SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA


Kamis, 28 April 2011

MEDITASI UNTUK KESEHATAN JIWA DAN JESMANI

Ajaran meditasi "Kesadaran Sejati" berawal dari Dewi Yauw-Ce Cin Mu, dan selanjutnya diturunkan secara lisan dari Guru ke murid selama beratus-ratus tahun. Tetapi para pembina harus dapat memahami bahwa Ajaran meditasi ini hanya sebagai alat bantu yang hanya menunjukan arah jalan Pencapaian Agung.

Ajaran meditasi ini tidak dapat memberikan Pencapaian Agung kepada anda.
Anda sendiri yang harus mencapainya.

Ajaran meditasi ini, jika dipelajari tanpa dibina.
Hanya akan menjadi ilusi dan khayalan Pencapaian Agung yang semu.

Jangan melekat dan terikat pada Ajaran Meditasi ini,
tetapi pahami dan bina Ajaran Meditasi ini.

Bila intisari Ajaran Meditasi ini telah terungkap.
Lepaskan dan tinggalkan Ajaran Meditasi ini,
maka pencapaian yang sebenarnya akan terungkap.
Pada awalnya Kesadaran Adalah Tunggal.

Kemudian timbul tiga Pikiran.

Tiga Pikiran menutupi Kesadaran.

Dengan Membina Meditasi Kesadaran,

Tiga Pikiran melebur dengan Satu Kesadaran.

Inilah Pencapaian Tunggal para Mahluk Suci. 

Tiga Kemelekatan Pikiran yang ada di dalam diri manusia adalah:

Pikiran masa lampau,

Pikiran masa sekarang,

Pikiran yang akan datang.

Dengan membina meditasi Kesadaran, maka ketiga kemelekatan pikiran ini akan dapat kembali lagi kedalam satu kesatuan tunggal dengan Kesadaran.

Sehingga Kesadaran akan selalu terjernihkan, dan terbebaskan dari segala kemelekatan gambaran ketiga pikiran ini.

Dampak dari pembinaan meditasi yang salah, akan menyebabkan kendala pernafasan yang dapat berakibat terganggunya pemasukan oksigen ke dalam otak. Selain itu adapula gangguan alamiah dari unsur luar lain, sehingga para pembina akan seperti merasakan dan mengalami respon supernatural akan adanya energi dari alam lainnya yang tidak berwujud.

Bagi mereka yang baru menjalankan tahap awal pembinaan meditasi. Harus lebih waspada, karena walau diri telah merasakan akan respon supernatural dari energi alam lain. Timbulnya perasaan ini sebenarnya bukan disebabkan dari unsur luar, melainkan dari kurangnya oksigen ke dalam otak. Alamiah keadaan ini, sama persis akan di alami oleh para pendaki gunung tinggi. Sehingga harus dipahami, perasaan yang timbul akan keberadaan mahluk lain atau respon supernatural lainnya, sebenarya berasal dari gangguan otak yang kekurangan oksigen.

Bagi mereka yang benar-benar mulai merasakan dan mengalami respon supernatural, harus lebih berhati-hati. Walaupun keadaan ini merupakan suatu tanda akan kemajuan pembinaan meditasi anda, dengan semakin memahami alamiah dari keadaan supernatural. Tetapi para pembina harus selalu waspada terhadap timbulnya keterikatan akan hasil yang telah dicapai. Dimana keterikatan untuk selalu mendapatkan respon dari berbagai alam tak berwujud ini, justru akan menjadi halangan yang sangat besar.

Saya banyak menjumpai para pembina meditasi yang secara tidak sadar telah terperdaya oleh berbagai alamiah respon supernatural tersebut. Akhirnya mereka terjerat bermeditasi hanya untuk mencari berbagai macam kekuatan supernatural dan ilmu-ilmu gaib saja, dan mereka telah lupa dengan motivasi meditasi yang sebenarnya.

Janganlah kita meyimpang dari motivasi dan tujuan yang sebenarnya, hanya karena dibujuk dan diperdaya dengan adanya kekuatan supernatural yang mulai dirasakan. Pahamilah bahwa segala macam kekuatan supernatural tersebut juga tidak abadi, dan bukan pencapaian motivasi meditasi yang sesungguhnya.

Bilamana kita terus menyadari pentingnya melakukan meditasi untuk membina kesadaran sejati hingga mencapai Kesempurnaan Agung Sejati. Maka kesadaran sejati kita tidak akan dapat terikat atau terperdaya hanya karena adanya respon supernatural saja.

Pahamilah bahwa semua fenomena supernatual yang timbul, adalah bagian awal dari alamiah keadaan dalam pembinaan meditasi. Pahamilah bahwa pembinaan meditasi hanya sebagai alat untuk menghayati dan memahami alamiah kesadaran sejati yang sesungguhnya. Sehingga pembinaan meditasi bukan hanya sebatas untuk mendapatkan dan mencari-cari kekuatan supernatural dan ilmu-ilmu gaib saja.

