-makhluk manapun juga yang hadir di sini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat: semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagiaan; semoga semuanya terbangkit sifat-sifat yang baik; dijauhi dari perasaan iri hati , benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, kejam, sombong dan malas; semoga semuanya hidup dalam cinta kasih dan kasih sayang, semoga semuanya hidup tentram dan damai. Semoga orang-orang yang berniat jahat dijauhi dari diriku.

Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya, aku bertekad menjadi manusia berguna, aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal, aku bertekad dengan segenap jiwa dan raga untuk terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

Aku memohon…………………….(doa pribadi).

~5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.




2 Doa Kepada Para Bodhisattva Mahasattva

Setelah bernamaskara / pai kui 3x, sambil memegang dupa/hio:

1.Dengan berdiri di atas tumpuan lutut, mengundang kehadiran-Nya: kami mengundang kehadiran………(Bodhisattva/ Mahasattva) untuk hadir di sini (3x).

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana (3x),
3. Baca mantra dan sutra atau berBuddha Smrti/Nian Fo.
4. Doa pribadi kepada para Bodhisattva mahasattva, contoh:

Saya memohon di hadapan –Mu, semoga………….(diulang 3x,5x,7x,10x). Atau: Para Bodhisattva Mahasattva tolonglah saya, agar dapat segera keluar dari kesusahan……

Untuk itu aku bertekad melakukan seribu kali kebaikan. Semoga tercapai hendaknya.

5. Setelah berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.
6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/Pai kui(3x)


3 Doa Kepada Panglima Langit Pelindung Dharma
@3.1. Pagi Hari: Doa kepada Wei To Phu Sa

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/hio:

1. Mengundang Wei To P’u Sa:
Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Pelindung Dharma dari Langit (Wei To P’u Sa ) 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:
Yang dimuliakan Dewa Pelindung Dharma dari Langit (Bodhisaatva Wei To / Namo Wei To Tien Chiang P’u Sa) 3x

3. Baca mantra dan sutra :
SRIDEVI (SUDEVI) DHARANI (Mantra ke-10 dari Sepuluh Mantra Pendek: SAN NI THIEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21x/ 49x/ 88x/ 108x.

4. Doa pribadi

5. Memuja /Gatha Pujian:
Panglima Langit Wei To, manifestasi dari Buddha (Wei To Tien Chiang, P’u Sa Hua Shen)
Janji setianya melindungi pelaksana Buddha Dharma (yung hu Fo Fa shih hung shen)
Memegang senjata menaklukan panglima iblis (Pao ch’u chen mo chun)
Jasa dan pahala-Nya luar biasa, dapat menjadi teladan bagi banyak orang (kung te nan lun, ch’i tao ch’un hsin)
Pelaksana Dharma Bodhisattva Mahasattva Mahaprajnaparamita (Na mo p’u yen p’u sa mo ho sa, mo ho po je po lo mi).

6. Membangkitkan 5 tekad:
Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Aku bertekad menjadi manusia berguna,
Aku bertekad tidak berbuat jahat dan tidak bodoh lagi,
Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,
Aku tertekad dengan segenap jiwa raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.


8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai kui (3x).
@3.2. Malam hari: Doa kepada Para Kalama Bodhisattva
(Delapan Belas Pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa)

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang Para Kalama Bodhisattva (Delapan Belas pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa)
Sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Para Kalama Bodhisattva( Delapan Belas Pelindung Dharma/ Chie Lan Sen Cung Phu Sa) 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:
Yang dimuliakan Para Kalama Bodhisattva (Delapan Belas Pelindung Dharma/ Na mo Chie Lan Sen Cung Phu Sa) 3x

3. Baca mantra dan sutra:
♦ Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou)
♦ Prajnaparamita Hrdaya Sutra (Po je po lo mi to hsin ching)
♦ Mantra ke-9 dari sepuluh Mantra Pendek (SUKHAVATIVYUHA DHARANI/ WANG SEN CING THU SEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21x/ 49x/ 88x/ 108x.

4. Doa pribadi
5. Gatha Pujian:
Para Kalama Bodhisattva, Pelindung Dharma, Penjaga Vihara (Ch’ieh Lan chu che ho szu wei ling)
Berikrar mendukung pelaksana Buddha Dharma, mellindungi kerajaan Dharma (Ch’in ch’eng Fo ch’ih kung shu ch’eng, yung hu Fa wang ch’eng)
Menghancurkan penghalang yang ada, menciptakan tempat menjadi tentram dan damai (wei han wei p’ing, fan ch’a yung an ning).
Yang dimuliakan kumpulan para pelndung Dharma Bodhisattva Mahasattva Maha Prajnaparamita.( namo Hu Fa Tsang P’u Sa Mo Ho Sa, Mo ho po je po po mi).

6. Membangkitkan 5 tekad:
Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Aku bertekad menjadi manusia berguna,
Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi,
Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,
Aku bertekad dengan segenap hati dan jiwa dan raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa,berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah kehendaknya.
8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara / Pai Kui (3x). 
4 Doa kepada Dewa Empat Muka/ Si Mian Fo

SEJARAH
Jauh 5000 tahun yang lalu di India berkembang keyakinan/ kepercayaan bahwa di dunia ini ada Tiga Maha Raja Dewa yang menguasai dunia, yaitu:

♦ Dewa Brahma disebut juga Dewa Pencipta semua benda-benda langit dan bumi;
♦ Dewa Wisnu disebut juga Dewa Pemelihara semua benda-benda langit dan bumi;
♦ Dewa Syiwa di sebut juga Dewa Penghancur semua benda-benda langit dan bumi.

Agama Buddha berasal dari India, Hyang Buddha bersabda di dalam ayat kitab suci, bahwa ada Maha Raja Dewa yang disebut Brahmasaham Dipati (Da Fan Thian Wang/ Si Da Thian Wang), yang dapat melindungi, membantu, mendukung para pelaksana Dharma di semua penjuru dunia ini, yang disebut juga Dewa Pelindung Dharma.

Oleh karena itu, di India dibentuklah rupang Maha Raja Dewa Empat Muka (pakai kumis) dengan delapan tangan saktiNya, yang saat sekarang sedang popular, disebut Si Mian Foo. Si Mian Foo bukan berarti Buddha bermuka empat, melainkan berarti Raja Dewa Empat Muka, Orang suku Hakka/ Ke Ren menyebut dengan istilah Thian Shen.

URAIAN

Rupang Si Mian Foo dibuat bermuka empat, dengan pengertian Raja Dewa ini dapat :
♦ membantu umat yang sujud yang datang dari empat penjuru dunia, baik dari timur, selatan, barat, utara, agar tercapai keinginannya,
♦ menegakkkan keadilan,
♦ penuh cinta kasih, belas kasihan, empati dan ketenangan batin (metta, karuna, mudita, upeksha).


DELAPAN TANGANNYA MEMEGANG PUSAKA SAKTI
1. Kitab sakti, melambangkan kebijaksanaan yang sesungguhnya
2. Kulit keong Sakti, melambangkan pemberi keberuntungan
3. Aksamala/ Tasbeh Sakti/ Nian Cu, melambangkan tumimbal lahir ( perjalanan hidup manusia di dunia ini selalu berputar).
4. Pot Bunga Sakti, melambangkan air berkah
5. Tangan Mudra Sakti, melambangkan pemberi berkah
6. Tongkat Sakti, melambangkan keberhasilan/ kepemimpinan
7. Roda Terbang sakti, melambangkan dapat menghancurkan segala gangguan, baik rasa kesal, jengkel, gangguan orang jahat, gangguan iblis dan gangguan lingkungan dan lain-lain
8. Mustika Sakti, Melambangkan daya kemampuan dan kekuasaan.

