SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA


Senin, 25 April 2011

KARMA SUTRA ( HUKUM SEBAB AKIBAT)

SEBAB AKIBAT
*Berdana minyak lampu Dikaruniai mata indah dan terang
*Memuja Sang Budha dengan Bunga Memiliki wajah yang cantik.
*Tekun membaca doa Membuat cerdas dan Bijaksana
*Menyebarkan Dharma Memiliki istri cantik berbudi
*Menghias altar Sang Budha Sukses dalam perkawinan
*Membangun Vihara Mendapat jabatan tinggi
*Membangun jalan jalan dan jembatan Memiliki kendaraan Mewah
*Membangun sekolah Membuat sukses dan bahagia
*Memberi jubah pakaian Berpakaian Mewah
*Memberi makan orang miskin Membuat dia kaya
*Memberi beras Memiliki rumah mewah
*Menolong orang sebatang kara Memiliki orang tua yang baik
*Melepaskan burung dan kura kura Memiliki anak yang sukses
*Melepaskan Ikan Panjang Umur dan Bahagia
*Menolong orang sakit Sehat terus
*Meniup lilin altar Mulut menjdai cacat
*Mencaci orang tua Menjadi bisu dan tuli
*Memukul orang tua Membuat tangannya cacat
*Kurang perhatian dengan Dharma Menjadi tuli
*Memuja Sang Budha dengan daging Menderita penyakit kulit
*Berdagang dengan tidak jujur Menderita penyakit korengan
*Berburu dengan tali dan jala Mati tergantung
*Bermusuhan, benci dan dendam Mati di gigit binatang
*Abortus Tidak dapat melahirkan
*Menyiksa binatang Badanya korengan dan bisulan.
*Iri hati Kesepian, korengan dan bau busuk
* Sumpah palsu Mati di sambar petir/api
*Kikir Menjadi miskin
*Membunuh mahkluk hidup Berumur pendek
*Mencuri Kehilangan barang barangnya
*Berzinah Di musuhi lingkungannya
*Berdusta Mendapat tuduhan palsu
*Menipu dan mencelakakan orang Menjadi anjing/babi
*Tidak bayar hutang Menjadi kuda/kerbau
*Bergosip Ditinggalkan kawan kawannya
*Berkata kasar Menerima kata2 tidak menyenangkan
*Mengobrol kosong Tidak dapat berbicara jelas
*Berburu binatang Menjadi Yatim Piatu
*Merusak hutan/tanaman Tidak memiliki keturunan
*Memperkosa Hidup sensara dan kesepian
*Menghina suami Menjadi Janda
*Lupa Budi Menjadi budak/kuli
*Menyeleweng Hidupnya kesepian
*Menyesalkan Orang Membuat mata menjadi buta
*Menertawakan siswa Sang Budha Membuat punggungnya bengkok
*Menodong dan Merampas Berkaki cacat
*Berbuat kejam dan sadis Hidup lama di penjara
*Meracuni mahkluk hidup Mati keracunan
*Menfitnah dan mengadu domba Muntah darah
*Tidak setia dan Berkhianat Hidup sengsara dan menyedihkan
*Membuat orang mati kelaparan Dia mati kelaparan
*Menghina orang miskin Badannya cebol dan pendek


Yang tidak percaya kepada Karma akan terlahir di alam rendah.
Yang mengamalkanajaran Dharma ini, akan terlahir dalam sorga.
Yang mencetak sutta ini,Kehidupannya akan sukses dan di hormati.
Yang menyimpan sutta ini, akan terlindung dari malapetaka.
Yang mengkotbahkan ajaran Dharmma ini akan sukses dan cerdas.
Yang memperluas Sutta ini, akan menjadi maju dan kaya.
Yang membaca Sutta ini, akan di hormati dan di cintai banyak orang.
Jika karma tidak berakibat, mengapa Bikkhu Monggallana bertekad menolong ibunya dari penderitaan alam neraka?

