SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA


Senin, 21 Februari 2011

Kurukulla Bhagavati

Kurukulla Bhagavati



Kurukulla Bhagavati

Kurukulla Baghavati nama lainnya adalah Zuoming Fomu (Zuo = Segera Melakukan, Ming = Pengetahuan / Vidya , Fomu = Baghavati) Beliau adalah Bunda yang segera memberikan vidya untuk menghancurkan kegelapan batin.
Kurukulla Baghavati berada dalam kesadaran para insan dan memenuhi semesta ini, maka Beliau disebut juga Sanjiezizai Kongxingmu (Triloksvara Baghavati / Bunda Yang Leluasa di Triloka) , dengan kata lain Beliau merupakan salah satu manifestasi sifat dan kekuasaan Sang Penguasa Semesta itu sendiri (dalam Buddhisme, mampu menguasai mikrokosmos / tubuh dan batin sendiri = mampu menguasai makrokosmos, seluruh isi semesta, dengan kata lain menjadi leluasa tak lagi diperbudak oleh khayal dalam semesta ini)
Oleh karena itulah Kurukulla Baghavati mampu menyerap dan memasuki ke dalam kesadaran tiap insan. Merupakan salah satu Adinata Terpenting di Keluarga Teratai (Amitabha).
Kurukulla Bhagavati bersumber dari Hevajra Tantra, merupakan manifestasi Amitabha Buddha dengan Tara Merah, termasuk dalam kategori Vajra Dakini dari Padmakula. Kurukulla Baghavati memeiliki berbagai warna tubuh, merah, putih, hitam dan lain sebagainya. Yang paling utama adalah Kurukulla Merah.
Menekuni Mantra Hati Kurukulla akan memperoleh keleluasaan tubuh dan pikiran, segera mencapai tingkatan leluasa. Memperoleh panjang usia (Karena Beliau juga merupakan sifat Buddha Amitayus / Amitabha, Buddha panjang usia ), kata-kata yang merdu dan penuh kesungguhan, Prajna Sunyamahasukha, realisasi kemampuan menyerap batin semesta, cahayanya menerangi insan tiga alam derita, sukses dalam keempat karman (tolak bala, rejeki, kerukunan dan penaklukkan), terlahir di alam surga, menghancurkan kegelapan mencapai pencerahan, memutus segala kemelekatan dan pikiran kacau (terutama yang disebabkan oleh kemelekatan pada cinta duniawi), segera menyempurnakan duniawi dan adi duniawi, memperoleh anasrava , disukai banyak pihak, memperoleh penghormatan dari bawahan dan disenangi atasan, memperoleh jodoh yang baik dan semakin rupawan.
Salah satu aspek Utama dari Kurukulla Bhagavati adalah Maha Vasikarana, Maitri Karuna nya adalah Maitri Karuna yang universal kepada semua makhluk tanpa membeda - bedakan. Melalui aktivitasnya Kurukulla Bhagavati tidak hanya dapat menarik hati insan untuk saling dan mengasihi satu sama lain, tetapi juga dapat menarik seluruh makhluk yang berada di dalam Samsara untuk menapaki jalan menuju Pembebasan Agung melalui Praktek Buddha Dharma yang sejati.