MANFAAT BERDOA, MEMBERIKAN PERSEMBAHAN DAN BERSEMBAHYANG

Pada umumnya orang berdoa/ bersembahyang mempunyai tujuan untuk menambah keberuntungan dan kebijaksanaan. Hal ini tidak salah, bahkan sesuai dengan ayat kitab suci sembahyang, yaitu “PENUH KEYAKINAN DAN BERLINDUNG DI ALTAR MENAMBAH KEBERUNTUNGAN DAN KEBIJAKSANAAN YANG SESUNGGUHNYA (TAN XIN GUI YI ZHEN FU HUI)”.

Keyakinan tersebut tentu harus dilandasi dengan ajaran Buddha, yaitu semua yang terjadi dalam hidup ini bersumber dari perbuatan sendiri yang lalu maupun yang baru. Perbuatan baik menghasilkan keberuntungan, perbuatan jelek dan bodoh menghasilkan penderitaan.

Perbuatan baru (sebab) dapat menciptakan kondisi atau jodoh yang baru. Hasil/ buah karmanya akan diterima oleh kita sendiri. Oleh karena itu, wahai Anda yang bersembahyang kepada Si Mian FOO, bangkitkan tekad untuk tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, perbanyaklah perbuatan baik dan bajik, sucikan hati dan pikiran, maka Anda akan terbebas dari penderitaan, mendapat kesuksesan hidup dan keberuntungan hingga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

MANTRA

Mantra yang di baca dapat dipilih salah satu dari mantra di bawah ini:

1. MANTRA BODHISATTVA TANGAN DAN MATA SERIBU

♦ Dengan segenap hati kubersujud kepada Yang Maha Sempurna. Kepala kuletakkan di bawah kaki-Mu. Saat sekarang aku memulaikan kebesaran-Mu.
♦ - Semoga dengan penuh cinta kasih Engkau memberkatiku.
♦ - [Semoga dengan penuh cinta kasih Enggau memberkati……..
(nama yang dimohonkan berkat-Nya)].

Namo saptanam samyak-sambuddha kotinam. Tadyatha Om, Cale cule cundi.Svaha. (12x, 27x, 49x, 108x, atau sebanyak-banyaknya).

2. MANTRA DEWA SHI MIAN FOO

Om karabindunatam uppannam brohmasahapatinama atikappe su, a, kate pancapatunam tisva namobuddhaya vandanam. Siddhi kiccam Siddhi kammam siddhi kariya tadakato siddhi teco jayoniccam siddhi labho nirantaram sabbakammam prasiddhime sabbasiddhi bhavantu.

CARA BERDOA

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio memuliakan-Nya dan berdoa:

(dimulai dari yang menghadap ke luar dan seterusnya, berputar sesuai dengan arah jarum jam)
♦ Dewa Empat Muka yang penuh cinta kasih/ maitri; atau
♦ Dewa Empat Muka yang penuh karunia/ karuna; atau
♦ Dewa Empat Muka yang penuh perhatian dan simpati/ mudita; atau
♦ Dewa Empat Muka yang penuh keseimbangan dan ketentraman/ upeksha)

Berkatilah kami…………(doa pribadi).

♦ Dilanjutkan dengan membaca mantra ke-1 atau ke-2 tersebut di atas.
♦ Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x)

5 Doa Kepada Dewa Bumi

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x,sambil memegang dupa/ hio:


5.Mengundang Dewa Amurvabhumi

Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Amurvabhumi 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan (Vandana/ Shen Hao):
Dewa Amurvabhumi 3x yang dimuliakan 3x

3. Baca mantra dan sutra:
- Na mo san man tou, mu thuo nan, an to lu to lu ti bwe sa pho he. (3x, 12x, 27x, 49x)
- Baca mantra ke-3 dari sepuluh mantra pendek 3x, 12x, 27x, 49x

(GUNARATNASILA DHARANI/ KUNG TE PAU SAN SEN COU)
Semoga aku bisa menjadi manusia yang berguna.
Semoga aku menjadi penyebab orang lain memperoleh keberuntungan
Semoga semuanya menyadari keberuntungan berasal dari perbuatan sendiri yang baik.
Semoga semua makhluk bisa bersama-sama berjuang menuju pantai bahagia
Semoga semua makhluk bergembira, hidup tentram dan damai

4. Doa Pribadi:
Dewa Amurvabhumi yang dimuliakan, penguasa tanah dan pelindung di bumi ini, mari bersama-sama membina diri di jalan ke-Buddhaan dan berkatilah kami…..,

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.


6. Doa Kepada Satyabudi Dharmapala Bodhisattva/KwanTi Kong

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x,sambil memegang dupa/hio:
1. Mengundang kwan Ti Kong: dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Kwan Ti kong 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana: Namo Satyabudi Dharmapala Bodhisattvaya/ Na mo Cie Lan Shen Cung Kwan Ti Kong Pu Sa (3x)

3. Baca mantra dan sutra:

♦Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou
♦Prajnaparamita Hrdaya Sutra/ Xin Cing
♦Jvala Mahaugra Dharani/ Siau Cai Ci Siang Sen Cou 3x, 12x, 27x, 49x (mantra kedua dari Sepuluh Mantra Pendek)

4. Doa Pribadi: Kwan Ti Kong yang penuh kesetiaan dan berbudi bangkitkanlah kekuatan
Kami, agar kami bisa hidup penuh kesetiaan dan ingat budi, berkatilah kami……..

5. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah Hendaknya.

6. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk bersama-sama memasuki pintu
Kesucian Dharma, 8 penderitaan dan 3 kondisi keadaan lenyap sudah dalam lautan janji

Oh Mee To Fo (1x), kemudian namaskara (3x).

7 Doa Kepada Dewa Rezeki/ Chai Shen Ye

Setelah bernamaskara/ pai kui 3x, sambil memegang dupa/ hio:

1. Mengundang Dewa Rejeki/ Chai shen Shen Cung Pu Sa
Dengan sembah dan sujud kami mengundang kehadiran Dewa Rejeki/ Chai shen shen
Cung Pu Sa 3x.

2. Baca nama yang dimuliakan/ vandana:
Dewa Rejeki yang dimuliakan/ Namo Chai Shen Shen Cung Pu Sa 3x.

3. Baca Mantra dan sutra:
♦ Maha Karuna Dharani/ Ta Pei Cou
♦ Prajnaparamita Hrdaya Sutra ( Po Je Po Lo Mi To Hsin ching )
♦ Mahacundi Dharani 12x/ 27x/ 49x/ 108x (mantra Bodhisattva Tangan Seribu/ mantra
ke-4 dari sepuluh mantra pendek/ Chuen Thi Sen Cou).

4. Doa pribadi:
Dewa Rezeki/ Chai Shen Shen Cung Pu Sa yang membawa kemakmuran dan keberuntungan yang dimuliakan oleh para Dewa, dengan keyakinan ini keberuntungan dan kemakmuran beserta diriku. Semoga keberuntungan, kemakmuran datang dari semua penjuru, terbukalah pintu rejeki dalam perjalanan hidupku. Semoga……..