Respon dan kekuatan supernatural yang ada dalam pembinaan meditasi hanya sebagai bunga-bunga penghibur dalam meditasi. Dimana timbulnya respon dan kekuatan supernatural dalam meditasi adalah hal yang wajar. Keadaan ini disebabkan karena secara tidak langsung pembinaan meditas juga akan mengarah pada pembinaan Roh Sejati.

Kadang dalam pembinaan meditasi selain membina kesadaran dari segala kemelekatan gambaran pikiran. Secara tidak langsung juga dapat membantu pembinaan roh sejati. Dimana pembinaan meditasi merupakan salah satu dasar pembinaan Roh Sejati yang bersifat PASIF (Im/tanpa gerak).

Para mahluk yang juga membina ajaran Pembinaan Roh Sejati dari Bunda Mulia, tentu akan lebih mudah untuk mengatasi kemelekatan dan keterikatan akan respon dan kekuatan supernatural yang timbul dari pembinaan Roh Sejati. Hanya dengan membina ajaran Roh Sejati, maka segala pengalaman dan kekuatan supernatural yang timbul dalam proses pembinaan kehidupan spiritual dapat di pahami kebenaran yang sesungguhnya.

Untuk mengatasi mata yang buram sehabis meditasi, maka kita harus berusaha membuat mata kita se-rileks mungkin. Walau bermeditasi dengan menutup atau membuka mata,

* Siapkan air bersih semangkok, dan handuk bersih.

Tahap I: Mengendurkan otot mata

Buka mata anda lebar-lebar, dan tahan selama 5-10 detik.

Tutup mata kencang-kencang, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke atas, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke bawah, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke kanan, dan tahan selama 5-10 detik.

Kedua bola mata lihat ke kiri, dan tahan selama 5-10 detik.

Putar bola mata searah jarum jam sebanyak 3x.

Putar bola mata kebalikan arah jarum jam sebanyak 3x.

Lakukan Tahap I ini sedikitnya 3 kali. Kemudian lanjutkan dengan Tahap II:
Bagi yang membina meditasi dengan mata setengah terbuka, lanjut ke Tahap II-A.
Bagi yang membina meditasi dengan mata tertutup, lanjut ke Tahap II-B.

Tahap II-A: Bagi pembina meditasi dengan mata setengah terbuka.

Rentangkan tangan kedepan, dengan jari menunjuk ke atas.

Mata lihat ke-jari-jari tangan sekitar 15 detik.

Turunkan kelopak mata bagian atas perlahan-lahan sekali, dan biji mata ikut turun dengan perlahan-lahan sekali mengikuti kelopak mata yang mulai mengecil. Bila telah merasakan kelopak mata menjadi ringan dan tanpa tekanan tenaga. Lalu biarkan posisi kelopak mata di posisi ini, se-rileksnya.

(Sebagai pedoman bagi pemula, biasanya anda akan merasakannya diposisi ketika tidak dapat lagi melihat jari-jari tangan didepan, tetapi masih bisa melihat bayangan siku dan lengan tangan.)

Rasakan mata dan kelopak mata se-rileks mungkin, kemudian turunkan tangan, sesuai dengan posisi meditasi anda. Pertahankan keadaan ini, dimana mata antara tutup dan buka, dan atur nafas perlahan-lahan.



Tahap II-B: Bagi pembina meditasi dengan mata tertutup.

Rentangkan tangan kedepan, dengan jari menunjuk ke atas.

Mata lihat ke-jari-jari tangan selama 10 detik.

Turunkan kelopak mata bagian atas perlahan-lahan sekali, dan biji mata ikut turun dengan perlahan sekali mengikuti kelopak mata yang mulai mengecil. Ketika kelopak mata atas mulai terasa menyentuh kelompak mata bawah, rasakan penyentuhan ini seperti kita sedang menaruh kelopak mata atas di bagian atas kelopak mata bawah.

(Sebagai pedoman bagi pemula, kita tidak merasakan kedua kelopak mata kita yang menyatu. Tetapi kita hanya merasakan bulu mata kita yang menyatu atau lebih baik lagi bila kita tidak merasakan tekanan apapun.)

Rasakan keadaan mata dan kelopak mata se-rileks mungkin, kemudian turunkan tangan, sesuai dengan posisi meditasi anda. Pertahankan keadaan ini, dimana mata antara tutup dan buka, dan atur nafas perlahan-lahan.



Tahap III: Meditasi dan penyelesaian.

Lakukan cara meditasi yang di jalankan.

Setelah selesai meditasi, lakukan Tahap I sekali lagi.

Kemudian basahkan handuk dengan air, dan usapkan pada wajah dan kedua mata.

Walau pengalaman saya yang masih singkat ini, saya ingin membantu para pembina meditasi semaksimal mungkin. Dimana saya melihat cukup banyak manusia yang benar-benar menjalankan pembinaan meditasi, semoga pengalaman saya dapat bermanfaat.