Cerita Mengenai Asal Mula Pintu Dharma dari Kurukulla Bhagavati
Pada jaman dahulu, ada seorang Raja yang bernama Dorje Naljorma. Beliau memiliki banyak istri dan selir, serta memimpin rakyat jelata yang tak terhingga banyaknya. Diantara para istri dan selirnya, ada seorang ratu yang terkemuka dan berpengaruh, namun raja tidak sudi mendampinginya. Maka itu, ratu berkata kepada seornag dayang yang perngertian, "Temukanlah ilmu sakti untuk memikat raja!" Dayang ini kemudian mencari ke seluruh pelosok kota, terakhir tibalah ia di sebuah pasar yang menjual benang. Tampak olehnya seorang gadis yang angat cantik berkulit merah gelap, dan ia meminta petunjuk kepadanya. GAdis itu menyerahkan sebungkus makanan dan berkata, "Permintaan pemohon akan terpenuhi!" Sekembalinya, dayang menyerahkan makanan itu kepada ratu, dan menceritakan asal - usulnya. Ratu tidak berani memanfaatkannya pada diri raja karena khawatir bila makanan itu mengandung racun, sehinga kemudian Ratu melemparkan maknan ini ke dalam sebuah telaga kecil yang berada di sisi istana. Tak disangka, maknan ini ternyata dimakan oleh Rajanaga yang berada di telaga tersebut, sehingga Rajanaga pun menjadi terpikat oleh Ratu. Kemudian Rajanaga menjelama menjadi Raja (RAja Dorje Naljorma) dan menghampiri ratu, sehingga ratu pun hamil.
Raja menjadi murka mendengar kabar bahwa Ratu hamil karena Raja merasa belum pernah menyentuh Ratu (melakukan hubungan seksual drngan ratu), sehingga Raja memerintahkan untuk menghukum Ratu sesuai dengan pratran yang berlaku. Ratu membela diri, sehinga kemudian Raja berkata, "Coba saya selidiki dahulu!" Ia pun memerintahkan dayang tersebut untuk pergi mencari gadis yang berkulit merah gelap itu. Setelah ditemukan, gadis berkulit merah galap tersebut diundang ke istana. Dari hasil introgasi, Raja menyadari bahwa Gadis tersebut adalah Kurukulla Bhagavati, lalu Raja pun memeluk kaki beliau dan memohon Abhiseka. Selain menerima Abhiseka, raja juga diajarkan sila sehingga ia berhasil mencapai Pencerahan Awal dan Pencerahan Venaka, lalu ia pun berceramah dan melatih diri sehingga memiliki Mahaprajna rangkap. Setelah itu ia Tercrahakan dengan Sadhana Bhagavati.
Melalui Sang Raja, Sadhana ini diwariskan kepada Guru Vajrasana Cilik, Bhiksu Wari, dan Lima Leluhur Aliran Sakya hingga berkembang di daerah Tibet dan menjadi salah satu dari 13 Ajaran Emas yang tidak pernah keluar dari tembok vihara (13 Sadhana berharga Aliran Sakya yang tidak diwariskan). Meski Pencerahan Awal dan Pencerahan Venaka dapat dicapai dengan melaksanakan Latihan ini dari Kurukulla Bhagavati dan menjalankan Sila nya, tetapi yang terpenting adalah Ajaran ini cocok untuk menakhlukkan orang yang berpandangan lain (Pandangan salah / sesat). Melatih dan menjapa Mantra Adinata ini juga dapat meningkatkan Prajna, Sadhana kekayaan tersebar luas, memperbesar kewibawaan, dan Pahala yang berlimpah.Konon Kaisar Ganlong pernah melatih Sadhana ini sehingga dirinya dihormati orang banyak. Jika sadhana ini dilatih ornag awam, maka mereka akan hidup dengan penuh sukacita, juga dapat meningkatkan Berkah dan Prajna. Dahulu Sadhana ini jarang diwariskan, kini juga tidka banyak diwariskan, maka Sadhana ini sangatlah berharga.
Kurukulla Bhagavati bertubuh merah melambangkan hati manusia dapat ditaklukkan, memiliki satu kepala melambangkan hanya ada satu kebenaran sejati, memiliki tiga mata melambangkan melihat ketiga waktu, mengenakan mahkota dari lima tengkorak melambangkan Panca Prajna dari Panca Buddha Vajra juga melambangkan menakhlukkan kelima racun, memiliki empat lengan melambangkan sudah terbebas dari empat jenis kelhiran dan juga melambangkan empat macam keberhasilan (Melenyapkan musibah, menambah kekayaan, menaklukan hati manusia, melenyapkan Mara) dan juga melambangkan Catur Paramana, tangan kiri dan tangan kanan pertama memegang busur dan anak panah Bunga Utpalamelambangkan Samadhi dan Prajna, Tangan kanan kedua membawa Kait Bunga Utpala melambangkan Vasikarana, tangan kiri kedua membawa Tali / Jerat yang terbuat dari Bunga Utpala melambangkan kekuatan yang tanpa batas / dominasi atas segala bantuk keuatan, memiliki dua kaki melambangkan kesatuan antara Sila dan Samdahi, tubuh yang telanjang melambangkan tidak ada lagi kemelekatan, mengenakan kulit harimau melambangkan sudah terbebas dari segala bentuk kebencian, mengenakan mala dari 50 kepala manusia melambangkan sudah terbebas dari segala bentuk pikiran (dualisme pikiran)