5. Membangkitkan tekad:
♦ Aku bertekad menjalankan kewajibanku dengan baik dan dengan senang hati, walaupun belum tentu menyenangkan. Kutahu ini merupakan bagian dari perjalanan nasibku.
♦ Aku bertekad menjadi manusia berguna, sekecil apapun kebaikan yang kulakukan, dapat menambah keberuntungan hidupku.
♦ Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi, sekecil apapun kejahatan yang kulakukan, dapat menambah penderitaanku yang baru.
♦ Aku bertekad membahagiakan keluargaku, demi kebahagiannya.
♦ Aku bertekad dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati.

6.Doa cinta kasih (lihat lampiran)
7.Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya.
8.Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara/ Pai Kui (3x). 


3 Sepuluh Prasetya Besar dari Kwan She Im Po Sat

1. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat memahami semua Dharma

2. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya memperoleh mata kebijaksanaan

3. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat menyeberangkan semua makhluk

4. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya memperoleh Vailpulya (cara yang mudah) nan bijaksana

5. Namo Maha karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya berlayar dengan perahu prajna

6. Namo Maha karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya terlepas dari lautan samsara

7. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya dapat sila, Samadhi dan jalan Dharma

8. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku secepatnya mendaki Gunung Nirvana

9. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat melakukan perbuatan tanpa pamrih

10. Namo Maha Karuna Avalokitesvara,
Semoga aku cepat dapat menyatu dengan Buddha Dharma
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) Gunung Golok, maka Gunung Golok itu akan segera hancur dan patah.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) cairan api, maka cairan api itu akan segera padam, layu dan kering.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) setan kelaparan, maka setan kelaparan akan segera memperoleh kepuasan.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) asura, maka sifat jahatnya segera akan luluh.
Jika aku berhadapan dengan (berada dalam kondisi/ sifat) binatang, maka sifat binatang akan segera dapat diatasi dan segera memperoleh kebijaksanaan maha besar

4 Arti Persembahan

4.1. ALOKE/ PENERANGAN:
Lampu penerangan yang dipersembahkan ke hadapan Buddha/ Bodhisattva/ Dewa Pelindung Dharma dan dibacakan ayat kitab suci/ mantra (terlebih lagi dibacakan oleh Arya Sangha, contohnya: lampu penerangan/ kwang ming ten yang dipasang di vihara pada upacara tertentu) bermanfaat utnuk memperoleh karma baik.

Api merupakan lambang dari semangat. Api dalam pengertian sakral dari getaran mantra/ dharani Hyang Buddha atau Bodhisattva dapat mengurangi/ membakar kekotoran batin dan dapat menerangi perjalanan hidup ini (menghapus keadaan suram menjadi terang), disebut juga Api Penerangan Hidup (Buddha, Dharma, Sangha sebagai pedoman hidup).

4.2. PUSPE/ BUNGA:

Bunga melambangkan ketidak-kekalan kehidupan di Svahaloka (dunia) ini, yaitu: tumbuh/ lahir, mekar/ tua, layu/ sakit dan lenyap/ meniggal dunia. Demikianlah sama halnya dengan bunga-bunga yang pasti akan layu, tubuh jasmani pun sebenarnya menuju kelapukan. Oleh karena itu, dikala masih sehat, orang harus selalu melakukan kebajikan untuk menumpuk karma yang baik, bagaikan bunga yang indah dipersembahkan kepada yang layak dipersembahkan. Bunga yang segar dan indah dipersembahkan di altar yang telah di nyalakan dupa, akan lebih banyak mengundang Dewa Pelindung Dharma untuk datang, terlebih lagi bila di bacakan ayat kitab suci.

4.3. ARGHAM/ AIR:air atau hasil bumi seperti biji-bijian merupakan lambang kehidupan dan kekuatan berkah dari pensucian kebodhian.

4.4. DUPA/ HIO/ KAYU GARU: mempersembahkan Dupa merupakan ungkapan pernyataan sikap yang tulus, sujud, dan memuliakan kebesaran Hyang Buddha dan Bodhisattva yang dapat membimbing umat ke arah kemajuan, ketentraman, kebijaksanaan dan sekaligus dapat mengundang datangnya para Dewa, Naga, Asura, Yaksa, Gandharva dan makhluk lainnya, yang mempunyai ikatan jodoh dengan Agama Buddha dan dengan diri kita serta tempat kita berada, sekaligus pula dapat menciptakan suasana khidmad/ sakral dan mistik.

Dupa melambangkan jasa dan kebajikan dari perbuatan baik tanpa pamrih/ paramita akan berbuah pahala yang berlimpah-limpah, bagaikan asap dupa yang dapat menyebar-luas.

4.5. NAIVIDYE: persembahan berupa:

MAKANAN BERGIZI ATAU OBAT-OBATAN
Dipersembahkan di altar Hyang Buddha/ Bodhisattva/ Dewa pelindung Dharma atau makhluk lainnya yang mempunyai ikatan jodoh dengan Agama Buddha, dengan diri kita serta tempat kita berada (ada sejenis dewata perlu sekali dengan obat-obatan/ makanan bergizi ini).

Merupakan wujud dari tekad yang kuat untuk menolong dan mengobati makhluk lainnya dengan mempersembahkan miliknya yang paling berharga. Terlebih lagi, bila dibacakan mantra maupun sutra akan menimbulkan getaran-getaran yang sulit di jelaskan dengan pikiran manusia biasa, Dewa penolong akan dekat padanya, sehingga dapat membawa kemajuan dalam pencapaian kebodhian.

4.5. BUAH-BUAH SEGAR/ MAKANAN: buah segar yang dipersembahkan di altar Hyang Buddha/ Bodhisattva/ Dewa Pelindung Dharma merupakan sikap pengorbanan yang tulus terhadap yang dipuja dan tekad mengabdikan diri kepada semua makhluk serta membagi hasil pahala kita kepada orang lain. Ada beberapa dari para makhluk suci (para dewa-dewi) hidup dari persembahan buah-buah segar dan makanan yang di persembahkan di meja altar. Mereka menerima persembahan tersebut dan akan melindungi kita dari gangguan-gangguan yang jahat serta dapat menimbulkan nilai-nilai kesakralan/ getaran suci.

4.6. RATNA/ MUSTIKA: merupakan ungkapan pengakuan umat, bahwa ajaran Buddha demikian berharga dan di dunia ini tiada yang dapat melebihinya. Dalam aliran Tantra, perihal ratna/ batu mustika sangat diutamakan. Contoh: batu akik, dan lain-lain.

4.7. Mustika: berasal dari lautan, melambangkan penerangan yang abadi, artinya Buddha Dharma tiada terbatas, dapat digunakan sebagai pedoman utnuk keluar dari roda samsara/ laut penderitaan.

4.8. PAKAIAN/ PERLINDUNGAN: dapat berupa pakaian yang di persembahkan maupun pakaian yang dipakaikan di rupang Buddha/ Bodhisattva; mengandung perngertian ajaran Buddha dapat melindungi umat yang penuh keyakinan dan saleh, sehingga terhindar dari gangguan makhluk-makhluk yang jahat; juga sebagai pernyataan perngharapan diri sendiri, agar selalu dilindungi, oleh para Buddha/ Bodhisattva.