Saya juga mengingatkan kepada para pembina meditasi yang belajar sendiri, sebaiknya dibantu oleh seorang pembimbing meditasi. Sehingga hal-hal efek dan kekurang sempurnaan dapat diatasi dan diperkecil akibatnya, dan pencapaiannya dapat lebih pesat lagi

Kadang bilamana kita sedang bermeditasi, timbul suatu gairah sex. Janganlah hal ini dianggap sebagai gangguan mahluk lain yang sedang mencoba kita. Hal ini juga merupakan keadaan yang normal dalam tahap awal pembinaanmeditasi.

Gariah Sex ini pada umumnya lebih timbul, bagi mereka yang bermeditasi dengan memfokus atau menggunakan bagian tubuhnya, contohnya fokus pada pernafasan, keluar-masuk nafas, ujung hidung, denyut nadi, denyut jantung, denyut mata, suara, dengungan di telinga, cakra di perut, cakra lainnya, dsb.

Pada pembinaan meditasi yang menggunakan bagian tubuhnya, secara alamiah akan merasakan dan membangkitkan getaran yang ada pada cakra-cakra di tubuhnya. Sehingga dampaknya, dapat lebih membangkitkan sumber panas dan getaran tubuh yang berada sejengkal dibawah puser (Cakra perut - Tan Tien).

Panas dan getaran yang timbul di daerah cakra puser, secara alamiah akan lebih membangkitkan gairah sex yang berlebihan. Sehingga mereka yang telah dapat mengaktifkan cakra pusernya, akan merasakan adanya gariah sex yang lebih kuat lagi. Kadang dalam bermeditasi, gairah sex ini timbul secara mendadak. Tetapi bagi mereka yang dapat mengendalikan gairah sex yang timbul ini dengan baik, maka gairah sex yang timbul akan tenggelam dengan sendirinya. Inipun terjadi secara alamiah, dimana getaran dan panas yang pada awalnya terpusat di cakra puser, akhirnya telah dapat dikendalikan keatas untuk membangkitkan cakra-cakra lainnya.

Saya menyarankan kiranya mereka yang melatih meditasi demikian untuk berhati-hati mengatasi gairah sex yang timbul. Pahamilah bahwa gairah sex yang timbul secara berlebihan, adalah alamiah. Dan kendala ini harus dapat diatasi, agar tidak terjerat atau melekat padanya.

Mereka yang sulit menguasai gairah sex yang timbul ini, kiranya dapat mencari alternatif lain seperti menggunakan fokus rupang Budha maupun gambar Bodhisatva. Sehingga fokus meditasi dapat dialihkan pada faktor luar, seperti pada faktor cinta-kasih bodhisatva.


Banyak para guru dan master yang pada awalnya menekankan pada meditasi yang memperhatikan keluar masuknya udara, dan ada pula yang mengajarkan cara mengatur irama nafas yang masuk maupun yang keluar. Berbagai macam teknik dan cara meditasi dengan menfokus pada pernafasan telah banyak diajarkan oleh para guru meditasi.

Saya juga mengakui kebenarannya bahwa mereka yang dapat menguasai pernafasannya tentu dapat lebih mudah menguasai emosinya dan pikirannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan nyata didalam kehidupan sehari-hari. Dimana mereka yang emosi amarahnya sedang meluap-luap, tanpa disadari nafas mereka akan semakin kuat dan cepat dari normalnya dan denyut jantungnya semakin cepat. Lihatlah mereka yang sehabis marah besar, pasti akan merasa capai sekali.

Banyak pula yang menjalankan pembinaan meditasi dengan menggunakan pernafasan. Baik dengan cara memperhatikan keluar-masuknya udara, memperlambat pernafasan, memperhalus pernafasan, mengucapan sylabel atau mantra dengan nada panjang, dsb. Begitu banyak macam meditasi yang menggunakan teknik pernafasan, tetapi masih banyak pembina yang merasakan kesulitan dalam pembinaan meditasi pernafasan.

Salah satu masalah terbesar bagi mereka yang menjalankan meditasi dengan teknik pernafasan, mereka merasa kesulitan untuk mengikuti irama nafas secara alamiah. Bagi mereka yang masih mengalami hambatan ini, walaupun telah lama membina meditasi. Saya sarankan untuk meminta petunjuk langsung pada guru meditasi masing-masing.

Bila kendala pernafasan ini berkelanjutan terlalu lama, akhirnya akan berdampak kurang baik bagi kesehatan. Dimana perubahan nafas yang tidak teratur akan dapat mengacaukan arus energi chi didalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit terutama sakit kepala, sesak nafas, hingga dampak yang lebih parah lagi seperti penyakit jantung dan darah tinggi.

Mereka yang mulai merasakan sakit kepada setelah bermeditasi sebaiknya juga berkonsultasi ke dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari perubahan nafas yang salah. Jangan sampai irama pernafasan kita terganggu terlalu lama, sehingga oksigen tidak lagi mencukupi hingga ke otak.
Pada tahap awal meditasi, banyak yang mulai merasakan adanya perasaan dan penglihatan yang tidak diketahui penyebabnya dan juga tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat. Ada yang mulai merasakan kehadiran mahluk lain walau tidak terlihat. Ada yang merasa seperti melihat berbagai kilatan cahaya. Ada yang merasa melihat sesuatu, dan kadang merasa melihat mahluk alam lain.