Sadhana Api Tummo Vajravarahi


Sadhana Api Tummo Vajravarahi

(Intisari Ceramah Dharma Raja Buddha Lian Sheng Tanggal 6 Januari 2009 di Cetiya Faming)


Sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala! Ketua Cetya Faming , Para Acarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, selamat siang semuanya! (Hadirin tepuk tangan) Mengenai "Samadhi Api Tummo Vajravahari", tadi saat melakukan abhiseka "Bhadra Kumbha Prana" dan "Api Tummo" di Cetiya Dapeng, saya pernah menjelaskan pada Anda semua, pada posisi 4 jari di bawah pusar, ada sebuah segitiga. Segitiga itu melambangkan api; bulat dalam lima unsur melambangkan logam, kayu berbentuk persegi panjang; bujursangkar adalah tanah; air berbentuk tak beraturan, air bentuknya macam-macam. Api adalah segitiga. Jadi, kita visualisasi sebuah segitiga pada posisi 4 jari di bawah pusar, lantas, di tengah ada sebelah aksara "AH", tulisannya begini "ㄎ", agak mirip api yang menyala, yakni sebelah dari aksara "AH". Di tengah segitiga, sekali menyalakan api, asalkan Anda merasakan api ini, ini menggunakan visualisasi, dalam aspek visualisasi dikatakan, api yang merah, panas, dan terang ini langsung berubah menjadi "Vajravahari", dari setitik api ini langsung berubah menjadi "Vajravahari", perlahan-lahan membesar, menjadi sebesar tubuh Anda, Anda sendiri pun berubah menjadi "Vajravahari"; saat ini, Anda menjapa mantra "Vajravahari", mengukuhkan diri sendiri, memasuki samadhi, yakni "Samadhi Api Tummo Vajravahari". Alasannya bukan pada kita mengundang "Vajravahari", yakni "Dorje Pagmo". Wujud "Vajravahari" adalah memegang "khatvanga", ada tiga buah tengkorak, melambangkan "loba", "dosa", dan "moha", dirangkaikan dengan tulang seorang manusia. Anda harus bervisualisasi wujud "Vajravahari", satu kaki berdiri, satu kaki diangkat, warna merah, sama seperti api. Setelah Anda bervisualisasi api tummo ini menjadi "Vajravahari" yang sangat halus, buatlah tubuh "Vajravahari" membesar lewat pernapasan penuh Anda, setelah bernapas penuh 10 kali, tiba di cakra reproduksi; setelah bernapas di cakra reproduksi 10 kali, tiba di cakra pusar; setelah bernapas 10 kali di cakra pusar, tiba di cakra hati; setelah bernapas 10 kali, tiba di cakra tenggorokan; setelah bernapas 10 kali, tiba di cakra kening, kemudian "menyentuh", dari semacam "sentuhan", api ini "menyentuh" bodhi putih di cakra kening, yakni cairan candra bodhicitta, biarkan ia menetes, kemudian mundur kembali, mundur ke cakra hati. Cairan candra bodhicitta dan api tummo, menyatu di cakra hati, buka cakra hati, inilah "Samadhi Api Tummo Vajravahari" yang terpenting. Lebih dulu menggunakan metode visualisasi wujud, ubah diri sendiri menjadi "Vajravahari", inilah "Samadhi Api Tummo Vajravahari". Pada dasarnya seperti itu, yakni visualisasi api menjadi "Dorje Pagmo". Bagaimana dengan air? Yakni cairan candra bodhicitta, juga separuh aksara "AH", ini adalah aksara "HAN", aksara "HAN" turun, saling menyatu mengikuti separuh aksara "AH", di atas cakra hati adalah sebuah "AH". Dapat membuka kelima cakra, misalnya buka dulu cakra pusar, buka cakra reproduksi, buka cakra hati, buka cakra kening, buka cakra tenggorokan. Di kelima tempat ini ada Panca Buddha, Panca Buddha juga boleh dikatakan Panca Vajra, Panca Buddha pun berubah menjadi Panca Vajra. Ini adalah sadhana jenis lain. Pertama-tama, Anda harus memohon "Vajravahari" datang membantu Anda, ada sebuah gatha, tertulis di buku, memohon "Vajravahari" membantu api tummo Anda agar dapat segera menyala, yakni menjadikan "Vajravahari" sebagai umpan, supaya api tummo Anda segera menyala, cara ini adalah "Samadhi Api Tummo Vajravahari". (Hadirin tepuk tangan)