1 SEMBAHYANG

Ajaran Hyang Buddha berpedoman dengan hukum karma.Oleh karena itu, melaksanakan Ajaran Hyang Buddha dalam kehidupan sehari-hari wajib adanya, apalagi Hyang Buddha bersabda bahwa : “ Semua perbuatan manusia semunya dimulai dari cetana/ kemauan dan diwujudkan dalam perbuatan yang nyata……(Vairocana Sutra Bab I) Buddha bersabda:” Jika ada manusia yang menerima, memegang dan melafal nama ‘ Kwan Se Im Po Sat’ didalam waktu waktu tertentu, menghormat, bernamaskara dan memberikan puja; dua perbuatan ini dapat menambah keberuntungan didalam kehidupan manusia. Dengan kesujudan yang dilakukannya ini, akan mendapat ratusan tahun, berkali-kali tumimbal lahir dapat menghasilkan pahala yang tiada batasnya………….(Sad Dharma Pundarika Sutra, Bab Kwan Im Po Sat Ayat ke 6).

Oleh karena itu, penghayatan Ajaran Hyang Buddha untuk umat yang saleh harus dimulai dari menghormat dan sembahyang, memuji kemuliaan Buddha, bertekad memperoleh kegembiraan hidup diSurga Sukhavati, intropeksi / Samadhi didalam melaksanakan ajaran Buddha, dan membagi keberuntungan kepada semua makhluk. (Berbuat baik membagi kebahagiaan kita kepada makhluk lainnya).

Sebagai umat Buddha Mahayana yang saleh, setiap hari kita wajib menjalankan:
1. Bersembahyang sebelum dan setelah bangun tidur
2. Bersembahyang sebelum dan sesudah makan; dengan memberikan puja kepada Buddha, Dharma dan Sangha
3. Sekurang-kurangnya ke Vihara setiap hari Uposatha ( Ce It dan Cap Go) untuk bersembahyang secara pribadi, berdoa bersama, kebaktian membaca Sutra, Mantra, memuliakan nama Buddha. Berusaha selama 24 jam untuk melatih diri dijalan kesucian yaitu tidak berbuat jahat, selalu berbuat kebajikan, sucikan hati dan pikiran.

4. Sekurang-kurangnya setiap Ce It dan cap Go melakukan puasa Agama Buddha Mahayana.(Cia Cai/ Vegetarian) dan puasa Buddha yaitu 8 pantangan/ 8 sila.

5. Membiasakan diri melakukan Sad paramita, Membalas 4 budi besar ( catur Bhakti) dan menolong mereka ditiga alam samsara.

Sembahyang/ Puja Bhakti adalah mutlak bagi setiap umat. Buddha yang saleh dan mempunyai 2 (dua) pengertian yang mendasar sebagai berikut:

1.Sembahyang sebagai sarana membina diri :
a. Meningkatkan rasa taqwa kepada Hyang Tathagata/Tuhan yang Maha Esa, para Buddha, Bodhisattva dan Mahasattva.
b. Meningkatkan penghayatan Ajaran Hyang Buddha, dengan membacakan mantra, Sutra, Vinaya dan memasuki 5 pintu lautan surga Sukhavati.
c. Meningkatkan renungan akan arti hakekat hidup dan kehidupan/Samadhi (konsentrasi, bhavana, hasilnya Samantha/ kekuatan iman dan Vipassyana/Kebijaksanaan/Pandangan terang)
d. Memperkuat akar kebajikan/ kebijaksanaan dan memupuk dasar keberuntungan.
e. Meningkatkan tekad keBodhian.
f. Bila dilakukan dengan rutin berarti melatih, memperkuat dan mengembangkan daya kemampuan otak kiri dan kanan kita, sekaligus memperkuat rasa kepercayaan diri dan meletakkan dasar untuk memperoleh hidup yang lebih beruntung dan bahagia, serta menyimpan jasa dan pahala agar tumimbal lahir ke alam yang lebih baik, bahkan ke surga Sukhavati.

2.Sembahyang sebagai pengamalan dari Ajaran Hyang Buddha
Pengertian ini merupakan perwujudan kesadaran yang penuh kesucian/ paramita, setiap ucapan, perbuatan, pikiran/jiwa selalu di landasi kesucian dan ihklas. Makhluk yang melaksanakan kehidupan sehari-hari dengan cara ini, berarti ia sudah bersembahyang dalam kehidupan sehari-harinya. Demikian para Arya suci mulia yang telah mencapai salah satu dari 10 tingkat kesucian para Bodhisattva (memasuki Jhana/ Arus kesucian).

Tata cara sembahyang 1. Anjali
2. Vairocana Mudra/ Wensin
3. Namaskara
4. berdiri diatas lutut, sikap melakukan doa yang sujud
5. Mudra ketenangan Bathin/ Fang Cang
6. Pradaksina
Sembahyang atau Puja Bhakti adalah ungkapan rasa Sradha/ keyakinan kepada Agama yang kita anut, oleh karena itu sikap dan tata cara sembahyang harus kita lakukan dengan sempurna.

1. Anjali:
Berarti sebagai lambang dari bunga teratai yang masih kuncup ( setiap manusia mempunyai benih keBuddhaan). Sikap memberi hormat dan sujud dengan cara merangkapkan kedua telapak tangan didepan dada.

2. Vairocana Mudra/ Wensin:
Ibu jari kanan dan kiri dirapatkan, begitu juga dengan jari telunjuk kanan dan kiri dirapatkan, sisa dari ketiga jari kanan ditekuk kedalam dan sisa dari ketiga jari kiri membungkus ketiga jari kanan yang telah ditekuk lalu diangkat hingga kedua ibu jari menyentuh ditengah tengah antara kedua alis mata yang mengandung arti encerapan kekuatan Sutra dan Mantra yang kita baca.

3. Namaskara
Penghormatan yang dilandasi dengan sikap pasrah dan sikap melaksanakan Ajaran-Nya;

1. Anjali
2. Vairocana Mudra/ Wensin (1 x)
3. Lima anggota badan menyentuh bumi (3 x)
4. Anjali
5. Vairocana Mudra/ Wensin ( 1 x)

Uraian Nameskara:

Dimulai dengan sikap berdiri dan anjali, didalam hati kita mengucapkan:
“Ku menghadap kepada Yang ku muliakan, ku memberi salam dan penghormatan serta mengingat suri tauladan dan Ajaran-Nya, yang dapat memuliakan dan mensucikan diriku.”

Badan dibungkukkan hingga 90 derajat, kedua telapak tangan diturunkan sampai posisi 3 jari dibawah pusar, kemudian badan ditegakkan kembali dan melakukan Vairocana Mudra/ Wensin (1 x)

Sewaktu berlutut, tangan diturunkan ke lantai yang dimulai dari telapak tangan kanan sambil mengucapkan :
“Namo Buddhaya”

Kemudian telapak tangan kiri diturunkan ke lantai dengan posisi didepan telapak tangan kanan sambil mengucapkan :
“Namo Dharmaya”

Kemudian telapak tangan kanan dipindahkan sejajar dengan telapak tangan kiri sambil mengucapkan :
“Namo Sanghaya, Svaha”

Yang berarti “Kepada yang aku hormati ku menyerahkan jiwa dan ragaku”

Setelah itu, kepala ditundukkan hingga menyentuh lantai sambil diiringi dengan membuka kedua telapak tangan, mengepal lalu meletakkannya kembali.