Sebagian besar sumber penyebab timbulnya perasaan dan penglihatan yang demikian adalah keadaan alamiah tubuh kita yang belum terbiasa, atau karena adanya ganguan pernafasan dan peredaran darah. Dimana berbagai gambaran penglihatan dan perasaan yang timbul sebenarnya berasal dari perubahan arus hawa Chi (arus Im-Yang) di dalam tubuh kita sendiri.

Pada pembinaan meditasi, kadang kita secara sadar atau tidak telah merubah irama pernafasan, sehingga hal ini akan mempengaruhi jumlah oksigen yang terserap dan mempengaruhi arus peredaran enegi Chi di dalam tubuh. Bila pernafasan tidak lagi teratur secara alamiah, maka jumlah oksigen didalam darah akan berkurang. Hal ini dapat menimbulkan penglihatan dan perasaan tersebut.

Bagaikan seseorang yang menaiki puncak gunung yang tinggi. Ketika oksigen di puncak gunung jauh berkurang, biasanya mereka mulai merasakan seperti ada mahluk lain disekitarnya walau tidak tampak. Bahkan bila oksigen semakin sedikit, mereka mulai merasakan penglihatan-penglihatan yang lebih aneh lagi. Bagi mereka yang tidak memahaminya, akan tetap mengatakan bahwa apa yang mereka rasakan dan lihat adalah nyata. Saya dapat katakan bahwa hal ini ada benarnya juga, karena memang otak mereka benar-benar menterjemahkan secara nyata.

Kejadian ini adalah kejadian alamiah, dan hal ini yang dapat menjelaskan keadaan seseorang disaat menjelang kematiannya. Jangan heran bila mereka yang hampir meninggal akan merasakan adanya saudara atau teman mereka yang telah almarhum datang mengunjungi mereka. dapat melihat adanya mahluk lain disekitarnya. Semua ini disebabkan oleh otak mereka yang telah berkurang mendapatkan oksigen dan akhirnya menterjemahkan keadaan yang demikian.

Timbulnya perubahan hawa dan nafas yang drastis disaat bermeditasi, dapat mempengaruhi gelombang otak dan syaraf mata kita. Penglihatan seperti ini akan banyak dialami pada tahap awal meditasi. Saya juga mengingatkan bahwa segala cara untuk menghilangkan timbulnya gambaran dalam tahap awal meditasi akan sia-sia, gambaran ini akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan semakin seringnya membina meditasi.

Yang terpenting, jangan kita terbawa dengan perasaan dan penglihatan yang bersumber dari keadaan otak kita. Semakin kita terbawa dengan keadaan ini, maka semakin kuat kemelekatan kita akan hal-hal yang demikian. Sehingga semakin sulit untuk mencapai pembinaan meditasi yang baik dan benar.

Bila kendala ini terus berlangsung, carilah seorang guru meditasi yang telah berpengalaman. Dengan bimbingan guru secara langsung, anda dapat memperbaiki pembinaan meditasi dengan lebih baik dan sempurna. Setelah dapat bermeditasi dengan baik, maka anda akan dapat kembali bernafas secara alamiah tanpa merasa adanya paksaan irama nafas atau gangguan lainnya.

Para umat yang melakukan latihan meditasi,
diharuskan untuk selalu menjaga kesadarannya jernih.

Para umat yang menjalankan meditasi tanpa menjaga kejernihan kesadaran,
bagaikan menuang air didalam gelas yang telah penuh.
Akhirnya berkah dan pencapaian yang ada akan tumpah kembali. 

Meditasi Dharma Mulia merupakan pembinaan spiritual yang bermanfaat bagi seluruh mahluk. Dimana tujuan dari pembinaan meditasi Dharma Mulia ini adalah membina para mahluk spiritual untuk menyadari jati diri kesadaran yang sebenarnya, dari segala gambaran pikiran yang selalu memperdaya.

Dasar pembinaan meditasi Dharma Mulia ini untuk menyadari bahwa manusia bukan hanya sebatas daging dan kulit saja, dan manusia juga bukan hanya sebatas ucapan, perbuatan, dan pikiran saja. Dimana pada umumnya para mahluk menganggap dirinya hanya sebatas tubuh, perasaan, emosi, keinginan, pikiran, dan gambaran-gambaran pikirannya.

Setiap tahap pembinaan meditai Dharma Mulia akan menuntun para pembina untuk kembali pada kesadaran awal yang sebenarnya. Di tahap awal dasar pembinaan meditasi Dharma Mulia, para umat mulai menyadari timbul dan lenyap segala emosi dan gambaran pikiran. Sehingga secara perlahan-lahan Kesadaran akan mulai terlepas dari segala ikatan dan kemelekatan gambaran pikiran. Selanjutnya, Kesadaran akan terjernihkan karena tidak lagi diperdaya oleh gambaran pikiran yang sebelumnya selalu timbul dan memperdayanya.