Bodhipathapradipah (Pelita Yang Menerangi Jalan Menuju Pencerahan)


Bodhipathapradipah

(Pelita Yang Menerangi Jalan Menuju Pencerahan)

Namo Manjughosa Kumarabhuta!

1. Dengan penuh hormat aku bersujud kepada
Semua Jina dari ketiga masa
Kepada Dharmanya serta Sanghanya
Setelah didesak oleh siswaku yang baik Jang Chub O
Aku akan menulis Pelita Yang Menerangi Jalan Menuju Pencerahan.

2. Memahami bahwa terdapat tiga golongan makhluk
Sebagai yang berkapasitas kecil, sedang dan besar
Untuk menjelaskan ciri-ciri mereka masing-masing
Aku akan menuliskan yang menjadi perbedaannya.

3. Mereka yang dengan berbagai cara ingin memperoleh sekedar kebahagiaan
samsara bagi dirinya sendiri
Dianggap sebagai berkapasitas kecil.

4. Mereka yang berpaling dari kebahagiaan samsara, menolak kejahatan
Dan mengupayakan pembebasannya sendiri
Dikatakan sebagai yang berkapasitas sedang.

5. Mereka yang setelah memahami penderitaannya sendiri
Berkeinginan mengakhiri penderitaan makhluk lain dengan sempurna
Adalah orang dengan kapasitas agung.

6. Bagi makhluk agung ini
Yang menginginkan tercapainya Pencerahan Tertinggi
Aku akan menjelaskan cara sempurna
Yang diajarkan oleh para Guru.

7. Di hadapan lukisan, arca dan sebagainya dari Hyang Buddha yang sempurna
Di hadapan stupa dan kitab suci
Persembahkan bunga, dupa, serta apa saja yang dimiliki
Serta puja tujuh bagian yang terdapat dalam Arya Samantabhadra-pranidhana-raja.

8. Dengan pikiran yang tak akan pernah berpaling (hingga)
tercapainya Pencerahan Sempurna
Dan keyakinan yang kuat pada Hyang Triratna
Dengan berlutut di tanah dan dengan tangan beranjali
Pertama-tama nyatakan berlindung tiga kali.

9. Selanjutnya, setelah membangkitkan belas kasih pada semua makhluk
Pikirkan mereka semua dirundung oleh penderitaan dari kelahiran di ketiga alam rendah,
dari kematian dan sebagainya
Dan dengan kehendak untuk membebaskan makhluk hidup dari penderitaan yang berwujud,
dari penderitaan karena perubahan, dan dari benih penderitaan, bangkitkan kehendak
untuk mencapai Pencerahan dengan janji yang tak tergoyahkan.

10. Kebajikan dari membangkitkan bodhicitta aspirasi
Dijelaskan dengan sempurna oleh Arya Maitreya di dalam Gandavyuha-sutra.

11. Dalam membaca ajaran atau mendengarkan dari seorang Guru
Pelajarilah dengan tekun kebajikan tak terbatas dari bodhicitta yang sempurna
sehingga ia mungkin dapat berada dalam dirimu.
Dengan cara demikian bangkitkan bodhicitta secara berulang kali.

12. Di dalam Suradatapariperccha-sutra kebajikannya dinyatakan dengan jelas.
Aku hanya akan mengutipnya tiga slokha di sini.

13. “Bila ia berwujud dalam bentuk nyata
Kebajikan membangkitkan bodhicitta
Akan sepenuhnya memenuhi antariksa
Dan bahkan melampauinya.”