Artinya:
Aku buka telapak tangan tanganku utnuk memohon berkah, bimibingan dan Ajaran-Nya.
Aku kepal telapak tanganku tanda aku menerima Ajaran dan berkah-Nya.
Aku meletakkan kembali kedua telapak tanganku ke lantai menyatakan aku siap memegang ajaran dan berkahNya sebagai pedoman dalam pelaksanaan hidupku.

4.Berdiri diatas tumpuan lutut, sikap melakukan doa yang sujud.
Sebagai ungkapan rasa menyesal, bertobat, memohon ampun dan memohon berkah.

5.Mudra ketenangan batin/Fang Cang.
Disaat-saat tertentu pembacaan Mantra atau Dharani dilakukan sikap demikian, untuk lebih mendapatkan ketenangan dan mencerap getaran-getaran bathin dengan memakai tasbih searah jarum jam.

6.Pradaksina
Sikap sujud, hormat mengagungkan jasa-jasa Hyang Buddha sekaligus merupakan Samadhi dengan berjalan, pada umumnya dilakukan dengan mengikuti arah jarum jam/ ke kanan.

Arti Namaskara

Namaskara adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Buddha karena mengandung arti;mendekatkan diri dan menyerahkan jiwa raga kita kepada Tri Ratna untuk memperoleh perlindungan dan berkahNya.

Manfaat Namaskara

Setiap umat Buddha wajib setip hari bernamaskara kepada Buddha,Dharma dan Sangha dengan tulus, hikmat dan ikhlas.Bila cara ini dilakukan terus menerus akan dapat mengikat jodoh lebih lanjut dalam lindungan Triratna, serta akar kebajikan di dalam jiwa semakin berkembang. Dapat di harapkan kelahiran yang akan datang dilahirkan di surga Buddha atau dilahirkan dalam lingkungan yang saleh yang beragama Buddha. Oleh karna itu Namaskara dengan sujud dan hikmat kepada Triratna dalam keyakinan yang teguh sangat baik adanya. 
ANEKA RAGAM DOA DAN SEMBAHYANG

Hal hal yang wajib di lakukan untuk membaca mantra sebelum melakukan sembahyang (Thiam Hio, Kebaktian, Upacara,dan lain-lain).

Mantra mensucikan mulut; Mempersiapkan diri atau mencuci tangan sambil kumur-kumur dengan membaca mantra dalam hati:

-Om, Siu Li Siu Li, Mo Ho Siu Li, Siu Siu Li, Sa Po Ho (3x)

Manttra mensucikan badan dan memakai pakaian yang bersih, rapih atau memakai jubah sembahyang.

-Om, Siu Tuo Li, Siu Tuo Li, Siu Mo Li , Sa Po Ho (3x)

Mantra mensucikan lahir dan bathin (Perbuatan, ucapan dan pikiran)

-Om, Sa Wa Pho Wa Mo Thou, Sa Wa Ta Mo, Sa Wa Pho Wa, Mo Tu Han (3 x)


1. Sembahyang kepada Hyang Tathagata / Tuhan Yang Maha Esa / Na Mo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She Ta Kung Te Thian dengan cara Agama Buddha;

1.Persiapan diri melakukan hal-hal yang wajib sebelum sembahyang
2.Persembahan:
Dapat dilakukan dengan cara:
Sederhana:
Menyalakan hio/dupa dipegang ditangan dengan sikap berdiri di atas lutut atau berdiri, pai kui 3 x dan berdoa :
“Saya persembahkan dupa ini kehadapan kepada Hyang Tathagata/Tuhan Yang Maha Esa/ Namo Tie Ie Wei Te Chen Chiu Cung She Ta Kung Te Thian, Para Dewa Naga Pelindung Dharma, Lindungilah perjalanan hidup saya.

Makhluk-makhluk manapun yang hadir disini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagaiaan, semuanya terbangkit sifat-sifatnya yang baik, dijauhi dari perasaan iri hati, benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, kejam, dan malas, semoga semuanya hidup dalam cinta kasih, dan kasih sayang serta cinta kasih dipancarkan kepada semua makhluk, dan cinta kasih semua makhluk dipancarkan kepada diriku.

Semoga orang-orang yang berniat jahat dijauhi dari diriku, orang-orang yang dekat denganku ikut membantu diriku. Semoga saya……lahir di ……tgl……bulan……tahun……memohon……”(Sesuai keinginan-pribadi).

Tancapkan hio ditempat yang disediakan, dan membaca mantra;

NA MO FO T’O, NA MO TA MO, NA MO SENG CH’IEH,
NA MO SE LI, MO HO T’I PI YEH,TA NI YEH T’A,
PO LI FU LOU NA. CHE LI SAN MAN T’O,TA SHE NI,
MO HO P’I HO LO CH’IAH TI, SAN MAN T’O,PI NI
CH’IEH TI, MO HO CHIA LI YEH, PO MI, PO LA, PO MI
SA LI WA LI T’A, SAN MAN T’O, HSIU PO LI TI,
FU LI NA, O LI NA, TA MO TI, MO HO P’I KU PI TI,
MO HO MI LE TI, LOU PO SENG CH’I TI, HSI TI HSI,
SENG CH’I HIS TI, SAN MAN T’O, O T’A O LIAU P’O
LO NI. (3X, 7X, 12X, 27X,49X,).

Mantra & Buddha untuk pengampunan dosa/penghapusan kesalahan yang tidak disengaja

- Reva Revate Guha Guhate, Dharanite Niharate Vrnite Mahagate Chelingante Svaha. (4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Atau dalam lafal mandarin;
- Li P’o Li P’o Ti, Ch’iu Ho Ch’iu Ho Ti, T’o Lo Ni Ti, Ni Ho Lo
Ti, P’i Li Ni Ti, Mo Ho Ch’ieh Ti, Chen Ling Chien Ti, Sa Po Ho. ( 4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Semua orang ingin dijauhi dari penderitaan,
Penderitaan menjauhi diriku,
Dengan kekuatan mantra ini,
Semua mara bencana hancur menjadi debu adanya.

Membaca Tisarana;
Namo Buddhaya
Namo Dharmaya
Namo Sanghaya
Namo Amitabha Buddhaya (3x) .SVAHA.