Pencapaian kejernihan Kesadaran ini merupakan pencapaian jati diri yang murni, dan para pembina akan lebih memahami KEBENARAN yang sesungguhnya. Pencapaian ini yang dinamakan KEBIJAKSANAAN TINGGI, dimana mereka telah dapat membedakan segala dualisme dan ketidak tahuan yang selama ini mempedayanya.

Mereka tidak lagi dapat diperdaya dan diperbudak oleh segala keinginan dan emosi yang bersumber awal dari gambaran pikiran yang selalu timbul. Dengan pencapain Kesadaran jernih ini, mereka akan menjadi lebih sabar, tenang, bahagia, bijaksana dan welas asih. Inilah proses awal lenyapnya penderitaan (Dukha) yang sebenarnya, dan jalan menuju Pencapaian Agung (Tao & Kebudhaan).


Meditasi menurut para spiritualisme adalah cara untuk membebaskan diri dari angan-angan dan bertemu dengan hati nurani yang berakhir dengan kedamaian batin. Walaupun meditasi pada masa kini berkembang menjadi salah satu seni untuk meningkatkan kesehatan jiwa dan tubuh, namun pada dasarnya meditas dalam kacamata spiritulisme bersifat religius. Yakni untuk bertemu dengan Tuhan melalui kedalam diri manusia.

Pada prinsipnya meditasi adalah kegiatan untuk memasuki alam bawah sadar kita. Pada saat kita menyelami pikiran bawah sadar kita mengalami proses peningkatan kesadaran. Semakin dalam menyelam melalui alpha, tetha, delta, dan seterusnya, kita akan bisa mencapai puncak kehidupan spiritual. Di situ kita bisa menemukan tujuan hidup kita yang sebenarnya.

Hasil penelitian membuktikan bahwa meditas dapat membantu seseorang untuk melepaskan diri dari tekanan stress. Serta meningkatkan daya tahan seseorang terhadap serangan penyakit bahkan juga kanker. Penganut agama Buddhisme Tibet percaya bahwa meditasi mampu menempatkan manusia selaras dengan energi-energi alam yang menguntungkan. Ketika melakukan meditasi untuk penyembuhan mereka yakin bahwa mereka menyentuh ke dalam energi-energi yang menyembuhkan tersebut. Orang Mesir kuno menyebutkan tenaga-tenaga yang kuat ini Ka, orang Cina tradisional menyebutkannya Chi dan orang India menyubutkam kekuatan ini prana.

Selain memberikan kesembuhan, menurut kaum spiritualisme, meditas mampu membawa manusia pada pencerahan batin. Membuat manusia lebih bijaksana karena ia bisa membebaskan diri dari hawa nafsu dan membawanya pada hati nurani. Dengan terbebasnya manusia dari hawa nafsu maka iapun kemudian merasakan kedamaian.

Adapun esensi meditasi adalah berakhirnya pikiran sadar (conscious mind) kemudian memasuki dimensi lain yang berada di alam bawah sadar (subconscious mind) dan supra kesadaran (supraconscious mind). Meditasi berarti keheningan (silence) – diam (stillness) – kesendirian (solitude).

Keheningan muncul apabila pikiran sadar kita telah berhenti sepenuhnya. Diam berarti berhentinya aktivitas fisik atau setidaknya irama aktivitas fisiologis yang lambat, sedangkan kesendirian berarti Anda harus melakukannya sendiri tanpa bantuan, tuntunan, atau kehadiran orang lain.

Berikut adalah tips untuk melakukan meditasi secara sederhana dan mudah:
1.Lakukan senam ringan (stretching) selama + 10 menit kemudian lakukan aktivitas pernapasan seperti yang telah dijelaskan pada edisi minggu lalu. Ini perlu dilakukan agar badan kita segar dan frekuensi gelombang kita mulai memasuki alpha.

2.Pindah ke dalam ruang khusus yang teduh dan sunyi, di mana kita tidak akan terganggu dengan suara televisi, telepon atau apa saja yang mengganggu kekhusyukan kita. Kita bisa menggunakan kaset atau CD lagu khusus untuk meditasi atau musik klasik barok untuk membangun suasana hening. Jika anda suka, dapat digunakan aroma wewangian (aroma therapy).

3.Posisi bisa duduk dengan telapak kaki sejajar lantai atau bersila tanpa menyilangkan kaki (untuk menghindari kesemutan). Pejamkan mata dan mulai melakukan visualisasi anda berada di sebuah tempat yang damai dan nyaman.

4.Lakukan meditasi sekitar 15-30 menit.