14. “Bila seseorang memenuhi dengan permata
Alam para Buddha yang sebanyak butiran pasir
Di sungai Gangga dan mempersembahkannya kepada Sang Pelindung Dunia,”
“Dan jika seseorang menangkupkan kedua telapak tangannya kemudian dalam hati memberikan penghormatan pada bodhicitta, persembahan demikian akan jauh lebih utama. Ia tidak akan terbatas.”

15. Setelah membangkitkan bodhicitta aspirasi
Terus menerus berusahalah untuk memperkuatnya
Juga untuk mengingatnya dalam hidup yang akan datang
Jagalah ikrar dengan baik sebagaimana yang diajarkan.

16. Tanpa ikrar bodhicitta hakiki
Kesempurnaan bodhicitta aspirasimu tak akan berkembang.

17. Karena itu, mereka yang ingin memperkuat aspirasinya mencapai Pencerahan
akan dengan mantap berusaha menjalankan ikrar tersebut.

18. Mereka yang telah memiliki salah satu dari ketujuh sila pratimoksha atau
ila seumur hidup lainnya, memiliki dasar yang baik untuk mengambil ikrar bodhisattva.
Kecuali ini tidak ada jalan lain.

19. Dari ketujuh macam sila pratimoksha yang diajarkan oleh Tathagata,
mereka yang menjalankan sila murni kebhiksuan adalah yang tertinggi.

20. Sebagaimana ritual yang dijelaskan di dalam bab sila Bodhisattvabhumi,
ambillah sila dari seorang Guru yang memiliki kualifikasi sempurna.

21. Ia yang trampil dalam upacara pemberian ikrar, yang menjalankan sila,
pantas untuk memberikannya dan berbelas kasih adalah Guru yang qualified.

22. Dalam keadaan di mana engkau telah berusaha untuk menemukan Guru
namun tidak menemukannya, aku akan menjelaskan cara lain untuk mengambil sila.

23. Dalam sutra Manjushri-buddha-ksetralamkara-sutra, dijelaskan bagaimana
di masa lampau saat Arya Manjushri menjadi Raja Ambha membangkitkan bodhicitta.
Sekarang aku akan menjelaskannya dengan jelas sesuai kitab ini.

24. “Di hadapan Sang Pelindung aku membangkitkan bodhicitta
Aku akan memimpin semua makhluk menuju kebahagiaan
Aku akan membebaskan mereka dari lingkaran samsara.”

25. “Sejak saat ini hingga aku mencapai Pencerahan Sempurna
Aku akan menghindari pikiran jahat, kemarahan, kekikiran dan irihati.
Aku akan mejalankan sikap yang baik, menghindari kejahatan serta nafsu.
Dengan antusiasme pada sila, aku akan mengikuti prilaku para Buddha”

26. “Aku tak akan terburu-buru mengusahakan pembebasan bagi
kebahagiaanku sendiri namun demi kebajikan meskipun satu makhluk hidup akan tinggal
hingga samsara berakhir.”

27. “Aku akan mempersiapkan alam murniku nanti, tiada terbatas dan tiada terbayangkan.
Semoga semua makhluk yang berdiam di kesepuluh penjuru menjadi murni
hanya dengan mendengar namaku.”

28. “Aku akan menjaga kemurnian seluruh kegiatan tubuh, ucapan dan pikiranku.
Aku tak akan melakukan kejahatan.”

29. Jika, pada saat menjaga ikrar bodhicitta hakikimu, -sebab bagi pemurnian
tubuh, ucapan dan pikiranmu-, engkau berlatih dengan baik dalam ketiga macam sila,
penghargaanmu pada ketiga sila akan berkembang.

30. Sehingga, dengan berusaha untuk menjaga sila bodhisattva tanpa henti
(yang menghendaki) kemurnian dan Pencerahan Sempurna.
Engkau mencapai penimbunan untuk tercapainya Pencerahan Sempurna.

31. Sebab bagi tercapainya kedua pemupukan kebajikan dan kebijaksanaan
telah dikatakan oleh semua Buddha sebagai mengembangkan abhijnana.

32. Seperti halnya burung dengan sayap tidak direntangkan
tak dapat terbang mengangkasa,
tanpa kekuatan abhijnana engkau tak akan dapat menolong makhluk lain.