Atau dengan lafal Mandarin;
NA MO FU TO YEH
NA MO TA MO YEH
NA MO SENG CH’IEU YEH
NA MO OH MI TO FOO (3x).
SA PO HO

Bila perlu dapat di tambah dengan mantra MAHA KARUNA - HARANI (Ta Pei Cou)

MAHA KARUNA DHARANI
Namo ratnatrayaya *
Namo aryavalokitesvaraya mahakarunikaya
Bodhisattvaya mahasattvaya mahakarunikaya
Om sarva abhayah sunadhasya
Namo sukrtvermama aryavalokitesvaragarbha
Namo nilakantha mahabhadrasrame
Sarvarthasubham ajeyam sarvasattvanamavarga mahadhatu
Tadyatha: Om * avaloke lakite karate
Hari mahabodhisattva sarva sarva mala mala
Mahahrdayam kuru kuru karman
Kuruvijayati mahavijayati
Dharadhara dharin suraya
Chala chala mama bhramara muktir
Ehi ehi chinda chinda harsam prachali
Basa basam presaya hulu hulu mala
Hulu hulu hile sara sara sid siri suru suru
Bodhiya bodhiya bodhaya bodhaya
Maitreya nilakantha dharsinina
Payamana svaha. Siddhaya svaha. Maha siddhaya svaha
Siddha yogesvaraya svaha.Nilakantha svaha
Varahananaya svaha. Simhasiramukhaya svaha
Sarvamahasiddhaya svaha. Cakrasiddhaya svaha
Padmahastaya svaha. Nilakanthavikaraya svaha
Maharsisankaraya svaha
Namo ratnatrayaya
Namo aryavalokitesvaraya svaha
Om * siddhyantu mantra padaya svaha

Yang Lengkap:

Menyediakan meja yang bersih (bisa satu atau tiga susun) di lapiskan dengan kain merah dan mempersembahkan:
1. Lilin sepasang
2. Air teh 9 cangkir kecil
3. Bunga yang wangi (sedap malam) (8 batang dibuat 2 pot,atau satu pot 9 batang).
4. Makanan kering 8 macam(kacang,obat-obatan, kimcam, mumei, tanghun, kembang kol, dll).
5. Enam macam manisan
6. Lima macam buah
7. Hio 9 batang.

Lalu melakukan seperti halnya dalam bentuk sederhana, seperti menyalakan hio, membaca doa/ mantra dll.
Disini kami ajarkan sembahyang pagi & malam yang praktis, untuk para umat yang masih berstatus pemula dan mau sembahyang yaitu :
Sembahyang pagi setelah thiam hio.
1. Namaskara/Pai kui (3x)
2. Sikap berdiri yang sempurna atau sikap duduk yang baik,tangan beranjali dan senam pernafasan dalam pujian”Namo Oh Mee Toh Fo” (3x,10x,20x,30x,atau sebanyak banyaknya dengan kelipatan 10x/meditasi)

3. Doa Cinta Kasih.
4. Doa keinginan pribadi.
5. Sepuluh Maha Ikrar Bodhisattva Samanthabadra yaitu:
-.Menghormati dan memuliakan semua Budha
-.Memuji dan mengagungkan para Tathagata
-.Selalu membina diri dengan memberi puja
-.Menyesal dan bertaubat atas karma/perbuatan buruk
-.Selalu senang dan gembira berbuat pahala dan bernormal
-.Mengundang dan mengharap roda Dharma selalu berputar
-.Mengundang dan mengharap Buddha berada di dunia
-.Selalu mengikut dan melaksanakan Ajaran Buddha
-.Mengabdi dan mengikuti para makhluk
-.Membagi kegembiraan dan keberuntungan kepada semua makhluk

6. Menyerahkan diri dalam perlindungan Buddha.
7 .Namaskara.(3x).

Sembahyang malam, setelah thiam hio.

1. Namaskara/pai kui (3x)
2. Sikap berdiri yang sempurna atau sikap duduk yang baik,tangan beranjali dan senam penafasan dalam pujian “Namo Oh Mee Toh Fo”(3x,10x,20x,30x,atau sebanyak banyaknya dengan kelipatan 10x/ Meditasi)
3. .Doa Cinta Kasih
4. Doa keinginan pribadi
5. . Tekad ke Surga Sukhavati.
“Dengan sepenuh hati, aku memasuki surga Sukhavati. Oh Mee Toh Fo, semoga menyinari dan memberkahi aku”.
6. Menyerahkan diri dalam perlindungan Buddha
7. Namaskara (3x)

Sembahyang sesaat setelah bangun tidur :

Saat terbangun dari tidur , aku bangkitkan kesadaran , aku tidak boleh berleha-leha lagi yang mana dapat menambah benih kemalasaanku, yang dapat menjadi dasar hambatan kemajuan dalam kehidupan ini.

Saat aku bangun tidur , aku duduk Samadhi, memutuskan semua khayalan-khayalan dan kegelisahan yang ada. Aku bertekad meninggalkan Neraka penderitaan kehidupan ini. Aku bertekad menjadi Buddha. Untuk itu, aku harus berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya, yang mana dapat menjadi modal dasar kebahagiaanku.

Dengan sikap anjali membacakan :
Aku berlindung kepada Buddha,
Aku berlindung kepada Dharma,
Aku berlindung kepada Sangha,
Aku berlindung kepada Amitabha Buddha,
Sampai terciptanya pantai bahagia
Dengan jasa dan pahala ini,
Tercapailah ketentraman dan kebahagiaan.(1x, 3x).
Namo Buddhaya
Narno Dharmaya
Namo Sanghaya
Namo Amitabha Buddhaya

(3x, 7x, 12x, 2 1x, 27x, 49x, 108x, dan dapat ditambah dengan membaca Mantra dan Sutra).

Doa cinta kasih diwaktu pagi hari/ matahari masih terlihat:
Makhluk manapun juga yang berada disii maupun di alam lain,
Yang terbentuk maupun yang tidak kelihatan,
Yang terbentuk maupun yang tidak terwujud,
Yang kuat maupun yang lemah,
Semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dan kebahagiaan.
Semoga semuanya hidup dalam kegembiraan maupun kedamaian.
Semoga semuanya hidup memancarkan cinta kasih kepada sesamanya.
Semoga semuanya dijauhkan dari rasa iri hati, benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, sombong, kejam dan malas, (1x, 3x).
Semoga semua makhluk semuanya masuk kedalam pintu kesucian dan kedamaian, melenyapkan 8 penderitaan dan 3 kondisi kehidupan, bersama-sama memasuki lautan kebahagiaan Surga Sukhavati.

Dan dilanjutkan dengan membaca dan merenung tekad, dapat memilih salah satu tekad dibawah ini:

Tekad I:
Aku bertekad menghentikan perbuatan jahatku
Aku bertekad memperbanyak perbuatan bajikku
Aku bertekad melakukan perbuatan yang berguna untuk makhluk lainnya.
Aku bertekad dilahirkan di Surga Sukhavati (Namaskara 1x)

Tekad II:
Semoga semuanya makhluk hidup memperoleh kebahagiaan, inilah Maitri tanpa batas,
Semoga semua makhluk hidup memperoleh ketentraman, inilah Karunia tanpa batas,
Semoga makhluk hidup dijauhi dari penderitaan, inilah Mudita tanpa batas,
Semoga semua makhluk hidup memperoleh keseimbangan batin, inilah Upeksa tanpa batas,

(Namaskara 1 x).

Tekad III:
Aku bertekad melenyapkan 3 kumpulan karma buruk,
Aku bertekad memperoleh api prajna,
Untuk melenyapkan semua penderitaan yang ada,
Senantiasa melaksanakan Bodhisattvayana.(Namaskara 1x)

Tekad IV:
Hanya perbuatanku sendiri yang dapat menolong diriku,
Hanya perbuatanku sendiri yang dapat melenyapkan penderitaanku,
Hanya dengan kemauanku sendiri aku dapat menghayati Ajaran Buddha,
Dengan melaksanakan hal tersebut, tercapailah jalan ke-Buddhaan

(Namaskara 1x)

Renungan pengampunan dosa:
Selama tumimbal lahir dalam lingkaran samsara yang tiada hentinya; Aku telah melakukan kejahatan yang tiada batasnya; aku telah merasa gembira mengetahui kesalahanku; semua ini dikarenakan kebodohanku.
Dengan sungguh sungguh hati dan sujud aku bertobat; aku menyerahkan diriku dikakiMu; Oh,…….Buddha; Wahai orang-orang yang suci, dengan penuh perasaan penyesalan dihatiku aku bertekad dan menyatakan;
Aku berlindung pada Buddha,
Aku berlindung pada Dharma,
Aku berlindung pada Sangha,
Sampai tercapainya pantai bahagia,
Dengan jasa dan pahala ini,
Lenyaplah penderitaan dan tercapailah ketentraman dan kebahagiaan.