DHAMMAPADA

SABDA-SABDA BUDHA GOTAMA

Di ketik ulang dari *Edisi Perdana Pustaka Karaniya, Oktober 1989*
Judul Asli : THE DHAMMAPADA
By Ven. Narada Mahathera
Penerjemah : Tirtasanti
Hak cipta terjemahan ini pada Penerbit Karaniya di lindungi Undang-Undang.
( Boleh di perbanyak tampa merubah isi)
Sabbâdanaṁ̇ Dhammaddnâaṁ Jinâti...”
(Dana kebenaran mengatasi segala pemberian)
-Dhammapada : 354
KATA PENGANTAR
Dhammapada adalah buku kumpulan sabda Buddha Gotama (563-483 SM). Sabda-sabda tersebut di duga di kumpulkan pada sekitar abad ketiga sebelum Masehi di India bagian utara, dan di tulis-ulang untuk pertama kalinya satu abad sebelum Masehi, di Srilanka. ‘Dhamma’ berarti aturan, hukum, keadilan, disiplin, dan kebenaran ; sedangkan ‘pada’ mempunyai arti jalan, langkah, jejak dan dasar.
Mengenai kitab suci yang satu ini almarhum Bhikkhu Kassapa Thera dari Srilanka pernah menyatakan sbb:
“ Jika saya harus memilih salah satu dari kitab-kitab Tipitaka, yang sangat bermanfaat bagiku, maka itu adalah Dhammapada.
Bagi saya, Dhammapada adalah sebuah buku tentang kebijaksanaan yang terbaik di dunia. Selama empat puluh tahun lebih, Dhammapada telah menjadi sahabat setiaku dalam menghadapi pelbagai cobaan dan penderitaan.”
Kitab suci ini telah di terjemahkan dari bahasa Pali ke dalam banyak bahasa di dunia dan yang sekarang ada di hadapan Anda adalah terjemahan dari sebuah edisi bahasa Inggris : The Dhammapada, hasil karya Bhikkhu Narada Maha Thera, dalam sebuah bunga rampai The Path of BUDDHISM terbitan Lanka Bauddha Mandalaya, Srilanka.
Seperti halnya tiap karya terjemahan, salinan-salinan Dhammapada yang terbesar di seluruh duniapun di warnai oleh perbedaan-perbedaan yang di sebabkan oleh tidak samanya perbendaharaan dan makna kosa kata tiap-tiap bahasa.
Sebagai contoh, sabda dari Buddha Gotama, “ Manopubbangama dhamma manosettha manomaya....” (Dhammapada :1) Di dalam edisi bahasa Inggrisnya, Bhikkhu Narada Maha Thera menerjemahkan ayat ini menjadi, “Mind is the fore-runner of (all evil) conditions. Mind is chief; and they are mind-made.” Di situ kata ‘dhamma’ di artikan sebagai ‘conditions’, yang oleh penerjemah-penerjemah Indonesia diambil begitu saja menjadi keadaan-keadaan’.
Padahal dalam buku yang sama, terdapat catatan kaki yang menerangkan bahwa, istilah ‘dhamma’ pada ayat itu mengandung makna ‘perbuatan’ (Kamma).
Selain itu, banyak di jumpai kata-kata Pali yang sukar di cari padanannya, baik dalam bahasa Inggeris maupun Indonesia. Misalnya kata ‘Moha’ dan ‘avijja’ yang kedua-duannya di terjemahkan sebagai ‘ignorance’ (inggeris) atau ‘kebodohan’
Harus di catat pula bahwa, sabda-sabda Buddha Gotama yang terangkum dalam kitab suci ini, sebagian besar di tujukan untuk para Bhikkhu dalam kondisi masa itu. Hal ini patut di perhatikan, baik oleh penerjemah maupun para pembaca, sehingga Dhammapada dapat benar-benar berfungsi sebagai sahabat setia dalam menghadapi hidup ini.
Akhirnya kami persembahkan Dhammapada kehadapan Anda, dengan mengutip pesan Ram Dass di dalam kata pengantar The Dhammapada – The Saying of The Buddha terjemahan Thomas Byrom (Vintage Books, New York, 1976):
Inilah sabda-sabda Buddha Gotama. Jika Anda mendengarnya bukan semata-mata melalui telinga, maka kata-kata agung ini akan menyadarkanmu dan Anda dapat merealisasikan benih-benih kebuddhaan yang ada dalam hatimu. Kata-kata Agung ini begitu suci, sehingga harus di terima dengan hati yang suci. Kata-kata agung ini begitu sederhana, sehingga harus di terima dengan hati yang sederhana.
Kata-kata agung ini mengalir dari hati yang agung, berisikan kebijaksanaan, bukan ilmu pengetahuan, sehingga harus di terima langsung oleh hati (yang haus akan Kebenaran dan Pembebasan), dan bukan oleh intelek.”
ISI
I. YAMAKA VAGGA (Syair-syair kembar) 1
II. APPAMADA VAGGA (Kesadaran) 9
III. CITTA VAGGA ( Pikiran) 15
IV. PUPHA VAGGA (Bunga-bunga) 21
V. BALA VAGGA (Orang-orang Dungu) 29
VI. PANDITA VAGGA (Orang Bijaksana) 35
VII. ARAHANTA VAGGA (Arahat) 41
VIII. SAHASSA VAGGA (Beribu-ribu) 47
IX. PAPA VAGGA (Kejahatan) 55
X. DANDA VAGGA (Hukuman) 61
XI. JARA VAGGA (Usia Tua) 67
XII. ATTA VAGGA (Diri Sendiri) 71
XIII. LOKA VAGGA (Dunia) 75
XIV. BUDDHA VAGGA (Buddha) 81
XV. SUKHA VAGGA ( Kebahagiaan) 87
XVI. PIYA VAGGA (Cinta-kasih) 93
XVII. KODHA VAGGA (Kemarahan) 97
XVIII.MALA VAGGA (Noda-noda) 103
XIX. DHAMMATTHA VAGGA (Orang Adil) 111
XX. MAGGA VAGGA ( Sang Jalan) 117
XXI. PAKINNAKA VAGGA (Bunga Rampai) 125
XXII. NIRAYA VAGGA (Neraka) 131
XXIII. NAGA VAGGA (Syair-syair Gajah) 137
XXIV. TANHA VAGGA ( Nafsu Keinginan) 143
XXV. BHIKKHU VAGGA ( Bhikkhu atau Pertapa)153
XXVI. BRAHMANA VAGGA ( Brahmana) 163