Meditasi juga dapat dilakukan sambil membacakan doa-doa yang berisikan ungkapan kebesaran Tuhan atau doa hapalan yang sering diucapkan.

a.Langkah awal adalah dengan Sikap duduk: bebas, yang penting punggung tegak untuk menciptakan rileks tapi sadar penuh. Pernapasan diusahakan tetap teratur.

b.Tutuplah mata Anda, kemudian tarik nafas dan kemudian buang secara perlahan-lahan. Dan kemudian perhatikan pernafaan Anda. Sambil Anda mengindahkan segala pikiran yang menganggu dalam pikiran Anda.

c.Lemaskan otot Anda. Bermula dengan kaki Anda dan meningkat sampai betis, paha, dan perut, lemaskan berbagai kelompok otot dalam tubuh Anda. Kendorkan kepala, leher, dan kedua bahu Anda dengan memutar secara perlahan-lahan kepala Anda dan angkat kedua bahu sedikit. Untuk lengan dan tangan Anda, rentangkan kemudian lemaskan, kemudian jatuhkan secara alami ke dalam pangkuan Anda

d.Kemudian bacalah doa yang telah Anda pilih dan ucapkan secara perlahan mengikuti irama pernafasan. Atau frasa yang sesuai keyakinan Anda seperti “ Tuhan adalah kekuatanku”, “ Aku percaya Tuhan yang Esa”, “ Kebahagiaan ada di dalam batin”, dsb.

e.Ulangi doa-doa tersebut hingga beberapa kali. Untuk waktu melakukan meditas tentu hal ini tergantu daya tahan Anda. Bahkan Anda tahan hingga lebih dari 2 jam. Hal ini bagi mereka yang telah terbiasa, meditasi bisa mendatangkan ketenangan mendalam sehingga banyak orang yang menjalankannya tidak menyadari sudah berapa waktu yang ia habiskan bermeditasi.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6168955&page=119

Empat Macam teman palsu:

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Empat Macam teman palsu:

Mereka yang mengajak berkawan untuk tujuan menipu (1), mereka yang hanya manis di mulut saja (2), mereka yang memuji-muji dan membujuk (3), mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran (4).

Empat macam orang-orang ini, bukanlah teman-teman sejati; mereka adalah teman-teman palsu, dan seorang janganlah bergaul dengan mereka.
(Digha Nikaya (Pali) jilid 3, hal 186)



Mereka yang mengajak kawan untuk tujuan menipu mempunyai empat ciri:

Mereka hanya memikirkan tentang apa yang akan mereka peroleh dalam persahabatan dengan kita.

Mereka memberi sedikit dan berpikir bagaimana untuk memperoleh banyak.

Apabila mereka berada di dalam bahaya, mereka akan melakukan hal-hal bagi kita (sehingga memperkokoh persahabatan dan saling melindungi).

Mereka bergaul dengan kita hanya karena mereka tahu bahwa pergaulan itu memberikan keuntungan kepada mereka.



Mereka yang hanya manis dimulut saja mempunyai empat ciri:

Mereka selalu membicarakan hal-hal yang telah lampau dan tidak berguna.

Mereka cenderung membicarakan hal-hal yang belum terjadi.

Mereka membantu mengerjakan hal-hal yang tidak berguna.

Apabila diminta untuk membantu, mereka selalu mengatakan tidak dapat membantu (dengan bermacam-macam alasan untuk menghindari).

Mereka yang memuji-muji dan membujuk, mempunyai empat ciri:

Jika kita berbuat jahat, mereka akan setuju dan membenarkannya.

Jika kita tidak berbuat baik, mereka akan setuju dan membenarkannya.

Di hadapan kita, mereka akan memuji-muji kita.

Di belakang kita, mereka akan mencel kita.



Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran, mempunyai empat ciri:

Mereka mengajak kita untuk minum-minuman yang memabukkan.

Mereka mengajak kita berkeliaran di malam hari.

Mereka membuat kita melekat untuk mengejar kesenangan-kesenangan.

Mereka membuat kita untuk menjadi seorang penjudi.



Empat macam teman sejati:

Seorang teman yang mampu membantu di dalam berbagai cara (1), seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik di dalam sukha maupun dukkha (2), seorang teman yang memperkenalkan kita pada hal-hal yang berguna (3), seorang teman yang memiliki perasaan persahabatan (4).

Empat macam orang-orang ini adalah teman-teman sejati, dan seorang seharusnya bergaul dengan mereka:
Digha Nikaya (Pali) jilid 3, hal. 187

Seorang teman yang mampu membantu di dalam berbagai cara, mempunyai empat ciri:

Ia melindungi seorang kawannya yang lengah.

Ia melindungin harta kekayaaan seorang kawan yang lengah.

Apabila ada bahaya ia dapat memberikan perlindungan.

Apabila ada suatu pekerjaan yang akan dilakukan, ia membantu dengan menawarkan lebih banyak bantuan daripada yang diminta.

Seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik di dalam sukha maupun dukkha, mempunyai empat ciri:

Ia membuka hal-hal rahasia mengenai dirinya kepada kawannya.

Ia menjaga rahasia kawannya, tidak membiarkan mereka bocor.

Ia tidak meninggalkan kawannya pada saat mengalami banyak kesukaran.

Ia mungkin bahkan mengorbankan hidupnya demi kawannya.



Seorang teman yang memperkenalkan kita pada hal-hal yang berguna, mempunyai empat ciri:

Ia mencegah kita untuk berbuat jahat.

Ia menganjurkan kita untuk berbuat hal-hal yang baik.