33. Kebajikan apapun yang dikumpulkan dalam sehari dan semalam
oleh mereka yang telah menyandang abhijnana
tak dapat disamai bahkan selama seratus kali kehidupan
oleh mereka yang tidak mencapai abhijnana.

34. Mereka yang ingin segera menyempurnakan pengumpulan bagi tercapainya Pencerahan
akan mencapai abhijnana dan hal ini melalui usaha, bukan melalui kemalasan.

35. Tanpa mencapai samatha, abhijnana tak akan muncul.
Karenanya, berusahalah terus menerus untuk mencapai samatha.

36. Bilamana faktor-faktor untuk mencapai samatha merosot,
meskipun engkau telah berusaha keras bermeditasi samatha selama seribu tahun,
ngkau tak akan mencapai samadhi.

37. Karenanya jagalah faktor-faktor tersebut dengan baik sebagaimana
yang telah dijelaskan pada samadhi varga.
Letakkan pikiranmu pada obyek apapun, dalam keadaan baik.

38. Saat engkau mencapai yoga samatha, engkau juga akan mencapai abhijnana.
Tanpa berlatih dalam prajnaparamita, avarana tak akan dapat dimusnahkan.

39. Untuk itu dengan maksud melenyapkan avarana - rintangan
bagi tercapainya kemahatahuan serta klesha -, bermeditasi yogalah terus menerus
pada prajnaparamita, dipadukan dengan upaya.

40. Prajna tanpa upaya sama halnya upaya tanpa prajna
keduanya dikatakan sebagai belenggu. Karena itu jangan abaikan keduanya.

41. Untuk mengatasi keragu-raguan tentang apakah prajna dan upaya,
aku akan menjelaskan perbedaan keduanya dengan jelas.

42. Selain dari prajnaparamita, Sang Tathagata mengajarkan
egala bentuk perbuatan baik sebagai upaya, danaparamita dan sebagainya.

43. Bodhisattva yang melalui perkenalan dengan upaya bermeditasi prajna
menggunakan obyek apapun, akan segera mencapai Pencerahan,
tetapi bukan dengan bermeditasi hanya pada tiadanya aku semata.

44. Pemahaman bahwa skandha-skandha, indria dan ayatana adalah tak terlahirkan,
bahwa ia hampa dari keberadaan yang berdiri sendiri,
adalah apa yang dipandang sebagai prajna.

45. Suatu keberadaan tidak dapat (secara mutlak) diciptakan,
dan (akhirnya) menimbulkan ketidakberadaan seperti bunga di angkasa.
Karena konsekuensi keliru pada masing-masing,
di situ tidak akan dapat ditimbulkan darinya
yang sebenarnya keduanya (yang dihasilkan) dan (tidak di hasilkan) bersamaan.

46. Keberadaan tidak timbul dari dirinya sendiri,
juga bukan dari (keberadaan) yang lain, bukan dari keduanya, tidak juga tanpa sebab.
Oleh sebab itu mereka tidak memiliki kenyataan keberadaan.

47. Selanjutnya, jika segala sesuatu dianalisa sebagai sesuatu yang tunggal atau banyak,
oleh karena mereka tidak kenyataan apapun,
itu akan membuktikan bahwa ia sesungguhnya kosong dari kenyataan keberadaan.

48. Penjelasannya dijumpai dalam karya-karya Arya Nagarjuna
seperti Sunyatasaptati-vidya dan Mulamadhyamaka
menunjukkan bahwa realitas segala benda dinyatakan sebagai sunyata.

49. Karena karya ini akan menjadi sangat panjang,
aku tak akan menguraikan lebih lanjut di sini.
Dengan kutipan-kutipan kitab suci dan penalaran,
aku akan menjelaskan secara singkat paham Prasangika
sebagai sarana meditasi pada tiadanya diri.

50. Segala keberadaan adalah tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.
Meditasi seperti pada tiadanya diri merupakan meditasi prajna.

51. Oleh karena prajna tidak melihat sifat keberadaan atas segala sesuatu,
Dengan menganalisa prajna itu sendiri, bermeditasilah terhadapnya juga tanpa menganggap
keberadaan yang berdiri sendiri.

52. Samsara yang timbul dari pandangan keberadaan yang berdiri sendiri,
adalah kesalahan dalam memandang keberadaan yang berdiri sendiri,
oleh karena itu penghapusan segala anggapan adalah nirvana tertinggi.