-Aku bertekad menolong semua makhluk,demi kebahagiaanya.
-Aku bertekad membahagiakan keluargaku demi kebahagiaanya.
-Aku bertekad mengikis habis akar-akar kejahatanku.
-Aku bertekad meringankan, menolong penderitaan semua makhluk demi kebahagiaanya

Mantra 7 Buddha untuk pengampunan dosa/penghapusan kesalahahan yang tidak disengaja
- Reva Revate Guha Guhate, Dharanite Niharate Vrnite Mahagate
Chelingante Svaha.(4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Atau dalam lafal mandarin;
- Li P’o Li P’o Ti, Ch’iu Ho Ch’iu Ho Ti, T’o Lo Ni Ti, Ni Ho Lo Ti, P’i Li Ni Ti, Mo Ho Ch’ieh Ti, Chen Ling Chien Ti, Sa Po Ho.(4x, 7x, 12x, 27x, 49x).

Mantra Bodhisattva tangan dan mata 1000 :
Om Ram,
Om Svar Namo Sattanam Samyak-Sambuddha Kotinam Jitta,
Om jarah Vajra Kundhi Shava,
Om Bhur,
Om Mani Padme Hum.

Ditutup dengan namaskara 3x dengan membaca :
Namo Buddhaya (Namaskara)
Namo Dharmaya (Namaskara)
Namo Sanghaya (Namaskara)
Namo Amitabha Buddhaya (10x). SHAVA.

3. Sembahyang menjelang tidur :

Dengan sikap tangan beranjali dan berdiri di atas tumpuan lutut, namaskara 3 x dan berdoa sebagai berikut :

“Hari telah berlalu, berkuranglah sehari kehdupan ku.Bagaikan ikan kekurangan air. di manakah letak kebahagian? Semua makhluk,mari kita hentikan sikap bermalas malasan, giat membina diri menuju kemajuan,dengan mengingat dengan kehidupan yang tidak kekal ini, dan tidak mengsia-siakan kesempatan yang ada, demi mencapai hidup yang lebih bahagia.

Aku berlindung kepada Buddha
Aku berlindung kepada Dharma
Aku berlindung kepada Sangha
Aku berlindung kepada Amitabha Buddha

Sampai tercapainya pantai bahagia

Dengan jasad dan pahala ini, lenyaplah penderitaan, tercapailah ketentraman dan kebahagiaan.
* Dilanjutkan dengan bertekad :
Aku bertekad menghentikan perbuatan jahatku
Aku bertekad memperbanyak perbuatan bagiku
Aku bertekad melakukan perbuatan yang berguna untuk makhluk lainnya
Aku bertekad dilahirkan disurga Sukhavati (Namaskara 1 x)

*Kemudian dengan sikap duduk di atas tumpuan lutut atau duduk bersamadhi, membaca :
“Namo Amitabha Buddha “ 10x atau sebanyak-banyaknya.

Dapat ditambahkan dengan membaca Mantra Sukhavati Vyuha Dharani (3x)

NAMO AMITABHAYA TATHAGATAYA. TADYATHA : AMITE AMITOBHABE. AMITA SAMBHABE. AMITA BIKRANA TAMKARE. AMITA BIKRANATA. AMITA GAGANA KRITIKARE. SVAHA.

* Ditutup dengan Namaskara 3 x atau ditambah dengan membaca Sutra Prajna Paramita Hrdaya Sutra, Sukhavati Sutra atau Sutra-Sutra yang lain.

4. Saat buang air besar maupun buang air kecil.
Pertama membaca dan membayangkan sebagai berikut :

“Saat buang air besar / kecil ini keluarlah semua kekotoran dan penderitaanku yang ada/ bayangkan semua penderitaan dan kekotoran jiwa dan raga keluar” melalui kotoran ini.

“Om Ce Lo Tie Yeh Sa Po Ho (3x).
(Kekotoran jasmani yang terdiri dari penyakit-penyakit yang ada.
Kekotoran rohani yang terdiri dari Dosa, Moha, LObha, Irsia,dan Tanha). 

5. Perenungan untuk makan.

5 Perenungan Untuk makan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Perenungan Pertama :
Sudah berapa banyak pahala yang aku lakukan dan makanan ini datangnya dari mana……………….???

2. Perenungan Kedua :
Bila sudah menanam benih kebajikan, pasti dapat pahala.

3. Perenungan Ketiga :
Menjauhkan sifat Lobha /Serakah, yang mana sifat-sifat tersebut dapat membawa kita menderita dan makan secukupnya.

4. Perenungan Keempat :
Makan untuk sehat, perbuatan benar sebagai obat.

5. Perenungan kelima :
Demi bebas dari penderitaan dan dapat kebahagiaan, semua perbuatanku harus selesai dengan Buddha Dharma.

Doa sebelum makan tangan beranjali dan membaca :
“Aku Puja kepada Buddha”
“Aku Puja kepada Dharma”
“Aku Puja kepada Sangha”
“Aku Puja kepada semua makhluk”
“Namo Amitabha Buddha / Na Mo Oh Mee Toh Fo”. (1x)

Saat makan :
Harus membangkitkan tekad sebagai berikut :
Suap pertama :Aku bertekad memutuskan semua akar kejahatanku/keburukanku ini.
Suap kedua :Aku bertekad membina diri dan melakukan kebajikan sebanyak- banyaknya.
Suap ketiga :Aku bertekad menolong semua makhluk.
Selesai makan, dengan sikap tangan beranjali, membaca mantra ini :
“NAMO SATTANAM SAMYAK SAMBUDDHA KOTINAM JITTA OM JARAH
VAJRA KUNDHI SVAHA,
OM BHUR,
OM MANI PADME HUM”.

Atau dengan lafal mandarin;
Sathanam Samyak Sambuddha,
Kotinam Tadyatha,
Om Cale Cule Cundhi, Sa Po Ho.

*Jika ada yang berdana makanan, berdoa sebagai berikut :
Sathanam Samyak Sambuddha,
Kotinam Tadyatha,
Om Cale Cule Cundhi, Sa Po Ho.

Semua yang diamalkan pasti berguna, berdana dengan penuh sukacita dan rela, kemudian hari pasti memperoleh kebahagiaan, keselamatan dan ketentraman, setelah makan, saya bertekad memperhatikan dan menolong semua makhluk. Semua perbuatan saya dalam sehari-hari harus sesuai dengan Buddha Dharma.

6. Perenungan dimalam hari.
Hari telah berlalu, berkuranglah sehari kehidupanku, Bagaikan ikan kekurangan air. Dimana ada kegembiraan yang abadi dalam kehidupan ini?. Oleh karena itu aku harus bertekad maju dan giat membina diri, bagaikan orang memadamkan kebakaran. Aku harus merenungi ketidak-kekalan dalam hidup ini yang tidak bisa dihindari oleh siapapun juga.