Ia memberitahukan kita kepada hal-hal yang belum pernah kita dengar sebelumnya.

Ia memberitahukan kepada kita metoda untuk mencapai alam-alam kebahagiaan.

Seorang teman yang memiliki perasaan persahabatan, mempunyai empat ciri:

Ia ikut merasakan dukkha, apabila kawannya menderita.

Ia ikut merasakan sukha, apabila kawannya berbahagia.

Ia menghadapi mereka yang mencela kawannya.

Ia membenarkan mereka yang memuji kawannya.



Dalam Mangala Sutta, Buddha bersabda:

Tak bergaul dengan orang jahat, bergaul dengan orang baik; menghormati yang patut dihormati; itulah Berkah Utama.
 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6168955&page=115  

makna melepas alas kaki

Di dalam pembinaan Spiritual, para umat diwajibkan untuk melepaskan alas kakinya sebelum memasuki tempat ibadah, altar suci, atau bertemu para Master. Kebiasaan melepas alas kaki, sebenarnya mengandung makna perlambangan spiritual yang sangat tinggi, tetapi sangat disayangkan makna spiritual ini tidak lagi banyak diketahui oleh para Master dan umat pembina spiritual di zaman sekarang.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengenakan alas kaki untuk melindungi kakinya dan menghindari kekotoran yang akan melekat. Sehingga alas kaki merupakan barang yang penuh dengan kekotoran, karena menjaga kaki kita untuk selalu bersih. Ketika para umat akan memasuki vihara, para umat di haruskan untuk melepaskan alas kakinya, juga untuk menjaga kebersihan tempat ibadah, dari kotoran yang melekat di alas kaki. Sehingga dengan memiliki tempat ibadah yang bersih, para umat dapat beribadah dan membina kehidupan spiritual lebih baik lagi.

Selain manfaat umum yang sangat baik ini, melepas alas kaki mempunyai makna spiritual yang lebih dalam lagi. Menanggalkan alas kaki di luar ruangan ibadah, merupakan perlambangan agar para umat dapat meninggalkan segala kekotoran dalam diri dari perbuatan, ucapan dan pikiran. Sehingga para umat harus mempunyai perbuatan, ucapan, dan pikiran yang bersih dan benar, sebelum memasuki tempat ibadah, yang memiliki sakralitas untuk beribadah atau bersujud kepada Yang Maha Suci dan para mahluk suci.

Dengan memahami pentingnya menanggalkan segala kekotoran yang ada baik di tubuh, perbuatan, ucapan, dan pikiran. Para umat harus dapat menjaga sakralitas tempat ibadah dengan sebenarnya. Janganlah kita hanya menanggalkan alas kaki yang terkotorkan oleh unsur dari luar seperti debu dan tanah saja; tetapi perbuatan, ucapan, dan pikiran kita masih diliputi oleh kekotoran oleh unsur dari dalam diri sendiri. Untuk itu, ketika menanggalkan alas kaki sebelum memasuki ruangan ibadah, kita harus memahami dan menyadari pentingnya untuk turut menanggalkan segala kekotoran tubuh, perbuatan, ucapan, dan pikiran yang masih melekat di dalam diri.

Jika para umat telah melepaskan segala kekotoran di luar ruang ibadah, maka para umat yang berada di dalam ruang ibadah tidak akan lagi berbuat, berkata, dan berpikir yang tidak baik. Sehingga berkelahi, mencuri, memburukan orang lain, menggosip, berkata kotor atau kasar, benci, iri-hati, marah, emosi, dsb; tidak lagi dapat melekat di dalam diri. Tetapi sangat disayangkan, dalam kenyataannya. Saya melihat sendiri para pengurus vihara yang melepas alas kakinya sebelum memasuki altar suci, tetapi lupa untuk melepaskan segala kekotoran lainnya. Mereka tidak lagi perduli, sehingga tetap mengotori perbuatan, ucapan, dan pikirannya, walau berada di dalam tempat ibadah atau di depan altar suci.

Saya banyak menyaksikan sendiri, para pengurus vihara yang justru di dalam vihara lebih banyak bergosip, lebih banyak memaki, lebih banyak memiliki rasa iri, lebih banyak ribut, dan lebih emosi dan terperdaya oleh pikiran-pikirannya. Para pengurus vihara ini tidak lagi memahami pentingnya menjaga sakralitas vihara, mereka tidak lagi menyadari telah mengakibatkan sakralitas vihara tersebut semakin berkurang. Semua dapat terjadi, karena para pengurus vihara tersebut, tidak lagi memahami makna spiritual dari melepas alas kaki yang sesungguhnya.

Walaupun sebenarnya, saya sangat berat untuk membuka rahasia ajaran yang sangat sederhana dari kebiasaan melepas alas kaki sebelum memasuki tempat ibadah. Maksud saya mengungkapkan ajaran ini, bukan untuk mencela para pengurus vihara yang demikian. Tetapi saya berusaha mengingatkan para pengurus vihara untuk dapat lebih memahami ajaran yang sangat sederhana dari tradisi yang sangat sederhana ini.

Saya mengatakan yang sebenarnya, karena didasarkan rasa ke-Mulia-an yang tanpa batas terhadap para mahluk, dan demi kebaikan seluruh mahluk. Dimana Bodhisattva Danau Biru banyak memberikan petunjuk kepada saya secara langsung, untuk selalu tabah dalam membina diri dan membimbing para mahluk. Dan juga atas pesan dari Wanita Berjubah Biru bahwa salah satu tugas saya dalam kehidupan ini, saya harus mengungkapkan dan meluruskan tradisi dan kebiasaan pembinaan spiritual sehari-hari yang telah kehilangan makna dan sakralitas spiritualnya.

Dengan mengungkap kembali tradisi dan kebiasaan sehari-hari spiritual para Master di masa lampau, yang telah kehilangan makna dan sakralitasnya. Saya siap untuk menerima segala ketidak senangan para pengurus dan umat yang merasa tersinggung atas kelancangan saya. Walaupun kuping mereka sekarang panas mendengar ajaran Dharma ini, tetapi saya tetap percaya bahwa setiap mahluk pada dasarnya memiliki kesadaran yang jernih dan hati nurani yang mulia. Saya sangat yakin, walau hari ini mereka tidak dapat menerima ajaran Dharma ini, tetapi dikemudian hari mereka pasti akan terbuka hati nuraninya.

Sebagai pelengkap, saya akan mengungkap satu ajaran rahasia dari melepas alas kaki sebelum memasuki altar suci. Ajaran ini saya dapatkan langsung dari Bodhisattva Danau Biru di Vihara Yauw Ce Cin Mu, di Hua-Lian pada tahun 1998.

Ketika bersujud, manusia berarti bersatu dengan Yang Maha Suci di Langit.
Disini terjadi hubungan spiritual antara Manusia dan Langit. (Jen-Thien).
Dengan melepas alas kaki, manusia dapat kontak langsung dengan unsur tanah.
Inilah yang dinamakan hubungan Manusia dan Bumi (Jen-Ti).

Maka melepas alas kaki ketika bersujud, akan membentuk satu kesatuan hubungan alamiah antara Langit-Manusia-Bumi (Thien-Jen-Ti) yang tidak terpisahkan.

Masih banyak makna-makna rahasia lainnya dari melepas alas kaki dan bersujud, yang tidak dapat saya sampaikan disaat secara umum. Hanya dengan izin dan kuasa dari Yang Maha Suci, saya akan memberitahukan kepada mereka yang berjodoh dilain kesempatan.

Semoga para umat dapat kembali memahami makna spiritual yang sebenarnya dari para Master di masa lampau, sehingga sakralitas spiritual akan dapat tetap terjaga dengan sebaik-baiknya. Pentingnya menjaga sakralitas di dalam tempat ibadah, sangat baik bagi pembinaan kehidupan spiritual seluruh mahluk.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6168955&page=110

" Om Muni Muni Maha Muni Sakyamuni Svaha "

" Om Muni Muni Maha Muni Sakyamuni Svaha "
atau:

" Tadyatha Om Muni Muni Maha Muniye Svaha "
keterangan:
Buddha Shakyamuni dikenal sebagai Budha yang terlahir di alam manusia dalam masa ini. Terlahir sebagai seorang pangeran dari suku Sakya, dengan nama Sidharta Gautama.

Terlahir sebagai pangeran Sidharta, yang dilahirkan oleh Permaisuri Mayadevi di tahun 623 sebelum masehi. Ayahnya bernama Raja Suddhodana dari kerajaan India kuno Kapilavastu.

Pada usia 29 tahun, pangeran Sidharta meninggalkan kerajaan dan keluarganya untuk mencari Kebenaran. Kemudian beliau mencapai penerangan (ke-Buddha-an) pada usia 35 tahun. Sejak itu beliau dinamakan Sang Buddha Gautama, dan mengajarkan ajaran Dharma selama 45 tahun.

Manfaat :
- Mantra penghancur Karma yang melekat dalam kehidupan sekarang dan masa lampau.
- Melepaskan segala keterikatan dan keperdayaan dari hukum sebab-akibat.
- Meningkatkan pintu kebijaksaan, agar dapat membina ajaran Dharma Sang Buddha dengan baik dan benar.
- Menghaturkan rasa terima kasih atas berputarnya Roda Dharma.

Pembayangan:
Tahap I: Bayangkan Sang Buddha di angkasa, tubuh Sang Buddha memancar sinar putih kemilau laksana matahari. Sinar ini menyinari seluruh penjuru alam dan tubuh kita. Seketika itu, seluruh penjuru alam dan tubuh kita menjadi bersih tanpa noda.

Tahap II: Kemudian tubuh Sang Buddha memancarkan 32 cahaya emas (seperti bentuk swastika) keseluruh penjuru alam dan tubuh kita. Seketika itu, seluruh penjuru alam dan tubuh kita menjadi emas.

Lalu baca mantra Sang Buddha, sebanyak 1x / 3x / 7x / 21x / 32x putaran mala.
kacangasinpusak is offline