53. Lebih lanjut, dalam hal ini Hyang Buddha berkata;
“Anggapan keberadaan segala sesuatu berdiri sendiri adalah mahamoha. Ia menyebabkanmu jatuh ke dalam samudra samsara. Dengan berdiam dalam samadhi yang bebas dari anggapan keberadaan yang berdiri sendiri, engkau secara langsung mencapai sunyata yang bagaikan angkasa.”

54. Beliau juga menyatakan di dalam Nirvikalpa-avatara-dharani.
“Oh Jinaputra, dalam praktek Dharma utama ini,
Jika seseorang bermeditasi tanpa menganggap keberadaan yang berdiri sendiri,
seseorang akan melampaui anggapan keberadaan segala sesuatu yang berdiri sendiri
dan secara bertahap akan sampai pada tercapainya pemahaman sunyata.”

55. Melalui sumber-sumber kitab suci dan penalaran yang demikian,
begitu engkau telah memastikan bahwa segala keberadaan adalah tak terlahirkan
dan tidak memiliki keberadaan yang berdiri sendiri,
bermeditasilah tanpa anggapan sifat keberadaan.

56. Setelah bermeditasi pada sunyata dengan cara ini,
engkau secara bertahap mencapai realisasi usna (hangat) serta lainnya,
engkau akan mencapai bumi pramudhita dan seterusnya,
dan tercapainya Pencerahan Kebuddhaan tidak jauh lagi.

57. Jika dengan melakukan kegiatan disempurnakan dengan kekuatan
mantra, -shanti, vistara dan seterusnya -,
Serta astha mahasiddhi dan seterusnya,
Engkau ingin menyempurnakan pengumpulan bagi tercapainya Pencerahan dengan mahasukha, dan bermaksud mempraktekkan tantra rahasia sebagaimana yang diuraikan dalam kriya, charya dan sebagainya, kemudian, untuk menerima vajracharya abhiseka, engkau harus menyenangkan Gururatna dalam berbagai cara; dengan mempersembahkan pelayanan dengan penuh hormat, benda berharga dan sebagainya, dan mempraktekkan ajarannya.

58. Dalam menyenangkan Guru dan menerima vajracharya abhiseka lengkap,
segala kesalahan dimurnikan, engkau menjadi siswa yang siap untuk mencapai realisasi.

59. Oleh karena sangat dilarang dalam
Paramadibuddho-ddhrta-srikalachakra-namatantra-raja,
mereka yang mempraktekkan brahmacari harus tidak (benar-benar)
mengambil guhya jnana abhiseka.

60. Jika engkau mengambil abhiseka tersebut sementara menjaga tapa samvara,
dalam mengikuti praktek yang terlarang, sila samvara mu akan merosot.

61. Dengan demikian seorang brahmacari akan melakukan pelanggaran berat
dan sudah pasti akan jatuh ke alam rendah, tak akan dapat mencapai realisasi sedikitpun.

62. Namun memberi dan menerima ajaran semua tantra,
melakukan persembahan homa, melakukan suatu puja dan sebagainya,
bukan merupakan kesalahan bagi mereka yang telah menerima vajracharya abhiseka
dan memiliki sepuluh sifat-sifat seorang vajracharya.

63. Aku, Sthavira Sri Dipamkara, setelah memahami upadesha ajaran Dharma
dari desana dan sebagainya, atas permohonan Bodhi Prabha,
telah menjelaskan secara singkat jalan menuju Pencerahan.

Bodhipatapradipah (Pelita Yang Menerangi Jalan Menuju Pencerahan )disusun oleh Mahaguru Dipamkara Shri Jnana telah selesai.
Diterjemahkah dan disusun dalam bahasa Tibet dari bahasa Sansekerta oleh Maha Upadhyaya India (Dipamkara Shri Jnana) dan Penterjemah Agung Geway Lodroe (Nagtso Lotsawa). Disusun di Vihara Tholing daerah Shang-shung.

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Pandita Dharmaduta Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://rigjedma-myblog.blogspot.com/

Manjusri Mantra

Music

MusicPlaylist

Tidak ada komentar:

Posting Komentar