Doa Cinta Kasih diwaktu malam hari.
“Makhluk manapun juga yang berada disini maupun di alam lain, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan,
Yang terbentuk maupun yang tidak terwujud,
Yang kuat maupun yang lemah,
Semoga semuanya hidup dalam keberuntungan dalam kebahagiaan.
Semoga semuanya hidup dalam kegembiraan maupun kedamaian”.
“Semoga semuanya hidup memancarkan Cinta Kasih kepada sesamanya”.
“Semoga semuanya dijauhkan dari rasa iri hati, benci, dendam, rakus, cemburu, curiga, sombong, kejam dan malas”. (1x, 3x).
“Semoga semua makhluk semuanya masuk dalam pintu kesucian dan berdamai,
Melenyapkan 8 penderitaan dan 3 kondisi kehidupan, bersama-sama memasuki
Lautan kebahagiaan surga sukhavati”.
Alternatif perenungan/ pengembangan diri;
-Sehari demi sehari, waktu cepat berlalu
-Bila kita tidak bisa mengisi kehidupan ini dengan nilai-nilai yang berarti
-Bagaikan ikan yang kekurangan air
-Dimana ada kebahagiaan untuk masa depan !!!
-Wahai umat manusia…..
-Rajin dan pandai-pandailah mengisi kehidupan
-Renungkanlah ketidak-kekalan dalam kehidupan ini
-Bagaikan orang memadamkan api kebakaran
-Hari esok yang cerah ‘kan tercapai adanya.

Dilanjutkan dengan membaca;
“Namo Buddhaya”
“Namo Dharmaya”
“Namo Sanghaya”
“Namo Amitabha Buddhaya / Na Mo Oh Mee Toh fo”. “Svaha” (3x, 7x, 12x)
Bisa diteruskan dengan Nien Fo sampai tidur pulas atau baca mantra”Om Mani Padme Hum”sebanyak –banyaknya.
Bila kita susah tidur,jangan takut dan kesal.Kitya atasi dengan cara bersamadhi dan berdoa seperti “Doa Bangun Tidur”.Bila lelah bisa kita terus kan dengan “Doa Untuk Tidur” dan “Nien Fo”,atau baca “Namo Amitabha Buddhaya / Na Mo Oh Mee Toh Fo”sebanyak-banyaknya sampai kita tertidur.Ini merupakan kebiasan hidup yang baik.Ingat jasmani setiap manusia yang sehat pada hakekatnya ada proses secara alamiah.Oleh karena itu bila kita tidak bisa tidur harus bisa pecahkan masalah nya,yaitu masa lalu.Lalu kita tidak boleh menjadi susah dan gelisah karena tidak bisa tidur.Karena makin kita gelisah dan merasa susah,maka jiwa/ roh kita sakit adanya.Oleh karena itu meditasi dan berdoa atau sembahyang saat susah tidur adalah jalan yang terbaik !!! Bila ternyata kita tidak bisa tidur akan tetap stamina tubuh kita tetap fit maka berarti tubuh kita tidak perlu tidur.oleh karna itu jangan takut dan gelisah lebih baik diisi dengan sembahyang atau melakukan hal-hal yang positif (baca buku rohani,kejiwaan,agama)jangan diisi kerjaan yang bikin kita marah/stress. 
.7. Doa untuk melayat orang meninggal

7.a. Yang sesama umat Buddha.
Di depan jenazah yang meninggal dunia,kita beranjali dan berdoa (pegang hio atau tidak sama saja)
“Almarhum/ah xxx kehidupan manusia ini tidak kekal, ada kehidupan pasti ada kematian, ada saatnya berkumpul tentu ada saatnya berpisah, hanya membaca Oh Mee Toh Fo yang aku bisa persembahkan.Semoga engkau ikut Oh Mee Toh Fo ke surga Sukhavati”
Baca : “Na Mo Oh Mee Toh Fo”(10x)
Memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.

7.b. Bila yang meninggal beragama lain.
“Almarhum/ah xxx kehidupan manusia tidak kekal.Semoga engkau pergi ke tempat yang sesuai dengan agama dan keyakinanmu.Hanya membaca Oh Mee Toh Fo yang aku bisa persembahkan”.

Baca :”Na Mo Oh Mee Toh Fo”.(10x)
Memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.

8. Doa Keinginan pribadi

1. Menyalakan lilin dengan doa
Dengan cahaya memancar terang,menerangi Altar ini,kami persembahkan kepada Hyang Buddha,Bodhisattva atau Dewa perlindungan Dharma,yang maha welas asih,semoga terangilah perjalanan hidupku.
Atau semoga ……………
Dan ditutup dengan : “Om Vajra Aloke Ah Hum”.(3x)

2. Menyalakan dupa
Dengan sikap berdiri di atas lutut,dupa di pegang di tangan dan jari diringkapkan sambil mengucapkan:
“Namo Avalokitesvara Bodhisattva” (10x)
“Namo Maha Maitri, Maha Karuna, Maha gaib Avalokitesvara Bodhisattva”. (10x)
Saya, nama……………………… Umur…………………(jika tahu tanggal/ jam lahir dapat diucapkan), memohon di hadapan-Mu,semoga………….(diulang 3x,5x,7x,10x)
Selesai berdoa,berdiri dan membaca :
“Dengan memuja di hadapan –Mu,semoga tercapai adanya”.
Dengan sikap berdiri di atas lutut dupa dipegang tangan dan jari dirangkapkan:
“Namo Avalokitesvara Bodhisattva “.(10x)
“Namo Maha Maitri, Maha Karuna, Maha Gaib Avaloketisvara Bodhisattva”.(10x)

Namaskara (1x, 3x, 5x, 7x, 10x)
-Berdiri dan membaca :
“Dengan sikap wangi-wangian yang semerbak harum ini, kami memuja di hadapan- mu, semoga tercapai hendaknya”.

Kemudian baca :
‘Om Vajra Dupe Ah Hum”(3x)
Dupa di tancapkan di tempatnya.
Dapat di lanjutkan dengan melakukan dan berdoa :
-Berdiri di atas lutut, tangan beranjali

-Baca : ‘Namo Avalokitesvara Bodhisattva” (10x)
-Namaskara, tangan dibuka dan berdoa :
“Saya ,nama ………Umur………memohon Karunia-Mu semoga……….(diulangi 3x, 5x, 7x, 10x)


9. Saran untuk doa kita agar cepat terkabul.
Bila doa kita ingin cepat terkabul, ada baiknya kita melaksanakan puasa Buddha pada hari Uposatha dan hari besar agama Buddha serta hari ulang tahun sendiri yaitu :

1.Cia Cai/Vegetarian (Pantang memakan makanan hasil penbunuhan makhluk lain/ hanya makan sayur-sayuran).
2.Athasila (Pantang memakan makanan yang dikunyah setelah jam 12.00 siang,hingga besok pagi jam 06.00.Boleh minum juice atau susu, dan bubur).

Bila kita masih gemar memakan daging,kita harus makan daging yang halal,yaitu daging yang mempunyai 3 kategori :
1.Saat dibunuh kita tidak melihat
2.Saat dibunuh kita tidak dengar.
3.Binatang itu dibunuh bukan karena kita.


di susun oleh saudara Prajna Paramita
 http://www.dhammacakka.org/forum/showthread.php?t=4118&page=3



1 komentar: